Chapter 7 - Dilemma

1.1K 33 16
                                    

Chapter 7

Diana benar-benar pusing dan tidak tahu harus berbuat apa saat mendengar permintaan Stacy. Tapi bukankah SMA adalah masa yang paling indah? Tentu saja harus dihadapi bersama-sama dengan sahabat-sahabatnya.

“Ya! Semua ini demi persahabatan! Ingat Diana, Chris sudah tidak menyukaimu lagi. Jangan sampai kamu disakiti lagi oleh dia!” ucap Diana menyemangati dirinya sendiri.

Tapi entah kenapa, semakin dia meyakinkan dirinya sendiri, maka semakin ia tidak yakin pula akan keputusannya. Diana tahu. Jika ia bercerita pada Vina, pasti Vina akan memarahinya habis-habisan -mengingat Vina adalah musuh besar Trio Barbie-

“Ini hidupku! Bukan hidup Vina! Aku yang berhak menentukan dengan siapa aku berteman. Bukan Vina.” Kata Diana pada dirinya sendiri lagi. Okay, Diana sudah menjadi sedikit ‘gila’. Dia bahkan bicara pada dirinya sendiri yang seakan punya kepribadian lain. Tanpa dia sadari dia sudah berjalan tanpa menyadari kemana ia berjalan.

“Hei. Melamun aja.” Suara Chris tiba-tiba terdengar dari atas kepala Diana. Diana pun mendongakkan kepalanya dan melihat Chris sedang duduk pada dahan pohon tepat di atasnya.

“Astaga! Mengagetkan aku saja!” Diana memegang dadanya sambil menatap ke arah Chris yang seperti biasa hanya tersenyum dengan smirk-nya.

“Awas! Aku mau turun.” Ucap Chris sambil meloncat dari dahan pohon yang ia duduki dan mendarat di tanah dengan indahnya.

“Oh. Aku mau pulang kok. Tenang saja. Bye.” Jawab Diana sambil berjalan meninggalkan Chris yang langsung menyusul Diana.

“Hei-hei! Kau mau kemana?” tanya Chris sembari menarik tangan Diana.

“Aku kan sudah bilang. Aku mau pulang.” Jawab Diana dengan ketus seperti biasanya.

“Naik?”

“Kaki. Jalan untuk kesehatan.”

“Aku bawa mobil. Ayo kita pulang bersama naik mobilku saja.” Ucap Chris sambil kemabli menarik tangan Diana namun langsung dikebaskan oleh Diana.

“Aku sudah bilang. Aku jalan untuk kesehatan.”

Chris hanya tersenyum mendengar jawaban Diana. “Baiklah. Kalau begitu aku ikut jalan saja.”

Diana pun langsung menoleh ke arah Chris. “Tidak-tidak. Nanti bagaimana dengan mobilmu? Ah salah. Mobil sport mu?” tanya Diana sambil memberi penekanan pada kata ‘sport’.

“Mana yang lebih penting? Kesehatan? Atau mobil?” goda Chris pada Diana yang menatap Chris dengan sebal.

“Ah terserah kamu sajalah.” Jawab Diana tidak peduli sementara Chris jalan di samping Diana sambil bersiul dengan rianya.

Entah kenapa Diana tiba-tiba teringat dengan Stacy. Stacy.... Permintaannya... Permintaannya tentang Chris...

“Melamun lagi. Apa sekarang hobimu melamun?” gurau Chris yang sama sekali tidak digubris oleh Diana yang masih galau tentang apa yang harus dilakukannya. Seakan bisa membaca pikiran Diana, Chris pun bertanya. “Apa yang ingin dikatakan oleh cewek-cewek itu?”

“Cewek-cewek siapa?” tanya Diana yang sudah tahu bahwa yang dimaksudkan oleh Chris adalah Stacy, Bella, dan Claudia.

“Cewek-cewek yang mendekatimu tadi pagi. Aku tahu mereka pasti berniat sesuatu.” Ucap Chris dengan serius.

“Aku tidak tahu apa maksudmu.” Jawab Diana untuk menghindari pertanyaan Chris.

“Apa mereka ingin memanfaatkan kamu untuk dekat denganku?” tanya Chris penuh menyelidik.

‘Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia punya indra keenam? Ah tidak-tidak. Mereka bukan memanfaatkanku. Mereka hanya minta bantuan padaku.’ Batin Diana meyakinkan diri.

“Aku benar kan? Jangan coba-coba berbohong padaku, Diana. Aku selalu bisa membacanya dari matamu yang jujur itu.” Kata Chris sambil menatap kedua mata Diana lekat-lekat.

Diana pun mengambil keputusan. ‘Ya! Aku harus melakukan ini!’

“Chris, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu.” Ucap Diana dengan lancar. Dia sendiri pun sampai kaget. Bagaimana dia bisa bicara dengan selancar itu jika hatinya sedang bergetar?

“Akhirnya.” Jawab Chris dengan sedikit terkejut. Maklum saja, sejak kepulangan Chris, Diana hampir selalu menjauhi Chris. “Tapi aku juga ingin mengatakan sesuatu.”

“Aku akan mengatakannya duluan sebelum aku berubah pikiran.” Ucap Diana sambil terus meneguhkan hatinya yang semakin lama semakin goyah.

“Meskipun aku tahu kamu jarang sekali memulai pembicaraan denganku, tapi saat ini yang ingin aku ucapkan adalah lebih penting. Aku akan mengatakannya duluan.” Jawab Chris dengan keras kepalanya.

“Tidak. Aku akan mengatakannya duluan! Aku punya permintaan padamu. Tolong. Aku mohon pergilah satu kencan saja. Hanya sekali ini saja. Dengan Sta-“

Please be my girlfriend, Diana.” Chris menyela ucapan Diana yang saat ini hanya terpaku mendengar ucapan Chris. Dan entah kenapa hatinya melonjak kegirangan dan detak jantungnya menjadi berkali-kali lebih cepat dari sebelumnya.

====================================

Another surprise! So, apa pendapat kalian? Dan maaf pendek banget part ini tapi saya benar-benar ingin memberikan sesuatu untuk kalian semua. Saya benar-benar sibuk dengan ulangan-ulangan dan ujian menjelang unas :|Sekali lagi maaf......

Have a nice saturday peopleeeeeeeee!! God bless you!<3

My Un-Private CelebrityDonde viven las historias. Descúbrelo ahora