17. Lalu, Bagaimana Mencintai Karena Allah?

27.6K 2.3K 115
                                    

tiga. bab. terakhir.

Di bibir, kau bisa bilang ini karena Allah.

Di lubuk hati terdalam, bisa saja ada niat-niat lain yang tersembunyi.

***

"Lalu, bagaimana cara mencintai karena Allah?" tanyamu usai membaca halaman sebelumnya.

Sesungguhnya, ini pertanyaan yang berat, dan aku bukan ahlinya.

Namun, satu hal yang bisa kukatakan: Mulailah dari amalan harianmu.

Seperti, salatmu; sudahkah kau luruskan niatmu karena Allah? Sudahkah kau prioritaskan urusan akhirat setiap kali berdiri untuk salat? Coba, jujur dengan dirimu sendiri dan jawablah: Apa alasan kau salat? Apakah kau salat karena kau punya suatu keinginan duniawi, seperti cepat dapat jodoh, memiliki banyak uang, dan hal-hal semacamnya? Apakah kau salat karena ada orang-orang di sekitarmu? Akankah salatmu kendor saat kau tak mendapatkan apa yang kau inginkan?

Lalu, sedekahmu; sudahkah kau luruskan niatmu karena Allah? Sudahkah kau prioritaskan urusan akhirat setiap kali bersedekah? Ataukah kau hanya mengharapkan balasan di dunia ini? Akankah kau malas bersedekah jika tak mendapatkan apa yang kau harapkan?

Mulailah dari amalan-amalan harian.

Dan, banyaklah berdoa agar dapat meluruskan niat seluruh amalanmu karena Allah, karena hanya dengan taufik-Nya kita bisa demikian.

Lalu, jika kau seorang Muslim, kunjungi kajian-kajian bertajuk tauhid, yang dibimbing oleh ahli ilmu yang berpegang teguh pada apa yang seharusnya menjadi referensi seorang Muslim, dengan intrepetasi yang merujuk pada generasi-generasi terbaik yang langsung direkomendasikan oleh Nabi (ﷺ) yang mendakwahkan ini, melalui sumber-sumber valid.

Dulu, saat aku belum tahu apa-apa, kupikir ikhlas adalah sesuatu yang sederhana. Namun, hari ini, aku telah belajar satu-dua hal, dan, teman, ikhlas tak sesepele kelihatannya. Perbuatan tidak ikhlas bisa sangat, sangat samar. Di bibir, kau bisa bilang ini karena Allah. Di lubuk hati terdalam, bisa saja ada niat-niat lain yang tersembunyi. Bahkan, pernah kudengar sebuah analogi yang mengungkapkan bahwa ketidakikhlasan lebih samar dari semut hitam dalam kegelapan malam.

Ini bukan sesuatu yang sepele. Ini bukan sesuatu yang mudah. We all are still learning and struggling.

Sekarang, kembali pada pertanyaan awal: Bagaimana cara mencintai karena Allah?

Kita butuh ilmu. Kita butuh belajar tentang keikhlasan karena Allah. Kita butuh tahu tentang tauhid.

And, it's a long, long journey until you die. But it will be worth it, trust me.[]

***

catatan penulis: teman-teman, terima kasih banyak atas antusiasme kalian sama buku ini, ya. belum genap dua bulan, sudah cetak ulang tiga kali! bahkan masuk kategori buku terpopuler di gramedia.com. masyaallah. terima kasih banyak.

kamu; sudah punya belum? apa bab favoritmu?

p.s. maaf, baru semapt update lagi. habis berpergian. balik-balik sakit. sekarang sudah baik-baik saja, alhamdulillah.

oh ya. udah tahu? bukuku berikutnya: setelah sukses, dia... insyallah. judulnya bakal diganti, sih. kalian mau baca, kan? kalau mau, aku nggak sabar kembali ke wattpad! kalau nggak mau..., aku akan tetap nulis di wattpad, hehe. nggak sabar kembali ke wattpad dan membaca komentar-komentar kalian lagi!

- alvi syahrin

Jika Kita Tak Pernah Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang