PROLOG

336 14 0
                                    


Pagi-pagi jam setengah enam aku sudah sampai di sekolah. Udara segar pagi hari beraroma embun masih memenuhi lingkungan sekolah. Petugas kebersihan sekolah pun sudah aktif memulai pekerjaannya.

Aku terus melangkah menuju kelasku, melewati ruang-ruang yang masih sepi. Melewati lapangan utama yang juga masih sepi, hanya ada suara pantulan bola basket dan seseorang berbaju merah. Seseorang yang menjadi alasan ku datang lebih pagi.

Aku sampai di kelasku, 12 IPA 1. Belum ada orang. Aku masuk menaruh tasku dan mengambil bekal sarapan dari mama lalu keluar lagi.

Aku duduk di depan kelasku, dipinggir lapangan utama, di sebuah kursi panjang berkeramik putih. Duduk menghabiskan sekotak bekal berisi nasi goreng buatan mama, selagi dia masih disana.

Namanya Devan, Devan Ardyan Fahrenza. Dia dulunya kapten basket di sekolahku, SMA CIKAL BANGSA. Tapi dia sudah lulus dua tahun lalu. Entah kenapa dia masih aktif melatih junior-juniornya sampai dua tahun terakhir ini.

Itulah yang hampir tiap pagi dia lakukan, berlatih sambil menunggu anggotanya.

Matanya yang awalnya focus ke bola dan ring, kini tiba-tiba saja teralihkan. Dugaanku benar, Dhila sudah datang.

Namanya Dhila, Laurita Fadhilla. Dia anak kelas 12 IPA 2, tetangga kelasku. Sudah sejak dua tahun yang lalu kak Devan menyukainya, tapi entahlah bagaimana dengan dia, aku tak tau.

Aku beranjak berdiri, menutup kotak bekalku yang sudah habis setengah. Sarapan pagi ini sudah cukup, pun aku sudah puas memperhatikan kak Devan, yang menjadi alasanku datang lebih awal.


________________________________________________________________________________

haii gaess ini cerita pertama aku, udah lama pengen aku post di wp terutama tapi yaa.. gitu, takut ga ada yang baca, buat yang udah baca makasih loh yaaa udah mau baca. jangan lupa vote yaakk. Author bakal senang banget lohh. dahhh sampai jumpa di part berikutnya :)))

( j.h )

DEVAN-DARAWhere stories live. Discover now