🎨 LIMA BELAS: Sebuah Panggilan

6.4K 571 163
                                    

Hi, Keanu is back!

Vote dulu yah ☺️

Selamat membaca 🛀

Jangan lupa komentarnya 🤗

***

Jakarta, 2016

Keanu masih berusaha mencari cara untuk menyelesaikan persoalan adiknya. Keheranan seputar kehamilan Levi terus saja berdengung di dalam kepala. Bahkan di tengah malam saat itu, ketika dia harus menyelesaikan beberapa rancangan paket merchandise sebuah produk milik kliennya, ada saja hal yang membuatnya tercenung. Sampai sebuah notifikasi pesan Quora dari Gwen Sidney muncul di layar.

Gwen Sidney - Hey, aku ada kabar baik.

Dengan segera Keanu mengetik balasan.

Keanu - Apa pun kabar itu, kuharap kau tidak bercanda. Karena aku sedang tidak dalam cuaca bagus untuk itu.

Kean mengirim pesan balasannya. Tak lama kemudian,

Gwen Sidney - Oh, maaf. Tidak jadi. Nikmati waktumu.

Keanu - Baiklah, aku ada waktu sekarang.

Tak lama kemudian muncul pesan lagi.

Gwen Sidney - Kenapa?

Keanu - Kau dulu. Di mana-mana perempuan minta didahulukan.

Gwen Sidney - Baiklah, Tuan-Yang-Gender-Sekali.
- Omong-omong, boleh aku minta nomormu?
- Kau tahu, Quora bukan aplikasi pesan.
- Maksudku, yeah, kau tahu.

Keanu merasa beruntung ada senyum yang akhirnya muncul di bibirnya.

Keanu - Aku takut kau tiba-tiba meneleponku dengan video aksi striping tanpa pakaian.

Gwen Sidney - Yes, please!
-JK.
- Ayolah, aku bukan teroris.

Keanu - +612445***
- Jangan dijual.

Gwen Sydney - Ponselmu bisa menerima panggilan, kan?

Kean mengernyitkan alis sesaat. Lalu mengetik,

Keanu - Tidak, kalau kau yang meneleponku.

Gwen Sydney - Dan kau keberatan kalau aku meneleponmu?

Keanu - Untuk apa?

Gwen Sydney - Aku sedang tidak betah di Sydney. Please.

Keanu berpikir untuk sesaat. Telepon? Mungkin itu bisa meredam kepelikan yang ada di dalam kepalanya. Tak lama kemudian ponselnya bergetar dan nomor baru sedang berusaha terhubung dalam panggilan. Sempat ragu, namun akhirnya dia mengangkatnya.

Sambungan itu sunyi sementara. Sampai akhirnya sebuah frekuensi suara milik seorang gadis terdengar.

"Hai," sapa Gwen Sydney.

Alis Keanu mengernyit. Kenapa suaranya jauh dari apa yang selama ini dibayangkan? Kenapa seperti suara gadis muda yang jauh dari kata tomboy? Keanu selalu beranggapan bahwa suara Gwen Sydney mungkin akan terdengar seperti milik Ellen. Tebal dan kasar. Tapi suara ini justru terdengar lembut dan tidak percaya diri. Seolah pemiliknya adalah sosok yang justru sangat pendiam dan lembut.

"Hei," jawab Keanu masih terheran.

"Ini aku."

"Waw. Maksudku, hei, oke. Di luar bayanganku."

"Maksudmu?"

"Suaramu. Suaramu berbeda dari apa yang selama ini aku bayangkan."

Gadis itu tersenyum dengan suara. "Aku tahu kau pasti akan terkejut. Maaf."

"Aku memang terkejut. Tapi kau tak perlu meminta maaf. Sungguh."

"Well, um. Aku orang yang selama ini ada di balik nama Gwen Sydney," kata gadis itu lagi. Yang di kejauhan sana sedang mondar-mandir cemas di dekat jendela. Dia juga cukup terkejut mendengar suara sosok di balik nama akun Josh Marine yang seksi.

"Dan aku tebak Gwen Sydney bukan nama aslimu," tebak Keanu.

