13. Dia Meminta Foto "Itu"

32.3K 2.8K 210
                                    

catatan penulis: sebentar lagi, kamu bisa menjemput buku ini di Gramedia.
pertengahan-akhir Desember 2018.

*

Jangan. Jangan kirimkan foto itu.

Ini seperti kisah cinta yang mudah ditebak. Begini alurnya:

Episode 1:

Kalian berkenalan di media sosial. Berbincang sederhana, bertukar informasi-informasi kecil. Dan, ternyata, kalian tinggal di pulau yang sama, tetapi terpisah jauh. Dia di barat, kau di timur.

Episode 2:

Bulan-bulan telah berlalu, dan percakapan kalian semakin intens. Tak lagi di Instagram, tak lagi di Messenger. Line sudah jadi tempat nongkrong kalian. Dan, ada satu hal baru: Aku tak tahu apakah kalian sudah saling bertemu; yang kutahu kalian sudah saling merasa. Saling mengirim kode dan sinyal.

Episode 3:

Kalian jadian. Sesederhana itu. Semudah itu. Sebahagia itu.

Episode 4:

Episode penuh keromantisan. Ucapan selamat pagi. Menukar foto baru bangun tidur. Saling mengirim foto untuk kegiatan hari itu. Telepon berjam-jam di siang hari. Video chat sampai tengah malam. Kata-kata seperti aku-kangen, pengen-cepet-ketemu, aku-sayang-banget-sama-kamu mengudara dalam ruang komunikasi. Romantis, membahagiakan, menenangkan.

Episode 5:

Sudah berbulan kalian berhubungan. Dia meminta foto itu.

"Ini buat aku aja, Sayang."

"Bakal langsung aku hapus, kok, Sayang."

"Nggak usah takut, gimana pun bentuk badanmu, aku tetap sayang. Malah makin sayang."

"Masalahnya, kita LDR terus, Sayang. Aku nggak pernah macem-macem di sini. Aku setia sama kamu. Aku maunya sama kamu. Aku janji bakal selamanya sama kamu."

Kau memang cinta, tetapi tak sebodoh itu. Di episode ini, hubungan kalian merenggang. Kata putus nyaris meluncur dari mulutmu.

Episode 6:

Dia datang kembali, memohon maaf, meluluhkan hatimu dengan janji manisnya.

Kau sudah cinta, cinta yang mendalam, maka kau membuka hatimu untuknya.

Kalian kembali.

Episode 7:

Kali ini, dia bermain lebih cantik.

Dia selalu tahu cara menyenangkan hatimu, melemahkan seluruh saraf dalam hatimu, menyebarkan cinta yang berlebihan ke seluruh sudut hatimu.

Membuatmu cinta buta kepadanya.

Dan, saat dia tahu kau sudah sangat sayang padanya, dia mengulang apa yang dia lakukan di episode lima.

Meminta foto itu.

"Tapi, aku takut...," katamu.

Dia berusaha meyakinkanmu, menenangkanmu.

"Ini cuma buat aku. Aku kangen banget sama kamu. Aku sayang kamu. Kamu sayang aku juga, kan?"

Dan, malam itu, di depan cermin, kau memotret dirimu, hanya dengan pakaian dalam.

Episode 8:

Akhir-akhir ini, hatimu melambung.

Dia lebih baik kepadamu.

Dia selalu memujimu. Dia memuji tubuhmu yang tak sempurna. Dia memuji bekas luka yang tak pernah pudar di lenganmu. Dia mencintai setiap sudut pada tubuhmu, dalam dirimu. Dan, dia senantiasa mengungkapkan itu dalam suaranya yang dalam, di tengah malam saat kau kesepian.

Jika Kita Tak Pernah Jatuh CintaWhere stories live. Discover now