Broken

1.6K 94 0
                                    

Steve memarkirkan motornya di depan rumah yang sudah lama ditinggalinya semenjak kehancuran keluarganya.

Ia memasuki kediamannya tanpa mengetuk pintu yang tak terkunci itu. Kakinya melangkah menuju ruang tengah yang sudah ramai oleh keluarganya.

Ketika ia berhenti di ambang pintu, seluruh keluarganya menatapnya.

"Jo?" wanita paruh baya menghampirinya.

"Mom.." Steve memeluk ibundanya itu.

"Kenapa kau lari Jo?" tanya Feri -pamannya-

"Jo akan menceritakannya nanti. Tapi aku ingin bertanya sesuatu." ujar Steve sambil menatap seluruh keluarganya.

"Dimana letak rumah Jacy family setelah memisahkan diri?" seluruh keluarga Steve menatapnya bingung.

"Terakhir yang kutahu, mereka hanya berjarak 5 blok dari sini." jawab Ric -ayah Steve-.

"Baiklah. Dan aku akan menjelaskannya nanti." Steve kembali melangkahkan kakinya keluar rumah, meninggalkan sejuta tanya di benak keluarganya.

Langkah Steve semakin cepat ketika kemarahannya sudah sampai di ubun ubun.

Ia hanya berjalan kaki dan tak memakan waktu lama untuk sampai ke sebuah rumah sederhana.

Tanpa aba aba, ia langsung mendobrak pintu rumah itu. Amarahnya tak bisa lagi terkontrol.

Orang di dalam rumah itu terkejut kaget ketika melihat wajah penuh dendam Steve.

"S--sedang apa kau disini?" tanya pria paruh baya yang ketakutan.

"Tak usah banyak tanya mengapa aku disini! Sudah sepantasnya kalian tahu! Kau yang menghancurkan keluargaku! Dan anakmu itu telah menculik kekasihku!" teriak Steve di depan ketiga orang itu.

"Jangan asal kau tuduh keluarga kami! Kami tahu kau hanya iri karna kami mengundurkan diri dari nama Forest family!" anak lelaki yang seumuran Mike berbicara.

"Oh ya? Bagaimana jika aku memiliki bukti?" ucap Steve meremehkan.

Keluarga itu bungkam dan saling pandang. "Jacy."

Steve mengernyitkan alisnya.

"Ya, Jacy yang melakukannya." ucap wanita paruh baya yang sedari tadi hanya diam.

"Tapi bukti ini mengarah pada kalian semua. Ini pembunuhan berencana! Kau tak suka karena kakek lebih memilihku dan Mike ketimbang anak anak mu!"

"Oh ya?" suara seseorang mengintrupsi mereka.

Steve yang sudah mengenali suara itu langsung tersenyum remeh. "Kini aku yang akan merencanakan pembunuhan dendam."

"Kau tak akan bisa. Kau pikir, aku lemah? Aku kalah? Tentu tidak. Dengarkan ini." orang itu menyodorkan ponselnya yang sudah tersambung ke lawan bicaranya.

"Steve tolong aku!!! Arghhh..."

Seketika tubuh Steve menegang dan jantungnya seakan berhenti sedetik.

Clara.

Steve menatap orang di hadapannya dengan wajah penuh dendam. Ia menerjang lawannya dengan pukulan tanpa henti.

"Brengsek kau! Lepaskan gadisku!" ujarnya di sela sela pukulannya.

Lawannya hanya terkekeh. "Dia milikku Steve. Kau memang dari dulu adalah perebut. Clara itu milikku. Dia membencimu!"

"Tidak! Clara mencintaiku bodoh!"

"Let we hear her voice again."

"Hiks.. Aku membencimu Steve. Aku benci kau! Kau yang mengikut sertakan aku dalam masalahmu! Aku membencimu." suara Clara terdengar pilu. Terdengar juga isakan disetiap kata yang ia ucapkan.

Love Starts With A MissionOnde as histórias ganham vida. Descobre agora