Prolog

4K 324 132
                                    

"Kamu mau jadi pacarku?"

"Hah?!" Aku tercengang mendengar kalimat yang barusan diucapkan Dirga.

Apakah ini mimpi? Lidahku mendadak kelu, tubuhku bahkan terasa sedikit kaku, tidak tahu harus menanggapi perkataannya dengan sikap yang seperti apa. Aku berani bertaruh bahwa sekarang detak jantungku nyaris tiga per dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Hey, kok malah bengong? Wajahmu jelek kalau kayak gitu, Ri." Dirga tertawa puas sembari menyubit pipiku.

"Kamu berharap jawaban apa, Ga?" tanyaku antusias.

"Ya ... jawaban diterima dong! Jadi, gimana? Aku udah latihan berkali-kali, nggak payah 'kan hasilnya? Luna pasti nerima aku 'kan, Ri?"

Luna? Jadi, yang disukai oleh Dirga bukan aku? Melainkan Luna, sahabat kami. Seperti ada petir besar yang menyambar telingaku seketika. Ada nyeri tiba-tiba yang meranggas di dadaku. Sesak; ingin rasanya aku berteriak sekeras yang kubisa, sembari berlari sejauh-jauhnya.

"Iya, Luna pasti mau jadi pacarmu, semangat, ya," jawabku pelan dan tentu saja dengan menyuguhkan senyuman meski hatiku pedih.

Sebisa mungkin aku menahan air mata yang sedari tadi sudah ingin tumpah. Tuhan, sesakit inikah rasanya jatuh cinta kemudian patah hati?

Anugerah Patah Hati [COMPLETE] ✔Where stories live. Discover now