Terluka [Chapter 6]

379 29 0
                                    

Kamu menatap orang itu tidak percaya “Cha..Chanyeol?

“ahhhh akhirnya cinta pertama gue ketemu juga” Chanyeol memeluk kamu erat dan kamu membalas pelukannya

Chanyeol adalah teman masa kecil kamu, dia pergi keluar negri untuk melanjutkan kuliah. Setiap kali kamu dan Chanyeol jalan pasti Chanyeol selalu bilang kalau kamu itu cinta pertamanya.  

“kamu makin cantik y/n” Chanyeol tersenyum sambil memiringkan kepalanya

Kamu yang sudah hafal dengan sifat sahabat kecil kamu itu hanya tersenyum “kenapa ga ngabarin kalau udah balik? Jahat banget sih” kamu memanyunkan bibir

“ponsel lama aku ilang sayang. Jadi aku ga punya kontak kamu” Chanyeol mencubit pelan pipi kamu “aku denger kamu udah nikah? Hah aku bahkan ga diundang” sekarang gentian Chanyeol yang memanyunkan bibirnya

“maaf ya” kamu mengedipkan mata merayu Chanyeol agar tidak marah

Diujung taman terlihat Sehun yang meremas tangannya tidak suka melihat kamu berbicara dekat dengan pria yang tidak ia kenal. Zii yang menatap Sehun melihat kearah kamu semakin kesal

“bahkan sekarang kamu masih bisa natap dia di depan aku?” Zii melepaskan genggaman Sehun

“maaf Zii tapi sepertinya kita bakal omongin ini besok” Sehun dengan cepat melangkah meninggalkan Zii yang masih marah.

“ehem” Sehun pura-pura batuk mendekati arah kamu yang sedang bersama Chanyeol

Chanyeol yang melihat Sehun mendekat menatap bingung

“Chan ini Sehun suami aku” kamu dengan cepat memperkenalkan Sehun

“Chanyeol, cinta pertama y/n” akunya sama seperti dulu

Sehun yang mendengar pengakuan Chanyeol merasa semakin geram “y/n kita harus pulang” belum sempat pamit Sehun sudah menarik kamu dengan cepat.

Didalam mobil kamu benar-benar takut karena Sehun membawa mobil dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya mobil diparkirkan didepan apartement. Sehun tetap diam tidak berbicara sampai kalian masuk kedalam apartement

“Hun kamu kenapa?” kamu memberanikan diri bertanya “apa Zii” tiba-tiba Sehun mendorong kamu sampai kamu menempel dinding apartement. Sehun dengan kasar langsung mencium bibir kamu tanpa jeda hingga kamu merasa bibir kamu berdarah

“Hun lepas” kamu mencoba mendorong Sehun karena pasokan oksigen mulai menipis tapi Sehun hanya membiarkan kamu sebentar dan langsung mencium kamu lagi. Sehun benar-benar kasar membuat kamu terus merasakan sakit karena perlakuannya.

“aku bilang lepas” kamu mendorong lebih kuat membuat Sehun terjatuh diatas lantai “kamu kenapa sih? Sakit hun” mata kamu terlihat berkaca-kaca. Sehun yang sadar terlalu kasar mencoba mendekat untuk meminta maaf

“maaf y/n” Sehun memeluk kamu “aku, aku cuma ga suka liat kamu sedeket itu sama cowo lain”

Kamu melepas pelukan Sehun dan menatapnya tidak percaya. “maksud kamu?” tanya kamu bingung tapi Sehun tidak menjawabnya. Sehun mendekati wajahnya lagi ke kamu memberikan ciuman lembut tidak sekasar tadi. Tanpa kamu sadar tangan kamu melingkar ke leher Sehun mengikuti permainan ciuman yang Sehun berikan.

Tidak sampai disitu Sehun dengan cepat membawa kamu dalam gendongannya memasuki kamar. Sehun yang ada diatas kamu tidak henti mencium mulai dari bibir, leher yang meninggalkan bekas kemerahan hingga perlahan beralih kedada kamu.

Kamu meremas kuat rambut Sehun menahan desahan yang hampir saja keluar dari mulut kamu. Sehun yang masih serius dengan hati-hati melepaskan semua kancing baju kamu, membuang asal baju kamu kedasar lantai. Saat Sehun akan memulai melakukan sesuatu kamu sedikit menahannya membuat kerutan didahi Sehun “aku belum pernah melakukannya” jawab kamu malu. Sehun tersennyum dan berbisik “aku akan pelan-pelan” lalu melanjutkan melepaskan semua pakaian kamu dan dirinya.

**

Suara ponsel Sehun terus saja berdering membuat kamu terbangun dan langsung melirik jam, sudah pukul sepuluh pagi. Untung saja hari ini hari libur jadi kamu dan Sehun bisa santai bangun jam berapa saja. kamu menatap Sehun yang masih terlelap. menatap matanya, hidungnya dan menatap bibirnya membuat kamu mengingat keindahan semalam yang Sehun berikan. Lagi-lagi ponsel Sehun berdering, kamu bangkit dari tempat tidur untuk melihat ponsel Sehun yang ada di meja kerjanya.

“ZII” tertera dilayar ponsel Sehun membuat senyum kamu tadi berubah

“y/n” kamu terkejut mendengar suara Sehun

“u..udah bangun?” kamu menghampiri Sehun “ada telepon dari tadi” kamu memberikan ponsel Sehun dan langsung keluar dari kamar

Sehun memperhatikan kamu sampai kamu keluar dari kamarnya lalu mengangkat telepon dari Zii

“dari tadi aku teleponin kamu tapi ga diangkat” Sehun merasa kupingnya akan rusak mendengar suara Zii

“tadi aku masih tidur Zii. Ada apa?”

“kamu kan udah janji mau jalan sama aku Hun, liat udah jam berapa? Aku udah rapi dari tadi”

Sehun terkejut saat melihat jam “Astaga, yaudah aku jalan kesana” Sehun mematikan telepon dan langsung lari kekamar mandi

Melihat Sehun yang keluar kamar sudah rapi seperti akan ada acara kencan membuat kamu memanyunkan bibir tanpa berani bertanya

“y/n aku pulang malem, aku ada janji sama Zii” Sehun berkata sambil meninggalkan apartemen

kamu membuang nafas berat, tidak tau kenapa kamu merasakan cemburu mendengar Sehun akan pergi dengan Zii. Kamu merasa semalam tidak ada arti apa-apa untuk Sehun bahkan Sehun tidak membahas dan malah pergi dengan wanita lain.

*

Mobil Sehun berhenti. Terlihat Zii yang menunggunya dengan wajah cemberut

“Zii, maaf” Sehun mengenggam tangan Zii

Zii membuang muka menandakan bahwa dia benar-benar marah “Maaf Zii, semalam aku banyak kerjaan jadi kesiangan” bohong Sehun

Zii menatap Sehun sebentar “jangan ngulangin lagi”

“iya aku janji” Sehun tersenyum sambil membukakan pintu mobil untuk Zii

Setelah beberapa jam Sehun menemani Zii berbelanja, Sehun merasa perutnya butuh masukan dan langsung mengajak Zii makan malam di kafe pinggir jalan.

“kamu mau makan apa” tanya Zii sambil membaca menu

“samain aja sama kamu” jawab Sehun singkat

Sehun memperhatikan orang-orang dari balik kaca kafe sambil menunggu makanan datang. tiba-tiba tatapan Sehun terhenti melihat kamu yang terlihat sedang diganggu dengan beberapa laki-laki. Sehun bangkit dari tempat duduk tapi Zii menahan tangan Sehun.

TerlukaWhere stories live. Discover now