Shadows

98 16 20
                                    

Toj POV

Mataku pisau asah di tumpul bayang-bayang, kelam mengelilingku serupa kelambu siluman.

Aku tahu, hidupku tidak pernah bahagia tanpamu, karena pikiranku tentangmu selalu mengganggu, dari minggu ke minggu.

Sang, kau tahu, aku sangat mencintaimu. Kau tahu arti sangat? Tak ada yang lebih kuat daripada kata itu.

Kadang-kadang aku kasihan padamu, aku semena-mena tapi tetap saja kau mencoba mengerti aku. Kadang aku bertanya, apakah dia begitu sayangnya padaku hingga saat aku bersikap terlalu masih saja ia memberiku ucapan-ucapan rindu.

Kadang-kadang aku memukul dadaku dan tak lama setelahnya kutumpahkam air mata, begitu saja. Tak pernah kutahu itu pertanda marah atau sesal pada diriku yang tak mengerti dan peduli pada kekasihku.
.
|| Den, kau di situ?

| Tidak, aku di hatimu.

|| Kau tak marah lagi padaku?

| Untuk apa marah jika akhirnya hanya kau yang mampu menerima?

| Menerima apa?

|| Cinta, pahit, dan rahasia sakitnya.

| Bagiku, cinta kita manis, terbuka dan bebas sehat juga sentosa.

|| Kau yakin?

Tak ada jawaban, tiba-tiba aku terjaga dan bayang-bayang pendek yang mengaku Maghrib 19.30 tertawa mengejekku.

Aku pegangi kepalaku yang pusing dan memberat.

Apa aku mimpi? Kenapa terasa nyata? Apa Sang sedang membutuhkan bantuanku? Bagaimana kalau ia sedang dalam bahaya? Bagaimana jika karena kecewa dia ke hutan serigala dan menyerahkan tubuhnya begitu saja?

Kuraih ponsel dan kuesemes dia.

|| Halo sayang!

| Ha.m.ha lo? Kamu tidak marah lagi padaku?

|| Marah kenapa?

| Karena sudah lama tidak aku beri jatah.

|| Ayank...a...a mau...

| Ah, lebay.

Tiba-tiba kupu-kupu menghinggap di jendela kaca, dan aku sadar aku tak sepenuhnya sadar.

Aku harus minum akar jingga dan meneteskannya sedikit selagi hangat ke kelaminku. Obat kuat dan angin pengganggu.

Tok! Tok! Tok!

|Buka saja pintunya.

Tiba-tiba begitu saja seekor ular naga menyembur-nyemburkan api panas membara.

| Naga, antar aku ke rumah Sang.

Naga itu menggeliat lima kali, berputar dan perlahan sisiknya hilang dan entah dari mana seorang perempuan berleher licin menjulur-julurkan lidahnya.

| Aku gamang.

Burung-burung karnivora, mengupas tubuh biri-biri dan memakannya.

Densang TojWhere stories live. Discover now