Impetum

45K 3.9K 110
                                    


"Sebaiknya kau jauhi putriku."

Orman Hawthorne berbicara dengan tegas. Matanya syarat akan titah yang tidak boleh dibantah. Julio membalas tatapan sang raja dan mengangguk patuh. Entah laporan apa yang diberikan oleh orang-orang istana pada rajanya itu sehingga dia dipanggil untuk menghadap langsung. Ini terlihat seperti dia yang sengaja mendekati putri raja itu, padahal sebaliknya.

"Kau akan kutugaskan menjaga hutan Dunkelheit. Tinggalah di perbatasan sungai Moria selama satu bulan. Jika kau berhasil dan tidak tergoda untuk memasukinya serta melihat kondisimu saat pulang nanti maka kau akan kuangkat sebagai panglima perang."

"Akan saya laksanakan, Yang Mulia."

Julio Harding undur diri dari hadapan rajanya. Dia kemudian segera menuju kandang kudanya. Luoes, kuda hitam kesayangannya yang telah menemani dia sedari remaja. Kudanya memiliki bulu sehitam arang dan akan berkilau jika terkena sinar matahari. Ototnya kuat dengan tatapan mata yang tajam. Jenis kuda terbaik Akhal Teke yang terkenal dengan kecepatan, ketangkasan, dan kecerdasaannya. Dulu dia mendapatkan kuda itu dari lelang. Dia yakin kuda yang dimilikinya sekarang adalah bekas kuda panglima perang hebat yang telah gugur. Di desanya dulu banyak orang-orang menjual kuda dari hasil perang. Kuda-kuda itu kehilangan pemiliknya yang telah gugur.

"Kudamu ini, aku kenal pemiliknya dulu."

Julio menoleh kepada pria tua yang duduk di jerami sambil mengisap rokok. Dia berjenggot putih dengan topi lebar yang juga dari jerami. Dia bernama Franso Deloire, pengurus kuda kerajaan Mazahs.

"Aku membelinya di lelang dulu."

"Kuda ini dulu dijual di peternakan milik ayahku. Salah satu kuda terbaik yang kami punya. Aku sangat ingat, ayahku membantu induknya melahirkan. Kemudian dia dibeli oleh orang-orang kerajaan Aidemarg. Aku sendiri yang melatihnya saat itu jadi aku sangat tahu jika dia adalah Enohpi, namanya dulu."

Julio mengusap-usap kepala kudanya, kuda itu diam seakan dia senang pemiliknya memanjakan dia dengan sentuhan.

"Aku cukup terkejut saat pertama kali dia datang ke sini lagi dan bisa berjumpa dengannya. Dia kuda jantan yang hebat, kudengar dia dulu dipakai oleh seorang panglima perang."

Pria itu berdiri dan ikut mengusap punggung kuda milik Julio.

"Kau pantas memilikinya. Kulihat kau mempunyai keteguhan hati yang disukai oleh kuda ini."

"Dia sudah lama menjadi temanku." Julio menaiki kudanya. Kuda hitam itu meringkik nyaring. "Aku akan pergi sebentar."

Langkah kuda dengan cepat meninggalkan kandangnya. Julio membawa kudanya keluar istana. Dari depan istana Joanna melihat Julio yang berkuda hingga keluar gerbang. Dia mengernyit heran. "Ke mana dia akan pergi?"

➴➵➶

Di sinilah Julio Harding berada sekarang. Di perbatasan sungai Moria sebelah barat. Hutan Dunkelheit berdiri di depannya dengan keangkuhan yang dia punya. Para ranting seakan membuka diri minta dimasuki oleh Julio dan para dedaunan seakan berbicara 'silakan masuk'. Julio menyisiri sungai dengan kudanya. Mencari tempat yang cukup aman untuk dia tinggali selama sebulan. Mengabaikan semua godaan hutan penggoda laknat.

Julio turun dari kudanya ketika dia menemukan tempat yang cukup teduh. Rindang pohon oak bisa melindunginya dari panas matahari siang. Dia memutuskan untuk membangun tenda kecil di sana. Dia mencari kayu di sekitaran sungai lalu mengikatnya menjadi tenda. Setelah selesai dia duduk di bawah pohon sambil memperhatikan hutan Dunkelheit. Betapa sering dia melakukan hal ini dulu dan seharusnya raja tidak perlu memberikannya ujian ini karena dia tahu dia pasti berhasil, tetapi itu perintah raja dan dia akan menjalankannya meskipun dia tidak tertarik untuk menjadi seorang panglima perang sebagai hadiah.

DUNKELHEIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang