5. Pacaran yang Goals

61.4K 4.6K 326
                                    

Cinta tak seperti yang mereka pertontonkan di Instagram.

***

ATURAN MEMBACA:

1. Siapkan hati dan sekotak tisu.

2. Komen bagian-bagian yang bikin kamu jleb. Komentar dari kalian adalah dukungan nyata agar buku ini tetap bisa lanjut.

3. Screenshot dan share di Instagram Stories atau media sosial favoritmu! Tag aku di @alvisyhrn

***

Mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna.

Maksudku, lihat saja Instagram mereka.

Gadisnya dulu. Foto terbarunya adalah sebuah foto jarak jauh, dilatari oleh dinding putih bersih. Mereka berdiri berdampingan, tanpa jarak, jemari saling menggenggam, kepala sang gadis bersandar di bahu sang lelaki, memejamkan mata dengan bibir tersenyum tipis, mengenakkan pakaian terbaik. Dan, sang laki-laki melihat kamera, agak kikuk dengan senyum separuh dan tangan kanan yang tampak seperti menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Sekarang, mari kita cek Instagram laki-lakinya. Foto terbarunya adalah gadisnya, hanya gadisnya, tanpa dirinya. Duduk menyamping, berlatarkan langit biru, melihat sesuatu yang jauh, tanpa senyum, tanpa ekspresi, tetapi begitu damai. Dan, di foto ini, seakan sang laki-laki sedang diam-diam mengagumi gadisnya.

Dan, kau ingin memekik di kolom komentar.

Goals banget sih. :(

Kapan punya yang kayak gini.

Kayak gini terus ya. <3

Berbulan-bulan mengikuti mereka di Instagram, aku menggulir postingan lama mereka. Foto-foto romantis yang tak pernah berlebihan, caption-caption yang diambil dari Google dengan kata kunci "love quote tumblr", video-video manis tentang hubungan mereka.

Berbulan-bulan aku menonton keseharian mereka lewat Instagram Story. Boomerang konyol tetapi menggemaskan, kisah-kisah lucu (yang so sweet) dari pasangannya, kutipan-kutipan indah yang menggambarkan kebaikan pasangannya.

Segalanya begitu sempurna dan indah.

Namun, hari ini, segalanya berubah.

Foto-foto romantis telah terhapus. Kutipan-kutipan indah tak berjejak. Mereka tak lagi saling mengikuti di Instagram. Tak ada lagi Instagram Story bersama. Yang ada hanya puisi-puisi sedih, latar hitam, dan foto-foto dengan mata sembap.

Padahal pernah menaruh harapan pada hubungan ini, berharap ada akhir indah di setiap kisah cinta.

Beberapa bulan kemudian, sang gadis bertemu seseorang baru, jatuh cinta dan jadian, memiliki kisah cinta yang lebih seru, foto-foto yang lebih romantis, perjalanan tengah malam yang gila, dan segalanya jadi lebih berwarna.

Dan, kau kembali berharap: Mudah-mudahan, mereka berjodoh, mudah-mudahan, mereka berjodoh. Karena, saat ini, kau berada di posisi yang sama. Kau sedang jatuh cinta dengan seseorang, kau memiliki sebuah hubungan, dan kau pun berharap orang yang kau cintai hari ini menjadi jodohmu di masa depan.

Namun, hidup kembali memutar cerita. Tak sampai setahun, hubungan gadis ini dan pasangan barunya berakhir. Foto-foto kembali terhapus. Kutipan-kutipan cinta lenyap. Tak lagi saling mengikuti di Instagram. Tak ada lagi Instagram Story, selain kutipan-kutipan patah hati yang pilu.

Lagi-lagi, kau kecewa, lelah berharap, karena kau sadar: Ini bukan relationship goals. Ini siklus percintaan yang melelahkan. Penjara yang dibalut atas nama cinta. Bertemu, jatuh cinta, jadian, Instagram yang penuh keromantisan, putus, foto-foto terhapus, saling berhenti mengikuti, lalu bertemu orang baru lagi, jatuh cinta lagi, jadian lagi, Instagram penuh keromantisan lagi, putus lagi, foto-foto terhapus lagi, begitu seterusnya.

Jadi, kau berhenti mengikuti gadis itu. Toh, kau juga tak mengenalnya. Dia hanyalah seseorang yang terkenal di Instagram, dan hubungannya di masa lalu pernah mengembangkan harapmu.

Sekarang tidak lagi.

Cari pasangan-pasangan yang udah nikah aja, biar lebih pasti, nggak sakit hati.

Jadi, kau mulai mengikuti pasangan-pasangan yang telah menikah, menggulir Instagram mereka. Foto-foto mesra bertebaran. Kisah-kisah manis yang tertulis di caption.

Dan, kau belum benar-benar berubah, masih ingin memekik di kolom komentar.

Nah, ini baru goals.

Kapan punya yang kayak gini.

Kayak gini terus ya. <3

Sayangnya, kau hanya lihat indahnya.

Kau tak tahu... perkelahian di balik tirai, keegoisan yang tak terkontrol, rasa lelah untuk bertahan, masalah sepele yang membesar, masalah yang tak kunjung berakhir, catatan dosa di setiap kemesraan yang diumbar, harapan akan pujian-pujian untuk menyenangkan hati mereka yang sebenarnya tak bahagia dalam hubungan ini.

You've seen it wrong all this time. Love doesn't work like a movie.

Bukan, aku bukan ingin melenyapkan anganmu tentang cinta. Kita semua mengharapkan kisah cinta yang indah. Kita semua mengharapkan hubungan yang ketika orang-orang melihatnya, mereka akan berkomentar, "Goals banget, sih!"

Aku hanya ingin kau sedikit lebih realistis.

Bahwa cinta tidak seperti yang mereka pertontonkan di Instagram.

Karena, jujur saja, aku khawatir ketika kau telah menemukan kekasih sejatimu, menikah dan hidup bersama nanti, kau akan menjadikan Instagram sebagai patokan kebahagiaanmu, bergumam dalam hati,

"Kenapa hubunganku nggak bisa kayak gini?"

Kita semua hanya melihat sisi indahnya. Jangan terkecoh. Dan, mari letakkan cinta di tempat yang tepat; karena, selama ini, cinta terlalu diagung-agungkan.

We are better than love.

Dirimu lebih penting dari cinta.[]

***

catatan penulis:

kabar terbaru! seperti yang kalian ketahui, buku ini akan terbit. dan, aku ingin bilang kalau... ada perubahan judul. besok, sabtu, pukul satu siang, insyaallah, aku akan umumkan judulnya di instagram-ku - @alvisyhrn. stay tuned, ya! pada saat yang sama, aku akan mengubah judul dan kaver di wattpad. :)

clue: ada enam kata. coba tebak,

jika

k _ t _  

_ _ _ 

_ _ r _ _ _ 

_ _ t _ _ 

_ _ _ t _

jawabannya... ditunggu besok.

untuk kaver, tanggal terbit, harga, pengumuman PO, ditunggu ya. siapa yang bakal ikutan po? :)

btw, meskipun bukunya udah terbit, di wattpad ini bakal tetap kulanjutkan dulu. tapiii, hanya kurang dari separuh buku, ya. :)

Jika Kita Tak Pernah Jatuh CintaWhere stories live. Discover now