Terluka [Chapter 9]

484 29 0
                                    

“See…sehun” kamu dan Sehun terkejut mendengar suara wanita di depan pintu kamar kamu

Sehun meraih bajunya cepat “Z..Ziii” lalu menghampiri Zii yang masih terkejut melihat kamu dan Sehun.

“kamu jahat Hun, kamu jahat” Zii menangis memukul dada bidang Sehun

“aa.aaku bisa jelasin Zii” Sehun mengenggam tangan Zii tapi Zii menepisnya

“apa? Kamu mau bilang apa setelah aku liat dengan mata aku sendiri kamu sama dia telanjang hah?” Zii menaikan suaranya

Sehun menarik Zii kedalam pelukannya mencoba menenangkan Zii agar tidak menangis.

Melihat Sehun memeluk Zii dari kamar. Kamu membuka lemari dan memakai baju kamu yang ada di lemari Sehun. Kamu keluar kamar melewati Sehun yang sedang memeluk Zii erat.

Tatapan Sehun kearah kamu yang pergi meninggalkan apartement. Sehun ingin menahan kamu tapi Sehun tidak bisa. Sehun benar-benar merasa menjadi cowok berengsek menyakiti dua hati perempuan yang benar-benar mencintainya.

*

Kamu berlari keluar dari apartement dengan mata dan hidung memerah. Menahan tangis karena melihat Sehun yang masih takut melepaskan Zii. “Sehun masih mencintai Zii, Sehun masih mencintai Zii’ ucap kamu sambil berlari dan tangisan kamu terpecahkan.

“aku mau kamu ceraikan dia” Zii menatap Sehun tajam. Sehun belum bisa menjawab apa-apa. Sehun bimbang dengan hatinya, ia mencintai Zii karena Sehun merasa Zii sabar menantinya untuk menceraikan kamu. Tapi disaat Zii meminta Sehun menceraikan kamu hati Sehun merasa berat tidak mau melepaskan kamu karena Sehun sadar telah mencintai kamu juga.

“kalau dalam bulan ini kamu ga ceraikan dia. Biar aku yang pergi” ancam Zii

“beri aku waktu buat buat memikirkan ini Zii” Sehun memeluk Zii lagi “banyak yang harus aku jelaskan nanti ke orang tua aku dan orang tua y/n” Sehun mencoba memberikan alasan agar Zii mengerti.

Beberapa jam berlalu Sehun akhirnya bisa menenangkan Zii dan langsung mengantar Zii pulang, sekarang Sehun duduk lemas di apartement memikirkan semua masalah yang ia hadapi hari ini. Zii benar-benar memaksa Sehun agar cepat menceraikan kamu tapi Sehun tidak bisa. Sehun meremas rambutnya kasar memikirkan betapa egois menginginkan kamu dan juga Zii.

Kamu keluar dari kamar melihat Sehun yang sedang duduk terlihat frustasi.

“kamu udah makan?” kamu mendekati Sehun mencoba mencairkan suasana

Sehun menatap kamu dengan matanya yang terlihat menyimpan kekacauan karena kamu yakin Sehun juga bingung harus memilih siapa diantara kalian. Sehun menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan kamu

Kamu mencoba tersenyum “aku buatin makan malam dulu ya” kamu berjalan menuju dapur. Saat kamu sedang menyiapkan makan malam Sehun datang memeluk kamu dari belakang

“maafin aku y/n” kamu langsung lemas mendengar Sehun meminta maaf. ”Apa Sehun akan meninggalkan aku?” Tanya kamu dalam hati

“aku tau kamu pasti sakit ngeliat aku sama Zii tadi” Sehun melepas pelukannya menatap kearah kamu

Lagi-lagi kamu mencoba untuk tersenyum “gapapa Hun, aku tau kamu mencintai Zii” ucap kamu berat “dan aku pernah bilang ke kamu kalau aku gapapa kamu berhungan dengan Zii, tapi jangan menceraikan aku” mata kamu mulai berkaca-kaca. Sehun langsung memeluk kamu tapi tidak berkata apa-apa.

**

Sudah pukul sebelas malam, kamu masih menahan ngantuk menunggu Sehun pulang. sudah hampir seminggu Sehun tidak pulang. Sehun hanya memberikan kabar ke kamu dari telepon berkata bahwa dia banyak sekali pekerjaan kantor yang membuatnya harus menginap. Kamu yakin itu hanya alasan Sehun karena mungkin Sehun lebih memilih bermalam dengan Zii tapi kamu mencoba membuang semua pikiran buruk agar hati kamu lebih kuat lagi.

TerlukaWhere stories live. Discover now