Pagi Itu Pukul 08 : 40 Wib

245 7 0
                                    

~ Kartika Meilani ~

Kriiiiiinngggg...  Bangun bangun bangun..  Yang punya hp bangun dong,  katanya mau bangun jam lima.. 

Kriiiiingggg.....  Bangun bangun bangun..  Yang punya hp bangun dong,  katanya mau bangun jam lima..

Kriiiinnggg...  Bangun bangun..
" emmhhhhh berisik " dengan malas dan masih setengah tidur Mei mematikan alarm yang sedari tadi mengganggu tidurnya,  tapi ya apa boleh buat itulah tugas sebuah alarm,  memastikan bahwa si empunya bangun.

Dengan sangat terpaksa Mei bangun itupun setelah 30 menit mengulur waktu.  Masih dengan langkah sempoyongan Mei menuju kamar mandi kontrakannya.  Di gapainya sikat gigi kemudian berlanjut ke sabun muka dan seterusnya ( nggak usah di ceritain lebih detil ya,  udah pada tahu kan proses mandi,  kecuali kalau kamu emang  nggak pernah mandi hhee )

***

Selangkah demi selangkah Mei menyisiri lorong-lorong kecil menuju ke depan gang , kali ini dia percepat langkahnya bukan karena sudah terlambat tapi karena sepertinya butiran butiran halus sudah terasa menyapa bumi pagi ini. Seperti yang sudah diduga,  hujan turun tepat ketika dia sampai di ujung gang yang membuatnya harus berteduh.

" sial...  Kenapa harus hujan sih,  ini ni yang bikin aku nggak suka sama yang namannya hujan,  mengganggu aktifitas " omelan Mei tentang hujan tercurah dengan lancar,  sama seperti lancarnya air hujan yang turun saat itu.

08 : 30 wib..  Hujan belum juga reda,  ini semakin merusak mood dan sialnya Mei harus tiba di radio pukul 08 : 45 wib karena harus mempersiapkan bahan untuk talkshownya pukul 09 : 00 wib ini.  Suasana semakin mencekam batin Mei ketika waktu sudah berjalan sekita 10 menit dan hujan belum juga reda. 

" apa aku nekad lari aja ya..  Tapi ntar basah semua,  kalau naik angkot nggak akan keburu..  Muter -  muternya itu loh..  Arghh..  "

" bodo ah nekat aja dari pada tel...  "
Tiba -  tiba sebuah payung sudah melindungi Mei dari hujan..

" pakai payung saya aja mbak..  Nggak baik berlari di bawah hujan,  nanti  bisa sakit loh " seorang pria menyodorkan payung dan langsung pergi setelah Mei menerima payungnya. 

Tak hentinya mata Mei memperhatikan langkah pria itu hingga menghilang masuk ke dalam sebuah lorong.

"  tadi siapa ya..  Ini payungnya ntar balikin ke mana? Ahhh Mei kenapa nggak tanya..  "  dengan pertanyaan dan penyesalan yang semakin menumpuk,  Mei melanjutkan perjalanannya menuju Radio karena waktu sudah menunjukkan pukul 08 : 40 wib.

***

KETIKA KAU DAN AKU ✔️Where stories live. Discover now