16

75.3K 5.5K 102
                                    

Aera menangis dikamarnya. Matanya sembab, banyak tisu berserakan dilantainya. dia benar-benar tidak habis fikir. Taehyung sungguh berprilaku ganda.

dengan entengnya nya Taehyung berbicara jika ia adalah jalang.

"Oh astaga, rasanya benar-benar, awas kau Taehyung. aku tidak akan memberimu jatah makan lagi" ujarnya kesal mengelap ingusnya dengan tisu.

ia mengambil handphonenya, mencari kontak di situ. dan ketemu.

MOMO

Gadis itu menelfon Momo. hanya 3 panggilan suara dan Momo langsung mengangkatnya.

"yeobseo?" (halo) sapanya langsung, tidak ada jawaban. "ya! kau sudah tidur?" ucapnya lagi. Aera melihat handphonenya, Momo sudah mengangkatnya.

"ya! Momo kau--"

"YA! KAU LUPA DENGANKU SEKARANG? BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MENELFONKU ATAU MENGIRIMKU PESAN SETELAH KAU PINDAH EOH?! oh astaga rasanya aku menjadi patung disekolah itu"

Gadis itu menjauhkannya handphonenya. "aku tidak tuli!" balasnya berteriak. Momo tertawa disebrang "hehe miane, ada apa?"

Aera menghela nafas berat "aku kesal, sungguh-sungguh kesal sekarang"

"ada apa? kau bertengkar lagi dengan eomma mu?"
"ani, lebih parah dari itu"
"lalu ada apa?"

Gadis itu menggaruk rambutnya "sulit jika aku menyeritakan di telfon, bagaimana jika kita bertemu?"

"kau gila? sekarang sudah jam 10 malam!"
"kau yang gila! aku juga tidak ingin keluar rumah sekarang, besok saja setelah aku pulang sekolah, aku tutup telponya"

Aera langsung mematikan telfonya sebelum Momo sempat membalasnya. dia tau pasti Momo sedang kesal dikamarnya.

••

sinar matahari memasuki kamar Taehyung, membuat Taehyung langsung membuka matanya dengan sipit.

dia melihat jam, sudah jam 7

kemana anak itu? biasanya Aera membangunkannya jam 6 dan menyuruhnya mandi meskipun bel sekolah jam 8.

setelah bersiap

Taehyung keluar dengan seragam dan tas yang ia gantung dilengan kirinya. dia langsung turun dan melihat ruang tamu kosong.

dapur dan kamar mandi kosong. apa gadis itu sudah berangkat?

"dia masih marah padaku ternyata" ucap Taehyung pada dirinya sendiri. "bahkan dia tidak menyiapkanku sarapan" ucapnya sedih mengelus perutnya yang kelaparan

••.

Aera lebih memilih tidak kesekolah hari ini, begitu malas rasanya.

Sebetulnya ia sudah lengkap dengan seragam sekolahnya tapi saat setengah perjalanan rasanya dia ingin membolos.

Dan dia berjalan berlawanan arah dengan sekolahnya. Dia menuju rumah eommanya.

"Ahh sudah lama sekali aku tidak mengunjungi eomma" lirihnya lalu menempelkan handphonenya di telinganya.

"Yeobseo, eomma?"

"kau tidak sekolah?" balas eommanya disebrang.

Uh, rasanya gadis itu sangat merindukan suara ini. Suara yang membangunkannya dipagi buta untuk kesekolah. "aku tidak ada pelajaran eomma," bohongnya "apa aku boleh kerumah? bogosipheoyo"

Ia bisa mendengar eomma nya tertawa. "kau seperti anak kecil saja, arraseo, datanglah kesini. apa Taehyung ikut juga?"

Huh, mendengar namanya saja membuat gadis itu sedikit mood. "sepertinya dia sibuk, sebentar lagi dia akan lulus eomma, aku tidak ingin mengganggunya"

"kalau begitu datanglah. izin dulu pada Taehyung, dia tunanganmu"

"Arraseo arraseo, lagi pula dia bukan suamiku eomma, sudah ya aku tutup"

••.

Taehyung berjalan disekitar lorong, dari pagi dia belum melihat Aera. sekarang jam istirahat dan biasanya gadis itu sedang di lokernya.

"Oppa!"

Taehyung menengok, Tzuyu memanggilnya. Gadis itu berlari kearahnya lalu menggandeng tangan Taehyung manja.

Taehyung risih, namun dia diam "wae?" jawabnya

"aku tidak punya teman, ayo kekantin" ajak Tzuyu memohon. Taehyung melihat sekeliling meminta bantuan, namun temannya tidak ada yang lewat.

Taehyung mengangguk lalu mereka berjalan menuju kantin.

Saat Taehyung membuka pintu kantin, semua mata menatap mereka. Taehyung berjalan acuh, sesekali melirik Jaebum yang sedang kesal, mungkin.

"Apa oppa benar-benar bersaudara dengan Aera?"

"uhuk-- Kau pikir apa yang kau katakan huh?" ucap Taehyung batuk. "wae? oppa bukan saudaranya?"

Taehyung diam tidak menanggapinya. "Ah ya, bukan kah kau sering bersama Aera? kemana dia?" tanya Taehyung.

"dia tidak masuk hari ini"
"MWO?!"

••.

"eomma!" Aera berlari memeluk nyonya Im.

Nyonya Im hanya tertawa lalu membalas pelukan anaknya "rasanya lama sekali tidak bertemu dengan anak eomma"

Aera berjalan menuju dapur. Membuka kulkas, mengambil roti lalu melahap nya.

"eonni belum pulang?" tanya Aera yang sekarang sudah disamping nyonya Im yang sedang merajut.

"Belum, beasiswanya masih berlanjut" jawabnya fokus dengan wol nya. Ya, Aera memiliki kakak perempuan, hanya berbeda beberapa tahun dengannya.


Im Yoona, dia mendapat kan beasiswa diparis untuk melanjutkan S2 nya. Uh, Aera sangat rindu padanya.

"apa eonni akan dijodohkan juga?"

Nyonya Im berhenti sejenak menatap Aera sebentar, lalu kembali pada rajutannya. "tidak tau, ia bilang ingin memfokus kan dulu pada sekolah nya"

Aera iri, kenapa hanya dia yang dijodohkan? dan lebih parahnya lagi dia harus dijodohkan dengan Alien. Itu sungguh menyiksa.

••.

"apa kau akan tetap disini?" tanya Momo. Aera mengangguk lalu menunjukan senyum aegyo nya.

"ya! Sekarang sudah jam 11, dan aku ingin tidur"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Apa sekarang kau mengusirku? begitu? pada sahabatmu?" Momo menghela nafas kasar "bukan begitu, bagimana jika tunangan--"

"sudah kubilang jangan membahasnya" gadis itu memang sudah bercerita pada Momo, semuanya. dan jelas sekali jika Momo shock.

Momo mengulurkan tanganya "kalau begitu berikan handphone mu" ujarnya membuat Aera menatapnya tak mengerti.

"untuk apa?"
"berikan saja .."

Aera mengambil handphone nya lalu menyerahkan pada Momo. Momo terlihat sedang mengotak atik hpnya.

"mati?!" teriak Momo menunjukan hp Aera yang berlayar hitam itu. Gadis itu mengangguk polos.

"bagaimana jika tunangan--"
"sudah ku bilang tidak akan, dia tidak peduli lagi denganku" ucapnya memotong ucapan Momo.

Sungguh, Aera sedang tidak mood untuk membicarakan Alien aneh itu. "arraseo, kalo begitu kau tidur saja. Aku ingin mengecasnya di ruang tamu" ujar Momo lalu keluar kamar.

••.

"Yeobseo? nugu-ya?" Ucap laki-laki disebrang telfon dengan nada sedikit panik, mungkin.

"eum, aku Momo, teman Aera. dan sekarang Aera sedang dirumahku"

Setelah berbicara sebentar.

Momo mematikan telfon nya. Dia sengaja melihat kontak Aera dan mencari nama tunangan nya itu.

Tidak terlalu sulit karna Aera menamakan Alien dan berada dipaling atas.

tbc,

Cherish You Where stories live. Discover now