19/01 || Dari Sebuah Instastory

1.3K 345 99
                                    

Dari Sebuah

Instastory

Saya mengempaskan ponsel ke kasur lalu ikut menjatuhkan tubuh di sebelah ponsel. Mata saya menatap langit-langit kamar lalu pikiran saya mulai melangit.

Sejak setengah jam yang lalu, saya sibuk bermain instagram sambil memakan kudapan buatan ibu.

Saya menyambangi instastory teman satu demi satu hingga semuanya habis tertonton. Ya, saya memang membeli kuota internet hanya untuk menyaksikan aktivitas orang lain di instastory (tidak usah kaget) lalu melarutkan diri dalam pertanyaan racun.

"Kok hidup saya membosankan ya?"

Maksud saya, hei kalian pasti punya teman yang liburan semester ini ke Jepang, lalu semester selanjutnya Korea, atau teman yang tiap minggu mengunggah foto di pantai yang berbeda atau di gunung yang berbeda. Atau mungkin kalian punya teman yang selalu mengunggah foto kebersaman dengan keluarga, sahabat, dan manusia-manusia lain dalam hidupnya.

Saya mengoleksi teman-teman seperti itu dan mengetahui semua kegiatan mereka dari instastory.

Sementara sejauh ini saya mengisi kemerdakaan dari penjajahan tugas-tugas kuliah (baca: liburan) dengan berdiam diri di rumah. Bangun pagi langsung jadi Cinderella (maksud saya babu) lalu siang hari bermain ponsel sambil tiduran, sore harinya bermain ponsel sambil tiduran dan malam harinya bermain ponsel sambil tiduran.

Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya hidup jenis apakah yang kini saya jalani?

Jika teman-teman saya itu tahu bahwa ada seonggok manusia yang menjalani kehidupan membosankan di bumi ini seperti saya, pasti mereka akan bersyukur berkali-kali lipat, bukannya malah mengunggah tulisan hitam berlayar putih di instastory seperti:

Belum puas tawaf keliling Jepang. Andai waktu liburan bisa diperpanjang:(

Berengsek.

Itulah mengapa saya tadi mengempaskan ponsel. Lihatlah manusia-manusia kurang bersyukur itu. Masih untung kalian bisa jalan-jalan, lah saya?!

Di tengah keterdiaman saya yang mengutuk teman-teman dalam hati, ponsel saya berdering.

"Kenapa, Din?" tanya saya pada penelepon, Dinda, teman saya.

"Aku ada gosip, La."

Wah, seru nih, daripada saya sibuk bergibah dalam hati seorang diri, mending bagi-bagi dengan Dinda.

"Gosip apa?"

"Buruk, sih, aku dapat info katanya ortu Marsya cerai."

Saya terdiam sejenak. "Terus?"

"Gara-gara itu kayaknya Marsya stres, terus dia... narkoba."

"Seriusan? Gila. Dapat gosip ini dari mana?"

"Dari temen gengnya, Anita."

"Wahh... gila sih. Padahal aku kadang iri loh sama Marsya, dia kan kemaren ke Jepang ya, instastory-nya sampe titik-titik gitu pas di sana, bodohnya aku nonton semua sambil mendengki. Ternyata... "

BelantaraWhere stories live. Discover now