Titik Jenuh ( 1 )

44 2 0
                                    

" Mei, tumben pagi - pagi udah disini, kan ini bukan jadwal kamu."

" emangnya kenapa, nggak boleh ? "

" ya boleh sih, ya udah deh terserah kamu aja. "

" Jun, kamu pernah ngerasain patah hati nggak ? "

" kenapa tiba-tiba ? "

" jawab aja deh, apa sulitnya sih. "

" kamu mah gitu, sehari aja nggak galak bisa nggak ? " ucap Jun masih dengan kegiatannya mempersiapkan lagu untuk On pagi ini.

" banyak tanya ya, kalau nggak mau jawab ya udah. "

" hem.. Patah hati ya, pernah. "

" pernah, kapan ? "

" belum lama sih. "

" ceritain dong. " Mei mendekati Jun

" kepo banget sih, itu kan privasi, lagian pagi-pagi kenapa bahas patah hati sih ( hening ) kamu lagi patah hati ya ? " Jun melanjutkan omongannya

" apa sih.. " Mei mengelak dan menjauhi Jun

Suasana kembali hening

" aku merasakan patah hati belum lama ini, aku mencintai seseorang yang bahkan tak pernah melihat ke arahku, dia selalu anggap aku anak kecil. " Jun kembali membuka obrolan

" emang kamu masih kecil kok, kan aku udah bilang, kamu aja yang nggak percaya."

Suasana seketika kembali hening

" gimana caranya kamu masih bisa tersenyum ? "

" memangnya aku seperti itu dimata kamu Mei ? "

" ia, kamu itu orang paling ceria yang pernah ku temui. "

" oia.. Syukur deh kalau gitu. Alasan aku nggak pernah kelihatan sedih mungkin sama dengan alasanku selalu tersenyum. " lanjut Jun

" kok bisa ? " Mei kembali mendekati Jun

" alasan aku bersedih karena dia, dan alasan aku tersenyum juga karena dia, tapi dimatanya apa yang kulakukan nggak pernah penting, dia terlalu cuek "

" gitu ya. Kalau dia secuek itu, harusnya kamu nyatakan aja perasaanmu, mungkin dia bukan orang yang peka Jun. "

" boleh begitu ? "

" Ya boleh lah. Emang kenapa bisa jadi nggak boleh, kamu ada-ada aja. "

" gitu ya. "

Suasana kembali menjadi hening, hanya suara alunan instrumen dari komputer radio.

" ini udah mau jam 6, kamu mau On kan, kalau gitu aku keluar ya. " Mei berdiri meninggalkan Jun

Jun hanya memandangi Mei yang sudan berada di depan pintu dari belakang.

Tiba-tiba..

Tanpa permisi Jun memeluk Mei.

" kamu ngapain Jun, lepas! " Spontan Mei melepaskan pelukan Jun

Dengan sekuat tenaga Mei mencoba berontak, tapi pelukan Jun terlalu kuat.

" maaf kalau aku udah buat kamu inget lagi sama kejadian yang nggak ingin kamu ingat, tapi lambat laun kamu akan bisa melupakan cewek itu, aku juga akan berusaha untuk melupakannya, jadi bisa tolong lepaskan aku sekarang, aku nggak mau terjadi apa-apa sama kita, kita sedang dalam keadaan hati yang mudah tergoda oleh hal-hal nggak baik. "

" memangnya kenapa kalau tergoda ? " Jun masih belum melepaskan pelukannya

" aku tahu kamu sekarang sedang melampiaskan kekesalanmu padanya, tapi nggak gini caranya. "

" terus gimana, kamu ini bodoh atau pura-pura bodoh, kamu memang nggak peka ya. "

" maksudnya ? "

" aku patah hati gara - gara kamu, aku suka sama kamu Mei. "pelukan Jun semakin menguat.

" a.. Aku ? "

Jun hanya diam, tapi terasa oleh Mei pelukannya semakin menguat, tubuhnya bergetar dan air mata mengalir menjatuhi bahu Mei.

" aku harus pergi Jun, kamu sudah telat hampir setengah jam, nanti bisa kena pinalty. " Mei kembali mencoba melepaskan pelukan Jun

" begini sebentar lagi, kumohon. "

" maaf Jun, aku nggak bisa. "kali ini dengan berat hati Jun melepaskan Mei.

Dan perlahan Mei menghilang dari hadapan Jun.

***

" Mei pagi-pagi udah di sini aja ? "

" eh Ser, ngerjain laporan tugas lapangan kemarin, ni udah selesai. "

" oh.. Jun udah dateng ? "

" udah, lagi di studio. "

" nggak telat kan dia, soalnya tadi di mobil aku buka radio suara lagu aja, nggak ada suara Jun. "

" ada kok, mungkin pas lagi nggak ngomong. "

" ia kali ya, habisnya kalau lagu yang di play Jun nggak enak aku pindah canel lain hhaa.. "

" aku nganter ini dulu ya. "

" oh.. Ok. "

Beberapa menit kemudian

" kamu nggak pernah belajar dari kesalahan ya, kamu kan udah lama kerja disini, harusnya kamu tahu kesalahan kecil seperti ini. "

Terdengar suara bentakan dari ruangan wakil kepala studio.

" kenapa kamu diam, ini nggak seperti kamu, ulangi lagi bagian yang salah, paham. "

" baik pak. "

Dengan langkah pelan Mei keluar dari ruangan wakil kepala studio.

" Mei kamu nggak apa-apa ? " ucap Serli yang sedari tadi cemas menunggu di depan pintu, Mei hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.

" aku selesaikan ini dulu ya Ser. "

Keesokan harinya

" Ser.. Terima kasih untuk selama ini ya. "

" kenapa tiba-tiba terima kasih sih, emang kamu mau kemana ? "

" aku mau ke ruangan pak kepala dulu ya. " Mei tak menjawab pertanyaan Serli.

" kenapa tiba-tiba ingin mengundurkan diri Mei ? " terdengar samar - samar suara pak kepala studio

" em.. Saya akan pulang kampung ke Bandung pak, jadi saya nggak bisa melanjutkan kontrak disini, maafkan saya. "

" apa Mei mau pindah ? "Serli terlihat kaget

" apa kata mbak barusan ? "

" Jun !!"

***

KETIKA KAU DAN AKU ✔️Where stories live. Discover now