"Begitu pun Josh Marine bukan nama aslimu, kan?"

Keanu tersenyum masih menerawang pemilik suara itu. "Yep," jawabnya. "Kau bisa menyebutkan nama aslimu sekarang. Kalau kau mau."

"Um, jangan sekarang. Karena ... um, aku ingin menjaga jarak privasi terlebih dahulu dengan orang asing."

Keanu terkekeh. "Permisi? Aku orang asing yang kau mintai nomor teleponnya pertama kali. Baik, aku tidak akan memaksa, Miss Gwen Sydney."

Mereka berdua tertawa.

"Jadi, apa yang akan kau konsultasikan?" tanya Keanu kemudian.

"Konsultasi?"

"Beberapa menit yang lalu seorang gadis di Quora seperti ingin menceritakan sesuatu. Dia bilang, ada kabar baik. Yang entah itu penting untukku mengetahuinya atau tidak."

Gadis itu terkekeh lagi. "Oh my God."

"Ya, kan?"

"Err. Aku tidak tahu apakah aku perlu menceritakannya atau tidak."

"Kecuali kalau sebelumnya kau hanya beralasan agar bisa mendapat nomor teleponku."

Sungguh, pipi gadis itu memanas.

"Oke, oke. Ini tidak seperti itu. Tapi serius, aku juga tidak tahu kenapa aku ingin memberitahumu."

Senyum Keanu yang sedari tadi tertarik akhrinya mulai memantapkan keheranannya akan suara itu dan betapa anggapannya selama ini salah. Ini sungguh tipu muslihat sosial media. Apa yang terlihat di profil dunia maya, entah apa pun itu, sungguh tak bisa dijadikan sebagai patokan nyata. Ya, meski kali ini bisa dikatakan Keanu beruntung. Dia mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari dugaannya sendiri. Terimakasih, Takdir.

"Minggu depan kau akan kembali ke Sydney, kan?" tanya gadis itu.

"Um, sepertinya."

"Kurang lebih kita sepakat untuk bertemu. Dan, dalam waktu dekat itu, aku akan membuka eksibis rancangan busanaku. Itu bukan sepenuhnya aku yang menyelenggarakannya, sih. Kampusku. Event tahunan."

Kenapa suara gadis ini terdengar menarik, bahkan hidung Keanu mengendusnya sebagai aroma manja yang memikat? Suara berwarna merah jambu. Seperti palet warna merah yang ditambahi cat putih lebih banyak.

"Waw. Itu menarik," respons Keanu. "Dan kau ingin aku menghadirinya?"

Demi apa pun gadis itu nyaris tersedak oleh napasnya sendiri. Entah kenapa. "Well, um, ya. Tapi aku belum mengatakannya."

Keanu tersenyum. "Oke. Jadi kau tadi ingin mengatakan itu?"

"Iya, um, maksudku, kalau kau berkenan."

Keanu memutar posisi duduknya pada kursi putar. "Um."

"Seratus persen aku tidak keberatan kalau kau tidak bisa datang."

Keanu terkekeh lagi, "Apa yang harus aku kenakan? Pakaian formal atau santai?"

Gadis itu terkesiap dan menutup mulutnya rapat-rapat. "Demi Tuhan, aku tidak memaksa."

"Aku bisa menolaknya kalau kau tidak benar-benar ingin aku datang."

"Maksudku, kau serius?"

"Kenapa tidak?"

Lengang beberapa saat.

"Baiklah," Kean mendengar suara senang yang ditahan. "Kau tidak perlu berpakaian formal. Cukup jadi dirimu sendiri."

"Cool."

"Thanks."

Lengang kembali datang.

"Oh iya, bukannya kau juga ingin menceritakan sesuatu?" Gadis itu bertanya.

Keanu menghela napas, entah kenapa rasanya seolah diingatkan kembali akan hal yang pelik di sekitarnya.

"Tidak, ini hanya tentang insomnia," jawab Keanu berbohong.

***

See ya next chapter. 🛀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sydney Retrouvailles (Pemenang Wattys 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang