Bagian #24

513 31 4
                                    

Mereka sudah sampai di depan rumah Anya, pintu gerbang pun di buka oleh pembantu yang menyadari bahwa Anya baru saja datang.

Motor pun masuk ke dalam pekarangan rumah Anya, Dillah mematikan mesin motornya.

Anya pun turun dari motor Dillah dan membuka helmnya, Dillah masih duduk diatas jok motornya membuat Anya bertanya-tanya.

"Anya aku langsung pulang ya, udah malem banget ini" Ujar Dillah.

"Iya kak, makasih loh udah repot-repot ngejemput aku dari Jakarta ke Bandung" Ujar Anya dan dia memberikan helmnya kepada Dillah.

"Itu udah tugas seorang pacar kali" Ujar Dillah tersenyum, tapi sayangnya senyumnya tertutup oleh helm fullnya.

"Kakak pacar apa kang ojol?, hahaha" Tanya Anya dan dia tertawa membuat Dillah juga tertawa.

"Masa kang ojol ganteng ples kece gini sih" Ujar Dillah dan dia membuka helmnya membiarkan  rambut dan wajahnya terkena hembusan angin yang malam ini sangat dingin, sungguh itu es

"Dih pede banget" Ujar Anya, Anya sebenarnya sedang terpesona dengan s Dillash.

"Bukan pede dong, ini namanya fakta, hahaha" Ujar Dillah dan dia tertawa.

"Hahaha fakta apa fitnah nih?" Tanya Anya yang ikut tertawa juga.

"Fakta donggg" Ujar Dillah.

"Yaudah pulang sana mas ojolku, hati-hati dijalan, pulang langsung ke rumah jangan mejeng dulu sama cewek lain" Ujar Anya.

"Oke siap mba pelanggan yang setia, mas ojolmu langsung pulang, tidak akan mejeng bersama cewek lain" Ujar Dillah dan dia mencubit pipi Anya gemas.

"Ish mas ojolnya cubit pipi aku, aku laporin loh keatasannya" Ujar Anya dan dia memegang pipinya yang dicubit oleh Dillah tadi.

"Jangan dong mba, nanti pemasukan cinta ku berkurang dong" Ujar Dillah dan kata-katanya ini membuat Anya tertawa.

"Hahaha, kakak ini bisa aja, jadi pulang gak nih?" Tanya Anya dan dia sudah meredakan tawanya.

"Iya dong aku gitu, wah wah jadi aku diusir nih? Oke!" Ujar Dillah pura-pura marah.

"Enggak kayak gitu maksud aku kak, aku takut aja nanti waktu ngampus kakak malah ngantuk bukannya belajar" Ujar Anya perhatian.

"Bener juga, yaudah aku pulang ya, salamin ke nenek mertua sama kakak ipar!" Ujar Dillah menggoda membuat pipi Anya memerah, entahlah ucapannya barusan telah membuat hidung Anya melambung tinggi.

"Kakak bisa aja, yaudah sana pulang!" Ujar Anya.

"Aku mau pulang kalau kamu udah masuk rumah" Ujar Dillah dan Anya menanggapinya dengan anggukan.

Anya berjalan ke depan pintu masuk rumah, di sudah berada di depan pintu masuk rumahnya, dia berbalik dan menatap Dillah.

"Hati-hati kak!" Ujar Anya dan dia pun masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah sudah sepi, tidak ada kakak, nenek, atau pun kakak iparnya yang sedang melakukan kegiatan, sepertinya semua orang sedang tidur.

Anya pun pergi ke kamarnya, dia pun membuka kamarnya, lalu menutupnya dan membantingkan dirinya ke kasur tanpa ada niat mandi sama sekali.

"Mandi gakyah?" Tanya Anya pada dirinya sendiri.

"Jangan ah pamali, udah malem" Ujar Anya menjawab pertanyaannya sendiri.

Anya hari ini senang sekali, akhirnya dia bisa bersama dengan seorang Dillah yang selalu dia mimpi-mimpikan.

"Eh ini mimpi apa bukan ya?" Tanya Anya pada dirinya lagi dan Anya pun mencubit lengannya menggunakan tangannya itu.

"Sakit ya, berarti ini bukan mimpi dong!" Ujar Anya dan dia pun memeluk guling yang berada di pinggirnya.

Tiba-tiba ada pesan masuk yang berasal dari handphonenya ini, Anya pun mengambil handphonenya yang berada di saku celananya.

Adamgantequ:
Pura-pura melupakan masalalu gak akan bikin semua masalah hari ini, atau masalalu selesai dengan begitu saja Anya

Itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Adam, maksud dari pesan ini apa?, Anya tak mengerti.

"Pura-pura?, gue gak pernah pura-pura dalam hidup ini" Ujar Anya tak terima.

Anya Aulia:
Lo kenapa sih?, semenjak lo masuk rumah sakit lo nambah aneh, apa tusukan di perut itu ngebuat otak lu rusak

Tapi pesan yang di kirimkan Adam itu seperti membuka suatu fikiran Anya, dia tau dia salah telah berbuat hal yang salah kepada teman-teman di masalalunya, Anya harus melakukan ini semua demi kelancaran hidupnya saat ini, Anya tidak ingin dibayang-banyangi dengan masalalu. Cukup. Masalalu itu hanyalah masalah yang lalu, Anya ingin melupakan hal ini.

Adamgantengqu:
Tusukan diperut ini ga seberapa dibanding gue kehilangan orang yang selama ini gue sayang bertahun-tahun

Anya sudah tidak ingin membalas pesan yang tidak penting dari Adam, jadi Anya menghapus nomor Adam dan menyimpan handphonenya diatas nakas samping tempat tidurnya.

Maaf! Semua emang salah gue Batin Anya.

Anya pun terlelap dalam tidurnya.

🔆🔆🔆🔆

Pagi pun tiba, jam segini sudah bukan disebut pagi lagi tapi siang hari, Anya masih tertidur, sepertinya mimpi malam ini sangat membuatnya nyaman hingga tidak ingin terbangun dari mimpi.

Jam weker pun berbunyi, membuat Anya kesal dan dia pun ingin mematikan jam itu tapi sayang jam itu malah tersenggol oleh tangannya dan jatuh ke bawah, membuat jam itu terbagi menjadi beberapa bagian.

Anya pun tidur lagi, dia ingin melanjutkan mimpinya yang belum terselesaikan ini.

"Anyaaaaa bangun!" Yang membangunkan tidur Anya kali ini bukan jam weker atau alarm di handphonenya, melainkan suara cempreng dari Aliya kakak kandung Anya yang berada di depan pintu kamar Anya yang sudah di buka oleh Aliya.

"Berisik!" Ujar Anya dan dia melempar bantalnya tepat di depan muka Aliya.

"Astagfirullahh hal adzimmmm, anak perawan jam segini bukannya bangun, dibangunin malah ngelempar bantal bau ilernya ini, gusti gustii" Gerutu Aliya dan dia pun menghampiri Anya lalu memukul-mukul pantat Anya.

"Sakittt woyyy!" Teriak Anya dan akhirnya dia bangun juga dari tidurnya, lalu dia duduk menatap Aliya kesal.

"Suruh siapa dibangunin gak bangun-bangun!" Ujar Aliya menyalahkan Anya.

"Lo tau gue balik jam berapa? Gue balik jam 12 malem dan harusnya lo ngasih keringanan buat adek lo yang cantik ini" Ujar Anya kesal.

"Suruh siapa balik jam segitu? Rasain sendiri, lo juga, gue kan udah nyuruh lo balik bareng si Adam, eh malah sama si playboy itu!" Ujar Aliya mengomel.

Aliya sangat tidak suka dengan Dillah, katanya Dillah itu dari wajahnys sudah seperti lelaki yang tidak benar, tapi Anya tidak percaya akan perkataannya itu.

"Adam lagi Adam lagi, dia lagi sakit kak, jadi gue balik sama Kak Dillah" Ujar Anya kesal.

"Sakit? Sakit apa?" Tanya Aliya khawatir.

"Perutnya ketusuk" Ujar Anya malas dan dia pun memeluk gulingnya lagi, lalu membelakangi Aliya.

Update sekarang aja, asalnya aku mau update cepet-cepet tapi karena hpku rusak yang baru bisa diupdate sekarang.

Lovee❤

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang