27

68K 5.1K 205
                                    

"Yora s-sonbae?"

Yora tersenyum, dia menatap Aera, lalu bertepuk tangan 2 kali,

Seketika 3 orang siswa perempuan lainnya muncul, "urus dia .."

••

"ya !"

"YA!"

"YA JEON JUNGKOOK!"

"mwo!? Mwo?!" Jungkook mengusap kelopak matanya, dia beranjak duduk. "dimana Aera?" tanya Taehyung "Aera?" dia berfikir sebentar "ahh, dia sedang ketoilet"

"Sejak kapan?" Jungkook menggaruk kepalanya, nyawa nya belum kembali sepenuhnya. "Entahlah, mungkin sejak kau menyuruhku?"

Mata Taehyung membulat sempurna, dia mengacak rambutnya frustasi "kenapa kau membiarkannya?!"

"bantu aku mencarinya, cepat" ketusnya lalu berlari keluar.

••

AeraPOV

"Mungkin kau bisa mengira aku psycho .." ucap nya menatap ku dalam. Kau memang psycho !

Aku terus mencoba melepaskan tali yang melilit tanganku, jalang ini menyuruh teman-temannya mengikatku di kursi sekolah. tangannya mengelus pipiku, "aku bisa gila karna mereka berdua"

dia terus mengoceh, tangannya mulai memegang rahangku, memutarnya ke kanan dan kiri bergantian "aku mengakuinya kau cantik" dia mengeluarkan smriknya

"tapi kau tidak pantas untuknya, cih" dia membuang wajahku kasar. mataku panas, dia akan mati setelah ini. aku akan mengulitinya dengan tanganku sendiri!

aku menarik nafas panjang, mencoba tenang. "baiklah, jika kau ingin merebutnya. rebut saja dari ku" aku tersenyum " .. jika kau bisa"

dia menatapku terkejut, selanjutnya dia bertepuk tangan "woah, kau meremehkanku?" dia tertawa

"AKH!" aku menjerit, kepalaku berdenyut hebat. Kulit kepalaku seperti ingin mengelupas. wanita didepanku ini benar-benar psikopat, menjambak rambutku kasar hingga kepalaku mengadah.

Aku benar-benar akan membunuhnya nanti!

"kau pikir kau cantik? hah, percaya diri sekali" ketusnya didepan wajahku dia sendiri yang bilang aku cantik semenit lalu, dasar bodoh

Aku berusaha mengeluarkan suara "kau tau apa yang membuat mereka meninggalkanmu?" Dia semakin menatapku

"kau. JALANG"

PLAAKK

dia menamparku keras, pipiku terasa perih. "jangan berani  kau mengatakan itu jika kau sendiri adalah jalang!" emosinya meluap.

Detik selanjutnya dia terlihat sedikit tenang "mari kita lihat .."

Dia berjalan bolak balik didepanku sembari memainkan pisau kecil itu, apa yang akan dia lakukan? "kau sudah bertunangan denganya--"

Bagaimana dia tau?

"Ah ya, kau melupakan fakta bahwa aku adalah adik dari Taeyeon eonni." ucapnya seolah membaca pikiranku

what?! apa aku salah dengar?

"yah benar, Taehyung tau itu. Kau pasti tidak diberitau dengannya kan?" dia tertawa lagi "dan ah ya, jika kau sudah bertunangan dengan Taehyung, lalu rumor bahwa kau berkencan dengan Jaebum itu benar? wanita macam apa kau ini" dia mendecih kearahku

Aku meringis masih merasa perih di pipiku "tau apa kau .." jawabku membalasnya, masih berusaha tenang

Kalian harus tau tanganku gemetar, sejujurnya aku takut. Wanita ini membawa pisau

"apa kau tidak merasa jika melebihi ku?" Lanjut ku lagi "kau berkencan dengan Taehyung, selanjutnya kau berciuman dengan Jaebum dan menjadi kekasihnya, wanita macam apa kau ini"

plak.

dia menamparku lagi, aku mengecap rasa panas di pipiku lagi

dia menatapku dengan mata elangnya, aku balas menatapnya dengan tatapan datar, meskipun begitu, tanganku tetap bergetar. raut wajahku bisa saja terlihat tenang, namun aku benar-benar takut sekarang.

dia terlihat emosi, raut wajahnya memerah

"kau--"

"wae? kau kehabisan kata-katamu sekarang sonbae? Kau bisa belajar dari Tzuyu. Dia melihat artikel itu saat dia sedang berkencan dengan Taehyung. Tapi dia tidak marah denganku, bahkan mem Bully. sepertinya kau harus belajar banyak denganya" ucapku penuh penekanan.

