Peace

43 10 2
                                    

Naga itu mati, tergeletak, setelah beberapa detik Toj sampai di istana khayalan Sang. Entah sebab apa, pokoknya Naga itu mati.

|Yasalam...Sang.
||Yasayang...
Sang menghambur kepelukan sang dan akar-akar yang dia ciptakan melilit mereka berdua, sangat kencang, bahkan menyesakkan dada.

Bertubi-tubing Sang mengecup dan mengulum bibir Toj. Setiap kali ada jeda untuk bernapas, bunga-bunga Bougenvil berwarna merah jambu jatuh dan melayang udar, aroma kuat, wangi.

|Kau pasti sudah tak sabar mendapat jatahmu kan?.

Toj menurunkan celananya. Di langit buah jambu biji sedang ranum-ranumnya. Cokotlah, makan, bulat-bulat.

Bintang-bintang bunting tanpa malu berkejaran dan bermain petak umpet atau saling menggelitik, tak ada rasa canggung untuk cekikikan.

Burung-burung hantu terbang melintasi pekuburan hati, dan berbisik ke setiap liang:

Sepasang insan sedang kawin kepala, ayo kita patuk apa saja asal jangan rahasia kita.

Rambut Sang kusut, tapi pikirannya mengalir deras ke mana saja, hatinya teduh tiada dua. Percintaan yang beberapa detik berlalu sejak 3 jam yang lalu cukup membuatnya bisa berbicara kepada dunia.

||Kekasihku sebuas serigala, mencabik-cabik hasratku segila-gila, ini bukan pengakuan bodoh dalam perangkap tempurung.

| I Love U my baby...
Toj tertawa sambil giginya ia lemparkan ke langit, tapi gigi itu malah sepersekian detik berjejer rapi dalam mulut.

| Bisakah kita berdamai sepanjang usia?

☆☆☆

Kemumu dalam semak, tegak tegang seperti telah dipupuk oleh obat kuat.

Ular-ular penggoda dari surga melingkar manja pada batangnya, sambil berdesis.

Densang TojWhere stories live. Discover now