Chapter 5 - Friends?

1.3K 29 8
                                    

Chapter 5

Diana bukan seperti cewek SMA lainnya seperti teman-temannya yang lain. Jika mungkin semua teman sebayanya menyukai jam istirahat, Diana adalah orang yang paling membenci jam istirahat. Kenapa? Karena Diana tidak mempunyai teman untuk menghabiskan jam istirahatnya. Kalau menunggu di kelas, tidak ada orang karena semua teman sekelasnya ke kantin. Kalau menghabiskan waktu di kantin, Diana juga tidak ada teman semeja untuk makan bersama. Bisa membayangkan menghabiskan waktu di kantin untuk makan dan SENDIRIAN di satu meja besar? Sebetulnya Diana tidak sepenuhnya sendirian, kantin adalah tempat berkumpul para populer. Dan Vina adalah salah satu dari orang-orang populer tersebut. Pernah suatu kali Diana terlihat sendirian makan di meja kantin kemudian Vina memanggilnya untuk duduk bersamanya dan teman-temannya. Berita buruknya, Diana menjadi ‘obat nyamuk’ di antara kumpulan orang populer tersebut. Sejak itu Diana mati-matian menolak pergi ke kantin kecuali ia benar-benar kelaparan. (kata kunci : kecuali). Dan saat ini tampaknya pengecualiannya harus terjadi. Damn hungry stomach!

“Diana. Kamu kenapa duduk di sudut kantin? Dan.. mmm.. kamu makan seperti orang yang sedang dikejar debt collectors.” tanya Chris yang tiba-tiba muncul di depan Diana yang sedang cepat-cepat menelan makanannya agar bisa segera meninggalkan kantin.

“Kenwapa kamwu ata dwi sini?” (kenapa kamu ada di sini?) tanya Diana dengan mulut penuh dengan makanan.

“Kunyah dulu sana makananmu baru bicara.” Ucap Chris sambil mengambil tempat duduk tepat di depan Diana dan melihat Diana makan dengan nyamannya.

“Kenapa kamu ada di sini?” ulang Diana lagi setelah menelan habis makanan di mulutnya.

“Kenapa menurutmu aku duduk di sudut kantin seperti ini? Tentu saja supaya orang-orang tidak melihatku.” Jawab Chris penuh kontradiksi dengan jawabannya. Tentu saja semua orang sedang menatap ke arah Chris duduk saat ini.

“Terima kasih banyak buat kamu. Sekarang semua mata di kantin mengarah kemari. Hilang sudah harapanku untuk makan dengan tenang dan tidak terperhatikan.” Kata Diana sambil kembali memasukkan sendok dengan gunung makanan ke dalam mulutnya.

“Nanti mereka akan bosan-bosan sendiri.” Jawab Chris sambil menyandarkan kepalanya pada meja kantin dan mengamati wajah Diana yang sedang makan dengan rakusnya.

“Kenyataannya mereka sama sekali tidak bosan dan malah beberapa dari mereka ada yang sedang memandangku dengan tatapan ingin membunuh. Karenamu.” Ujar Diana.

“Yang penting aku tidak bosan di sini.” Kata Chris sambil terus mengamati cara makan Diana.

“Makan sambil diperhatikan itu menjadi tidak nyaman tau.” Ucap Diana dengan wajah annoyed oleh Chris.

“Kamu sekarang sudah bisa makan tanpa cokelat? Biasanya makan kalo gak ada cokelat sebagai makanan penutup, gak mau makan.”

“Ini ada.” Kata Diana sambil mengambil 1 batang cokelat dari saku baju yang dipakainya.

“Padahal aku sudah membelikanmu cokelat. Jadi kecewa.” Kata Chris sambil mengambil cokelat yang ia bawa dari tasnya namun kembali memasukkannya kembali.

“Eh eh!!” Diana merebut cokelat dari tangan Chris. “Barang yang sudah diberikan tidak boleh diminta lagi!” ucap Diana sambil memasukkan cokelat dari Chris ke dalam saku bajunya sementara Chris hanya tersenyum dan memberikan cokelatnya kepada Diana.

“Kebanyakan cewek sangat anti dengan nasi putih dan cokelat untuk diet, tapi kamu malah menyukai cokelat dan makan dengan 2 porsi nasi. Menarik.” Ucap Chris sambil menatap Diana dengan kekaguman?

“Sana pergi makan ke meja Vina. Di sana semua hanya makan salad. Anjingku saja makanannya lebih menarik. Ckckck.” Ucap Diana sambil menatap ke arah teman-teman Vina dengan mata memicing.

“Tidak aku mau di sini saja.” Ucap Chris tersenyum dan kembali memperhatikan wajah Diana. Tiba-tiba handphone Christian berbunyi. “Halo?.. Kenapa?.. Harus sekarang?... Sial! Baiklah aku segera ke sana.” Ujar Chris sambil langsung memutus sambungan teleponnya.

“Kenapa?” tanya Diana penasaran.

“Ah tidak. Managerku yang sesungguhnya datang ke sekolah bilang ingin bicara denganku secepatnya. Dia  bahkan sekarang sudah ada di ruang kepala sekolah.” Ucap Chris terburu-buru.

“Oh.” Jawab Diana singkat sementara Chris sudah meninggalkannya dan pergi ke ruang kepala sekolah. Diana pun melanjutkan makannya. Tak lama datang trio barbie ke meja Diana.

“Hai, Diana!” sapa Stacy ramah yang sempat membuat Diana toleh-toleh.

‘Apa ada Diana lain di sini?’ batin Diana.

“Diana kamu. Memang Diana siapa lagi? Capek deeehh.” Jawab Bella dengan memajukan bibirnya.

‘Apa dia bisa membaca pikiranku atau memang aku yang mengucapkan dengan terlalu keras?’ batin Diana lagi.

“Bella!” kata Stacy dengan suara tinggi denting bell-nya.

“Eh eh maaf Diana. Hehehe.” Ujar Bella meminta maaf dengan ekspresi wajah dipaksakan.

“Emm.. begini Diana.. Kamu mau ikutan hangout bareng sama kita gak pulang sekolah ini?” ajak Stacy yang sukses membuat Diana terperangah.

“Iya, Diana. Ikutan aja sama kita belanja-belanja bersama.” Kali ini giliran Claudia yang angkat bicara.

‘Apa aku salah dengar?’ tanya Diana dalam hatinya.

“Gak. Kamu gak salah dengar Diana! Ayo ya ikut yaaaa. Plissss.” Ucap Stacy memohon-mohon pada Diana dengan puppy dog eyes nya.

“H-hah? Ke-kenapa, Kak k-kok ti-tiba-tiba ajak saya?” tanya Diana dengan terbata-bata.

“Kita pingin nambah temen aja. Ayo ya ikut ya?” tanya Claudia lagi.

‘Nambah teman? Akhirnya aku akan memiliki teman di sekolah ini.’ ucap Diana dalam hatinya.

“Te-tentu saja, Kak. Na-nanti siang kan?”

“Iya! Siap ya nanti siang! Daa Diana!” ucap Stacy sambil diikuti lambaian-lambaian tangan teman-temannya.

Mungkin ini adalah babak baru dalam hidupnya. New friends.

===================================

Hai readers maaf updatenya lama. Tolong bilang ya kalo alur ceritanya sudah mulai membosankan. Saya benar-benar butuh saran dan kritik soalnya hehehe.

Vote dan comment jangan lupa ya! Thanks and Gbu!<3

My Un-Private CelebrityWhere stories live. Discover now