Dia menatap ku sebentar, Lalu tertawa, menggema di seluruh penjuru ruangan. Seolah aku baru saja membuat lelucon

dia tertawa keras, tanganya memegang perutnya. Apa yang lucu dengan omonganku?

"mworagu? Kau bilang apa? hahahaha. ah jinjja lelucon macam apa ini" dia terkekeh "kurasa kau sudah dikhianati oleh sahabatmu sendiri" lanjutnya

"kau tidak tau? atau berpura-pura? Sungguh? kau tidak tau ini?"

apa yang dia bicarakan?

"ya! dengar ini gadis bodoh, aku tidak akan melakukan ini jika sahabatmu itu yang menyuruh. Arra?" dia kembali tertawa.

kenapa dia slalu mengatakan hal-hal yang tidak pernah ku tau?!

seperti dihujani paku, dadaku sesak. Dia pasti berbohong. Tzuyu sahabatku mana mungkin dia seperti itu "kau bohong"

dia tertawa lagi "baiklah baiklah aku berbohong, tapi mungkin kau akan percaya. Dengar ini"

Flashback ON

Siang itu Yora sedang mengobrol oleh teman sekelasnya. dari arah samping Airin, teman sekelasnya menghampirinya memberitahu bahwa ada yang mencarinya diluar kelas

"aku keluar kelas dulu" ucap Yora pada teman-temannya lalu beranjak keluar kelas. Dia mengangkat alis nya saat melihat Tzuyu berada di depan kelasnya

"ada apa?" tanya Yora

Tzuyu menunduk tanganya meremas rok kuningnya "a-ayo kita la-lakukan sesuatu" ucapnya pelan. Yora mengerutkan keningnya "melakukan apa?"

"a-aera .."

Yora tersenyum, dia tau maksud Tzuyu "baiklah, aku akan mengurusnya. Kajja" Yora berbalik, namun tanganya ditahan "ada apa hm?"

"To-tolong jangan bilang padanya .."

Flashback OFF

"kau yakin aku harus belajar darinya?"

mataku memerah, dadaku sesak. Tamparan nya tidak sebanding dengan perasaanku sekarang. Sulit menerima bahwa Tzuyu menusukku dari belakang.

"ya! gadis bodoh--" dia memajukan telunjuknya mendorong dahiku hingga kepalaku terdorong kebelakang

"kau hanya pelampiasan Jaebum, jangan berharap lebih. dia hanya memanfaatkanmu untuk membalas dendamnya pada Taehyung"

"kau tidak tau bahwa Tzuyu dan Jaebum adalah saudara? mereka berkerja sama untuk menjebakmu"

Air mataku tumpah, dia pasti berbohong. Jaebum menyukai Tzuyu, mana mungkin mereka bersaudara?

ya, dia berbohong. "Heol, kau menangis? sungguh?" Sekarang dia mendekatiku "kuperingati--"

"jauhi. Taehyung!"

Srrakk

"YAA!!"

tanpa perasaan dia merobek seragamku. Aku menangis menggelengkan kepalaku. Suaraku serak, terus berteriak padanya. Aku terus menangis hingga dia menamparku berkali-kali dan menjambak rambutku

Kepalaku berat, seluruh pandanganku mulai kebur. Dia terus tertawa diatas penderitaan ku.

Aku benar-benar disiksa, dia terus bermain dengan kepalaku. Aku tidak tau dengan seragam yang kupakai sekarang.

Pandanganku mulai hilang, wajahku penuh keringat dan air mataku. Hingga aku sudah tidak sadarkan diri.

tbc,

Cherish You Where stories live. Discover now