Bandara

41 2 0
                                    


"Mei kamu dimana? " Danu masih dengan handphone di genggamannya.
Hampir satu jam lelaki itu berkutat dengan benda itu,  hingga dia melupakan jam istirahatnya. 

"Danu ada yang mencarimu."  seorang pria mengagetkannya

" siapa ? "

"lupa nanyain namanya hhaaa."  Tanpa rasa bersalah pria itu pergi meninggalkan Danu. 

"dasar. " gerutu Danu.

Dengan langkah malas Danu menyusuri setiap lorong yang menghubungkan dapur dengan ruang tamu restoran cepat saji itu. 

"Indah?" Tanpa sadar Danu menghentikan langkahnya. 

"kenapa harus sekarang." Danu kembali menggerutu didalam hatinya.

"Hai." terlihat wanita itu melambaikan tangannya kearah Danu,  begitupun sebaliknya.

"maaf ya semalem aku pulang duluan." ucap Danu begitu tiba di hadapan Indah.

"nggak apa-apa Nu,  aku ngerti kok. Kalau memang itu urusan kerjaan aku mau bilang apa hhee." Indah tersenyum.

Lama mereka terdiam di ruangan itu. Hanya terdengar suara tv yang memang sengaja dihidupkan sedari awal.

"Danu, ini." Indah menyerahkan sebuah tempat nasi berwarna merah muda.

"aku nggak tahu kamu suka apa, tapi aku bisa jamin ini enak." lanjut Indah sembari membuka kotak nasinya.

Terlihat Nasi goreng dengan potongan telur dan suiran ayam diatasnya. Dengan cekatan Indah menghidangkannya dihadapan Danu.  Sebenarnya Danu sangat tidak berselera makan untuk saat ini, tapi melihat semangat yang ditunjukkan Indah, Danu tak tega untuk menolaknya.

Tringg..  ✉️

"hari ini Mei berangkat ke Bandung dan mungkin nggak bakal balik lagi ke Bengkulu."

Pesan masuk dari Aril yang membuat Danu gugup sekaligus bingung. Ingin sekali dia segera pergi beranjak meninggalkan Indah dan pergi ke bandara secepat mungkin.

Tring.. ✉️

"penerbangan jam 2."

Pesan dari Aril kembali masuk, membuat Danu semakin bingung.

"sepertinya penting, dari siapa?" Indah mengejutkan Danu.

" I..  Ia...  Nenekku sakit" spontan saja kebohongan itu keluar dari mulut Danu.

"benarkah ? Kalau begitu ayo kita jenguk, segera minta izin sama bos kamu." 

"eh. nggak perlu, biar aku jenguk sendiri aja"

"oh begitu. ya sudah, cepatlah minta izin."

"ia." ucap Danu sembari berdiri.

"kamu memang baik Indah, maafkan aku, aku memang pria jahat. " Danu mengutuk dirinya sendiri didalam hati. Sementara Indah fokus membersihkan meja dan bekalnya.

Setelah berhasil mendapatkan izin, Danu langsung menuju bandara Fatmawati Soekarno Putri. Sesampainya disana langsung saja Danu berkeliling dan berlarian seperti orang gila sembari sesekali melirik jam tangannya.

"Mei, kamu dimana?"

Masih dengan posisi mencari tiba-tiba seorang wanita menabraknya dari belakang, sehingga handphone milik Danu terjatuh. Segera di pungutnya handphone itu dan memang benar bahwa takdir terkadang kejam.  Mei melewatinya  tepat sesaat sebelum Danu kembali berdiri.

"ah rusak, sial." Danu kesal.

Dimasukkannya handphone tersebut kedalam sakunya dan kembali menoleh kekanan dan kiri seperti orang linglung.

Dilihatnya kembali arloji yang melingkar di tangannya waktu tepat menunjukkan pukul 14 : 00 wib.

Suara pengumuman keberangkatan pesawat xxx menuju Jakarta berhasil membuat Danu terkejut sekaligus lemas. 

"Danu, kenapa baru datang ?" Aril mengejutkan Danu.

"aku sudah datang dari tadi, hanya aja aku nggak berhasil ketemu sama Mei." terdengar suara Danu sedih.

"dari tadi kamu aku telpon, kenapa nggak di aktifkan handphonenya." kali ini terdengar suara Aril sedikit kesal.

"handphone ku jatuh dan sekarang mati."

"ya ampun, kok bisa ?"

"jadi sekarang gimana ?"

"ya mau gimana lagi, Mei udah  berangkat." ucap Aril santai.

"ayo pulang." Aril melanjutkan omongannya.

Dengan langkah yang berat dan fikiran yang kacau Danu meninggalkan Bandara menuju tempat parkir motor.

"hei jangan melamun." Aril mengejutkan Danu.

" Aku nggak ngelamun." ucap Danu mengelak.

***
Pikiran Danu benar-benar kosong, Danu benar-benar nggak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia merelakan Mei, tapi disisi hatinya yang lain Danu sangat sangat mencintai mantan penyiar Radio itu.

Bayang-bayang wajah Mei saat bertemu dengan Indah selalu saja hinggap di fikirannya.  Beberapa kali Danu mencoba menepis bayangan itu, namun semakin kuat Danu mencoba melupakan semakin nyata Bayangan itu di fikiran Danu. 

Tringg...  📲

"hallo Indah, kenapa ?"

"kamu dimana ?"

"aku masih di jalan mau balik ke kosan, kenapa ndah ?"

" ah nggak, cuma mau tanya gimana keadaan nenekmu, tapi sekarang kamu sedang menyetir,  nanti saja aku telpon lag.."

BRAKKKK, Belum sempat Indah menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara benturan keras di ujung telponnya.

"Ha.. Ha.. Hallo..  Da..  Danu,  Hallo ,  Danu kamu masih disana kan..  Danu..  Hallo..  Hallo..  Danu.. "  masih dengan keadaan cemas

"Danuuuuuuuu......"  kali ini Indah tak dapat menahan air matanya.

***

KETIKA KAU DAN AKU ✔️Where stories live. Discover now