✉ SEBELAS: Bukan Kadal

8.7K 993 151
                                    

Hei, welcome back!

***

✉ SEBELAS: BUKAN KADAL

Jakarta, 2016

Berusaha tidak terlalu memikirkan, selewat petang Kean duduk di kamarnya. Menyelesakan sketsa sederhana untuk satu pesanan desain kemasan sereal dari salah satu perusahaan yang sudah percaya padanya empat tahun terakhir. Entah itu untuk pembuatan kemasan baru atau grafis sederhana untuk promosi. Memang proyek desain itu selalu dilelang, tapi nama Keanu sudah memiliki brand image tersendiri untuk urusan desan. Impaiannya yang malas dia wujudkan tak lain ingin memiliki label desain sendiri. Sebuah wadah untuk menaungi kreator seni digital. Tipikal pekerja keras dalam dirinya dan kecintaannya pada seni membuat Kean selalu haus mengambil lebih banyak kesempatan freelance. Siapa yang tidak betah jika freelance itu berongkos jutaan?

Lalu dia teralihkan oleh ikon Quora di taskbar yang menumpuk puluhan notifikasi. Sepintas dia punya gagasan untuk membuka beberapa pertanyaan yang membahas tentang 'saudari perempuan'. Beberapa orang di luar sana pasti punya pemikiran menarik tentang ini. Dan bagi Keanu meminta pendapat orang lain tak pernah ada salahnya. Terinsprasi dari jawaban orang lan, kenapa tidak?

Keanu: Aku berpikir untuk menanyaimu beberapa hal. Kalau kau sedang online beri aku tanda.

Pesan itu terkirim pada akun bernama Gwen Sydney.

Di ruang tengah televisi yang sudah banyak salurannya sedang menayangkan dokumenter berang-berang laut. Ayahnya memperhatikan bagamana binatang lucu itu memecahkan remis dengan koral yang dipangku di perutnya. Lalu layar berganti menayangkan dua ekor anakan berang-berang yang tertidur di perut induknya yang mengapung.

Gwen: Tepat waktu. Aku baru selesai dengan proyek kampusku. Euh.

Kean: Ada apa dengan 'Euh?

Kean: Hei, aku tidak tahu kau anak kuliahan.

Gwen: Oops.

Gwen: Ya, aku cukup bodoh mau berangkat ke kampus siang ini dan pulang dengan setumpuk proyek. Lupakan, kau mau bertanya apa? Ajukan sesuatu yang sesuai dengan perempuan seusiaku.

Kean: Pfft, aku tidak tahu berapa usiamu. Tapi kutebak kau hanya anak kemarin sore yang cukup pintar berkilah dengan tulisan.

Gwen: Pertanyaan pertama, plis!

Sudut bibir Kean sedikit tertarik ke samping. Seseorang di kejauhan sana rupanya seru kalau dibercandai.

Kean: Berapa usiamu?

Gwen: Astaga, itu pertanyaan pentingnya?

Kean: Aku hanya perlu memastikan kau tepat untuk ditanyai.

Gwen: Kau mengesalkan. Dengar, aku bisa menjawab pertanyaan apa saja.

Kean: Kau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan berapa usaimu.

Gwen: Oh, itu pertanyaan yang berhak untuk tidak kujawab. Pertanyaan pertama, plis. Atau kuabaikan saja.

Kean: Yeah.

Kean: Aku punya adik perempuan. Tapi tidak tahu apa yang benar-benar dia mau.

Gwen: HAHAHAHAHAHA

Kean: Oh, f*ck.

Kean: Harusnya aku tahu kau akan begitu.

Gwen: Aku hanya membayangkan hal konyol apa yang membawamu pada persoalan itu.

Sydney Retrouvailles (Pemenang Wattys 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang