PART 01

195 5 0
                                    

"acciahh, si Dara dah datang!" ucap Arka yang baru masuk kelas

"iyyalah dah datang, kan mampir dulu ngeliat keindahan dunia" ucap Aufa yang berjalan di belakang Arka

"oiyya deng, lupa gue, Dara kan si makhluk bucin, tiati lo lupa daratan!" ucap Arka sambil melewatiku dan duduk di bangku belakangku

"apaan sih, gini nih akibat ga pernah ngerasain jatuh cinta, makanya ngomong asal-asalan!" ucapku ke Aufa sambil menunjuk Arka yang masih duduk dibelakangku

"yeee!! Gue pernah kali jatuh cinta, tapi gue mah ogah jadi budak cinta! Datang pagi-pagi demi melihat 'keindahan dunia' apaan coba?" balas Arka sambil berdiri.

"dih pernah jatuh cinta katanya fa, iyya jatuh cinta, jatuh cinta sama mbak Wati biar dapat makan gratis!" nyinyir ku

"aduuhh, kalian ini, kapan sih kalian ga berantem. Daripada kalian adu bacot ga jelas, mending kita ke mbak Wati dah, gue laper nih belom sarapan" lerai Aufa

"nah, itu tuh, mending ke mba Wati! Mbak Wati tunggu dek Arka, I'm coming.." ucap Arka mendahuluiku dan Aufa.

Aku dan Aufa berjalan beriringan, sedangkan si Arka mulut bebek sudah go duluan menuju warung Mbak Wati, dia ga kuat soalnya, katanya rindu.

Seperti biasa aku harus melewati lapangan utama. Suara pantulan basket dan ringnya yang tadi pagi kudengar kini tak terdengar lagi. Lapangan utama yang tadinya sepi kini sudah ramai dengan para siswa yang sekedar berolahraga pagi meski dengan seragam putih abu-abu mereka, pun begitu dengan koridor masing-masing gedung, sudah terisi siswa-siswi berlalu-lalang, meski jam dinding utama masih menunjukkan pukul 07.00.

"ra, ada kak Devan tuh" ucap Aufa sambil menunjuk ke arah seseorang berbaju merah dengan membawa bola basket yang sedang berjalan berlawanan dengan kami.

Mataku menatap langkahnya, seakan melangkah ke arahku. Tapi ternyata bukan, dia hanya melewatiku. Ya, melewatiku saja.

"kesian amat sih, diabaiin sama keindahan dunianya sendiri!" teriak Arka mengeceku

"kurang ajar! Awas ya lu Arka!" kesalku sambil mengambil batu dan berusaha melemparnya, sayang si Arka keburu lari.

"cie marah" teriaknya lagi, meski samar tapi aku masih bisa menangkapnya.

"fa, nyebelin banget sih abang lo! Pengen gue sekap dia terus racunin pake bunga bangke biar dia ga bisa ngomong lagi, abis itu mati!" kesalku sambil mencubit lengan Aufa

"aw!!! Sakit tau ga! Dia mah emang gitu, udah nyebelin dari lahir" ucapnya sambil mengusap-usap bekas cubitanku tadi.

Sesampainya di warung mba Wati aku langsung duduk di depan Arka yang sedang menikmati gado-gado buatan mbak Wati.

"syukur lo kita ga mahrom, coba aja mahrom, dah gue jotos lo!" ucapku dan menatapnya tajam

"yaudah mahromin aja sekarang" ucapnya santai sambil tetap menikmati gado-gadonya

Tanganku bergerak mengambil sambel yang ada di depanku dan menuangkannya begitu saja di piring yang masih berisi setengah porsi gado-gado milik Arka.

"gila lo! Lo piker gue lagi join Samyang challenge pake nuangin sambel segala?!" kesalnya atas perlakuanku

"rasain lo! Biar kapok tuh mulut!" balasku yang sudah menjauh dari Arka

"mubazzir tau ga!" ucapnya lagi

"bodo amat!" balasku lalu mengajak pergi Aufa yang sudah selesai membungkus makanannya

Lalu aku dan Aufa kembali ke kelas meninggalkan Arka yang galau atas insiden gado-gadonya.

"mbak Wati, satu lagi yaa" permohonan Arka ke mba Wati untuk meminta jatah lagi.

"rasain lo!" batinku sambil tersenyum penuh kemenangan mendengar permohonan Arka.

________________________________________________________________________________

jangan stop disini yakkk tunggu cerita selanjutnya. salam calon Author ter daebak :*.

( j.h )

DEVAN-DARAWhere stories live. Discover now