✉ LIMA: Suatu Sore Di Sydney

13.6K 1.2K 102
                                    

Yang sudah punya playlist Sydney Retrouvailles, alangkah baiknya diputar dari sini sebelum mulai membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang sudah punya playlist Sydney Retrouvailles, alangkah baiknya diputar dari sini sebelum mulai membaca. 😊

***

Sydney, 2012

Ada waktu satu jam yang telah disepakati untuk jeda eksibisi. Sejauh ini pengunjung yang datang ke pameran lukisan Keanu belum bisa memuaskan. Lettie malah terlalu dini memperingatkan Kean untuk menyiapkan uang ancang-ancang sebagai tombok. Meski begitu Keanu masih cukup yakin pengunjungnya akan lebih banyak lagi. Pameran direncanakan berlangsung selama lima hari, dan ini masih hari pertama. Empat puluh dua pengunjung dalam kurun setengah hari menurut Keanu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerah. Dan dari jumlah itu sebagian besar tertolong oleh komunitas tuli, pasukannya Bruce.

Gerakan tangannya membuat pintu kafe terbuka. Lokasinya persis di seberang gedung eksibisi. Dia perlu melayani Tn. Tiago dan temannya itu yang membuat awal harinya cukup mengesalkan. Meski sebatas membelikan kopi, ya, mereka hanya di sini untuk satu hari.

“Seperti biasa, tapi kali ini aku pesan lima,” kata Kean pada Marco. Pelayan kafe yang sudah hafal menu andalan Kean.

“Kulihat pamerannya berjalan lancar,” pria itu membetulkan celemeknya. Lalu ia mencatat pesanan pada kertas post it kuning.

Kean mendesah merogoh dompetnya di saku.

“Aku akan mampir ke sana setelah ini. Tergantung kalau kau masih membukanya sampai sore,” kata Marco lagi.

“Sampai pukul tujuh malam, ajak saja pacarmu.”

“Kebetulan dia menyukai seni.”

“Dan kau tidak.”

“Aku akan berusaha memahaminya demi dia, dan untukmu sobat.”

Keanu mengacungkan jempolnya saat seorang gadis mendekati meja pesan. Itu si penumpang gelap, pikir Keanu.

“Espresso, dengan es.” gadis itu memesan.

“Kau memesan kopi untukmu?” tanya Keanu canggung.

“Seperti yang kaulihat.”

Keanu membasahi bibir bawahnya, lalu berbalik ke Marco yang sedang mengambil lima buah cangkir berlogo kafenya. “Kalau begitu empat saja,” Keanu meralat. Mudah memahami itu, Marco lantas mengembalikan satu cangkir ke tempatnya semula. “Pesananmu biar aku yang bayar.”

“Oh,” gadis itu menjawab seolah telah menyadari begitu cepat.  Kean berpikir setidaknya ada sedikit basa-basi penolakan dari gadis itu, tapi tidak ada.

“Ya.”

“Itu tidak merepotkanmu, bukan?” yang seperti ini maksudnya.

“Tidak usah khawatir, penyambutan untuk Tn. Tiago sudah disediakan anggaran.”

Sydney Retrouvailles (Pemenang Wattys 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang