Turn

114 27 4
                                    

Aku memasang kepalaku, tetapi aku jengkel karena pusing lebih parah dari baling-baling bambu.

Aku baru saja terperangkap antara surga dan neraka; Sang meninggalkanku karena aku memurkainya. Semula aku anggap sebagai akhir kekacauan hubunganku dengan dia.

Kacau. Parah. Itu yang kualami. Aku setengah dewa amor merinduinya, aku meritus kelaminku hingga birahiku muncrat ke mana-mana. Aku tak kuat menahan sakit.

|| Kau cium aku kemudian kau campakkan aku ke bakaran savana, kau pikir aku domba sesat yang mangkir dari firman?

| Kau pendosa dari surga beserta kotak pandora dalam kepala.

|| Tidak kau sebut saja aku Medusa, yang jika tak kau perkosa akan menjadi ular yang melilit kelaminmu hingga tanpa rangka?
.
Cukup. Aku tak mampu mengambil bening sungai untuk mengkopi bayangan yang kian tampak pucat. Sang, aku membutuhkanmu.

Dengan cekatan kulempar bintang Sirius dengan cincin tunanganku, dan hujan cahaya tiba saja berjatuhan, aku pingsan juga tidur sembari mengapung-apung. Kelinci percobaan dari dataran siluman ke nun jauh melompat-lompati pesan.

Densang TojΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα