PART 03

112 6 3
                                    


Ketika masih kelas sebelas Aufa pernah akrab dengan kak Devan. Kak Devan pernah curhat tentang seorang yang disukainya ke Aufa yang tak lain adalah teman sekelasnya semasa SMA. Tapi baru-baru ini teman yang kak Devan sukai sudah menikah dengan orang lain.

Aufa lah yang menceritakan padaku sebagian tentang kak Devan, tentang bagaimana setianya kak Devan untuk menunggu orang yang disukainya. Tentang bagaimana sikap teman kak Devan menolak kak Devan, dan yang lainnya. Tapi sayang keakraban kak Devan dengan Aufa telah berakhir. Jadinya aku tak bisa lagi mendapat informasi lebih tentang kak Devan.

Gossip tentang perasaanku ke kak Devan semakin meluas, awalnya hanya Aufa dan abangnya, Arka yang mengetahui soal perasaanku. Tapi karna mulut ember Arka dan kesalahanku menjadikan foto kak Devan sebagai instastory-ku dan dilihat temannya, tentang aku suka kak Devan semakin meluas sampai sesekolahan tau tentang itu.

Awal kenaikan kelas 12, saat kegiatan Persami, aku sekelompok dengan Bella, anak kelas 12 IPA 2, teman sekelas Dhila, orang yang sedang akrab dengan kak Devan bahkan sampai sekarang di semester dua ini.

Saat itu, tiba-tiba Bella datang mendekatiku dan bertanya tentang perasaanku ke kak Devan. Dan tanpa ku mintai, dia bercerita bahwa kak Devan sedang suka dengan seseorang dikelasnya. Awalnya dia tidak mau mengatakan padaku tentang siapa yang disukai kak Devan, tapi aku terus memaksa.

Sampai akhirnya aku tau bahwa kak Devan suka sama Dhila, bukan aku.

Semenjak mengetahui itu aku berusaha untuk melupakan perasaanku ke kak Devan. Karna tak ada lagi alasan perasaanku muncul. Hati kak Devan sudah ada yang mengisi, dan bukan aku yang mengisinya.

Tapi semakin aku mencoba melupakan rasa itu, semakin besar rasa itu muncul.

###

Sepulang sekolah aku mampir dirumah Aufa. Tujuannya hanya satu, hanya untuk melanjutkan ceritaku yang terpotong oleh bel sialan.

"ooo, jadi kak devan sukanya sama anak kelas sebelah tohh" ucapnya menanggapi ceritaku

"yah, begitu.." jawabku

Kreek, suara pintu kamar Aufa dibuka. Siapa lagi kalo bukan Arka.

"waalaikum salam" ucapku ke Arka menyindirnya karna masuk tanpa salam dan permisi. Untung saja kerudungku masih rapih dan posisiku juga aman, duduk bersila di tepi ranjang Aufa sambil memeluk guling. Coba kalo tidak, meski akrab tetap saja Arka bisa mikir yang aneh-aneh tentang aku. Secara Arka cowok normal yang senang sama janda satu anak, Mbak Wati.

"hehe, assalamualaikum gengs" ucapnya sambil nyengir. "eh, kalian udah selesai belom tugas fisika kemaren? besok dikumpul loh." Ucapnya yang duduk di kursi yang ada didepanku

Spontan Aufa memukul kepala Arka menggunakan guling yang tadi ku peluk

"aduh! Lo kenapa sih dek, ini nih yang bikin gue ga bisa rukun sama lo!" ucapnya sambil ngusap kepalanya. "untung aja adek gue lo, udah mahrom. Coba aja kalo Dara yang mukul, langsung gue mahromin!" ucapnya lagi

"yaudah coba aja mahromin nih sekarang!" ucapku kesal sambil memukul Arka pake guling yang tadi.

"gue mahromin nih lo sekarang!" ucap Arka yang langsung berdiri dari duduknya mendekatiku

"paan sih bang! Udah sono keluar!" usir Aufa sambil mendorong Arka sampai ke depan pintu

"kalo lo kak Devan, ikhlas kok gue kalo di mahromin lo sekarang" teriakku sebelum Aufa menutupkan Arka pintu.

"Ra, lo ga ada cerita lagi apa? Yaa.. tentang lo dengan kak Devan." Tanya Aufa

"kalo cerita tentang gue sama kak Devan ga ada tapi kalo cerita gue yang ada hubungannya tentang kak Devan banyak" jawabku

"lo cerita lagi gih, bosen gue" pinta Aufa

Aku pun kembali mengingat-ngingat sesuatu yang berhubungan dengan kak Devan yang bisa ku ceritakan ke Aufa. Aku memperbaiki posisi dudukku, menatap lurus kedepan, mengingat detail kejadian yang akan aku ceritakan.

______________________________________________________________________________

hai man teman, alhamdulillah masih bisa update. mungkin selanjutnya agak lama updatenya. yaaa.. maklum, cerita masih on process.. sabar yakk.. jangan lupa bagi votenya yakk.. comment juga.. sapa tau ada masukan gituu.. dahhh

( j.h )

DEVAN-DARAWhere stories live. Discover now