[424] Persona

1.4K 423 56
                                    

PERSONA

Nama gadis itu adalah Yuka Atmadja. Dia pertama kali dibawa oleh pengasuhnya ke klinikku saat berusia 8 tahun, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit satu bulan lamanya karena keracunan cairan pembasmi serangga.

Ya, di usianya yang masih belia, gadis itu mencoba bunuh diri.

Di pertemuan konseling pertama, dia begitu tenang. Terlalu tenang untuk anak usia 8 tahun yang ditinggal berdua dengan orang asing di suatu ruangan-tanpa orang tua, pengasuh, atau minimal orang yang dikenalinya.

Dia diam dan hanya tertarik bermain dengan boneka panda yang tidak lebih besar dari lengannya. Mengabaikan semua usahaku untuk menarik perhatiannya.

Di pertemuan konseling kedua pun sama. Dia masih sibuk bermain dengan boneka panda. Keadaan sekitar tidak pernah mendistraksi apapun yang dia lakukan. Dia fokus dan tenang.

Di pertemuan konseling ketiga, kucoba untuk mengambil boneka pandanya. Kukira dia akan menangis seperti kebanyakan anak kecil lainnya, tapi aku keliru.

Seharusnya aku tahu, gadis ini tidak sama seperti anak kecil di luar sana. Alih-alih tantrum, dia hanya memandangiku tanpa ekspresi, tanpa suara, dan tanpa raut protes sedikitpun.

Hanya itu.

Setelahnya, dia tetap duduk tenang di sofa hingga jam konsultasi selesai. Tanpa boneka pandanya pun, dia masih mengabaikanku.

Lalu di pertemuan konseling keempat, kelima, keenam, ketujuh hanya tinggal pertemuan, tidak membuahkan perkembangan apapun. Dia masih bungkam.

Hingga hari dimana aku mulai putus asa dan tidak berharap apapun lagi dari pertemuan konseling kedelapan, gadis kecil itu berubah.

Bersama pengasuhnya, dia datang dengan pakaian berwarna kuning cerah alih-alih cokelat seperti biasa. Boneka panda hitam-putihnya berganti hello kitty yang berwarna pink ceria.

Namun yang paling mencengangkan dari itu semua adalah... dia tersenyum padaku.

"Halo sayang, sudah makan siang belum?" Aku mengajukan pertanyaan pembukaku setiap bertemu dengannya sejak pertemuan pertama kami.

Aku menyiapkan diri jika dia tidak menjawab lagi seperti biasa, aku sudah memikirkan cara-cara lain untuk memancingnya bica...

"Sudah, Dokter." Gadis kecil itu tersenyum.

Aku terkejut mendengar suaranya. Gadis kecil itu merespon ucapanku. Luar biasa, ini perkembangan!

Aku menoleh ke pengasuhnya yang masih belum keluar dari ruanganku, hendak berbagi kebahagiaan. Tapi begitu aku menangkap raut sedih dari wajah pengasuhnya, aku langsung tahu ini bukan perkembangan.

"Yuka..." panggilku pelan.

Gadis kecil itu menatapku bingung. Matanya mengerjap lucu tapi kemudian dia mengucapkan sesuatu yang sama sekali tidak lucu, "Yuka?"

Aku menelan ludah. Kupandangi pengasuh Yuka yang kini menggeleng putus asa dan seperti ingin menangis.

Aku berjongkok, menyejajarkan tinggiku dengan Yuka lalu tersenyum. "Mau kenalan nggak? Nama Dokter, Yasmin, nama kamu siapa?"

Yuka tersenyum senang. "Nama aku Mimi, Dokter Yasmin."

...

Dan setelah pertemuan kedelapan itu hingga delapan tahun berlalu, aku masih menangani Yuka bersama empat persona lain dalam dirinya.

E N D

424 kata.

BelantaraWhere stories live. Discover now