13

81.1K 5.7K 197
                                    

Taehyung terkekeh.

Tunggu, dia bukan terkekeh mengerikan. Dia tertawa!

Gadis iyu mengangkat kepalanya. "Apa itu membuatmu takut? Kalau begitu panggil aku oppa" ucap Taehyung dengan cengirannya. Perasaan Aera campur aduk. takut dan kesal di saat bersamaan.

"Heol, Im Aera, kau menangis?" Taehyung memiringkan wajahnya mensejajar dengan wajah gadis itu.

Aera tidak kuat, dia menangis sekarang. Taehyung sangat menakutkan tadi.

"Aigoo~ kenapa kau menangis hm?"
"Kau gila? Kau me-mendorongku! Tulang punggungku ingin patah rasanya" jawab gadis itu sesegukan

"Ahh, benarkah? Appo?" Aera mengangguk. Taehyung yang tidak tahan dengan wajah Aera, memeluknya perlahan.

"Mianhae, aku hanya bercanda tadi" ujarnya yang sekarang mengelus punggung Aera lembut.

Bukannya tenang gadis itu malah tambah menangis. Perlahan tangan Aera membalas pelukan Taehyung, dia membenamkan wajahnya di dada Taehyung sambil menangis.

"Maaf?" ulang Taehyung lagi. Aera mengangguk didadanya.

Taehyung ingin tertawa, tertawa keras. Namun dia hanya bisa mengelus rambut gadis itu. Jika dia tertawa, habislah sudah

"tanganmu sakit?" Aera mengangguk. Taehyung mengambil tangan gadis itu yang memeluknya.

Benar saja ada tanda merah disana. "Apa aku separah itu?" tanya Taehyung meniup tangan Aera lembut..

"Aku ada drama besok, dan peranku antagonis. jadi tadi aku berlatih" Aera melepaskan pelukannya "jadi kau memanfaatkan ku?"

Taehyung mengangkat bahunya "mungkin?" gadis itu melotot "jahat sekali!"

Taehyung tertawa. "wajahmu itu sangat mendukung" Aera semakin menatapnya kesal.

"aigo~ kau seperti anak ayam saja" Taehyung menangkup pipi gadis itu. "Ingin ku cium lagi?"

Aera melotot lalu menepis tangan Taehyung. "Jangan berharap!" ucapnya lalu berlari kekamarnya.

Pipinya merah, "ahh pabo! Kenapa tadi aku memeluknya?" gumannya menutup wajahnya malu.

Entah itu perasaan senang, kesal, malu atau semuanya campur aduk. Tapi ia tersenyum merekah.

••.

Aera sedang membawa tumpukan buku ditangannya. Ini kamus-kamus, tadi dia belajar bahasa inggris. Karna tidak bisa menjawab pertannyaan, jadilah Aera disuruh membawa tumpukan kamus-kamus tebal ini ke perpustakaan. Menyebalkan.

"Ingin ku bantu?" tawar Jaebum yang sudah disampingnya.

"tidak usah, tidak apa" jawab Aera sedikit kesusahan melihat lai-laki itu karna terhalang buku.

"wajahmu berkata sebaliknya" balasnya mengambil setengah kamus-kamus dari tangan Aera. "Gomawo.." (terimakasih)

Jaebum tersenyum, "heol, kau berbeda sekali. Saat pertama kali kita bertemu" ujar gadis itu.

"berbeda bagaimana?"
"Ya berbeda, kau sangat pemarah dulu, sadis, psikopat"

"kalau begitu aku akan membunuhmu nanti"

Aera tertawa. Mereka sampai di perpus, gadis itu menaruh buku itu dan mencatat di buku daftar kunjungan.

"Kau menulis apa?" tanya Jaebum yang sudah dibelakang gadis itu. Dia mengintip dari atas kepala Aera.

"Daftar kunjungan"
"Tulis kan aku juga"

"Ini untuk kelas 10, kelas 12 disini" ujarnya menunjuk buku disampingnya Jaebum mengangguk lalu menulis namanya.

"Kau belum pernah kesini?" Jaebum mengangguk "mungkin ini pertama"

"mwo? Jadi selama 3 tahun kau belum pernah kesini?" Jaebum mengangguk lagi. "wae? Wajar bukan?"

"Ck wajar apanya" Aera berjalan menuju ke rak-rak buku. Dia mencari buku music dan menari.

Jam istirahat masih 30 menit lagi, dia tidak tau harus kemana karna Tzuyu hari ini sedang remedial.

Malas kekantin karna akan ada banyak orang yang menatapnya.

"jangan bilang kau tidak bisa bermain apapun?" tanya Jaebum saat melihat rak-rak buku berisi cara-cara bermain music.

Gadis itu mengangguk "jadi selama ini kau tidak bisa bermain music?" Aera mengangguk "wae? Wajar bukan?" jawabnya menyeringai.

"Wajar apanya--"
"kalau kau?"

"aku?" tunjuk Jaebum pada dirinya sendiri. "Kau bisa bermain apa?"

"Aku dibidang menari,"
"bidang?"

Jaebum mengangguk "nanti saa kelas 12 kau akan memilih. kau diharuskan memilih salah satu bidang"

"Bidang apa?"

"ada tiga bidang. Music, menari, bernyanyi. Kau harus memilih salah satu bidang untuk kelulusanmu" tambahnya.

"kalau aku tidak bisa ketiganya?"

"kau tidak akan lulus dari sini, dan menetap disekolah ini sampai kau tua" jawab Jaebum mendorong jidat gadis itu menggunakan telunjuknya.

sekarang Jaebum berjalan kearah buku-buku menari.

"lalu, bagaimana jika aku tidak bisa menari. Tapi aku masuk bidang itu? Apakah disana di ajarkan lagi? Apa hanya ujian-ujian menari?" gadis itu mengekor Jaebum dibelakang.

" ... dan, kau yakin ketiganya untuk kelulusan? Lalu mengapa kita belajar. Hangeul, ipa, inggris, dan lainnya? Apa gunanya itu?"

Jaebum berhenti, lalu berbalik menghadap Aera. Dia menangkup pipi gadis itu, lalu meniup wajahnya. "ya! Im Aera dengar ini--"

" ... ketiga bidang itu hanya untuk nilai kelulusanmu yang utama. dan pelajaran yang kau ucap tadi. Itu untuk pelengkapnya. Kau tidak lupa kan kalau sekolah ini khusus music? Dan itu adalah untuk menilai di bagian mana bakat mu itu, mengerti?" jelas Jaebum panjang lebar lalu mengacak-ngacak rambut Aera.

Jaebum kembali melihat-lihat buku-buku menari didepannya.

"aku tidak bisa ketiganya. lalu bagaimana caraku lulus nantinya huh?"

Jaebum menutup buku yang dibacanya lalu menghadap Aera lagi. "didunia ini pasti seseorang mempunyai bakat. Jadi jangan berfikir kalau kau tidak mempunyai bakat" jawabnya lalu berbalik meneruskan membaca bukunya.

"Jika misalkan bakat ku hanya yaaa seperti memasak, membaca buku, menulis--"
"Ahh rasanya benar-benar ingin kucium kau"

Aera segera menutup mulutnya.

"Meskipun kau tidak bisa apapun. Kau bisa mempelajarinya. Dan kau akan menjadi bisa, mengerti?" balas Jaebum lagi

"dan bagaimana caramu menari?"

"kau ini benar-benar-- Temui aku pulang sekolah nanti dikantin, sudah bel masuk. Sepertinya kau harus masuk kelas"

tbc,

Cherish You Where stories live. Discover now