5. Tak Ada Yang Mau Mengalah

20.1K 527 9
                                    

Erika terpaksa menuruti semua perkataan Alden. Ia khawatir akan diremas kembali pantatnya oleh pria muda tersebut. Alden mendudukan Erika di sadel motornya dan memberikan helm juga jaketnya untuk menutupi paha mulus wanita yang disukainya. Erika sangat malu dengan perlakuan Alden untung kantor sepi, jadi ia tak harus malu jika dilihat karyawan yang lain.

Motor melaju menembus malam bilangan Ibu Kota. Erika menikmati perjalanan malam mereka. Ia sebenarnya sudah lama tidak naik kendaraan roda dua tersebut. Motor Alden sampai di sebuah restoran yang terkenal. Erika dulu pernah ingin makan disitu tapi tak bisa karena melakukan reservasi terlebih dahulu.

"Ayo turun." Alden melihat Erika. Erika melihat Alden heran, kenapa mereka kesana.

"Lo makan malam bareng gue ya."

"Lo makan sendiri aja, gue udah makan."

Krucuk... Krucuk... Terdengar suara perut Erika berbunyi keroncongan.

Alden tertawa mendengar suara keroncongan dari perut Erika. Wajah Erika jadi merah padam, ia merutuki perutnya yang tak bisa diajak kompromi. Maksudnya ingin menolak ajakan makan malam Alden, tapi perutnya malah tak bisa diajak bekerjasama.

"Ayoo masuk, apa lo mau gue gendong lagi kayak tadi?" Alden melirik nakal ke arah Erika.

Erika membulatkan matanya dengan kesal. Baru kali ini ia bertemu seorang pria yang sangat menjengkelkan. Ia terpaksa masuk ke dalam restoran daripada pantatnya menjadi korban kembali. Ia pun mengekori Alden dari belakang dengan wajah masam.

Begitu di dalam restoran Erika berpikir tak mungkin bisa makan disana tanpa reservasi terlebih dahulu, tapi dugaannya salah. Alden masuk dengan santai sambil merangkul pundaknya. Ingin ia menolaknya, tapi ancaman Alden membuat nyalinya menciut.

"Kalo lo ga nurut gue, nanti gue gendong lagi kayak tadi lagi loh," bisik Alden ditelinga Erika.

Erika benar-benar kesal setengah mati dengan perlakuan brondong tengil nan cakep ini. Seandainya, Alden pacarnya sudah pasti itu makan malam romantis mereka. Ia memilih menu makanan tak peduli kalau nanti Alden mengira kalau dirinya wanita yang banyak makan. Mereka pun makan dengan santai.

"Wow, hebat juga lo makanan sampe habis licin begitu." Alden melihat cara makan Erika yang tak seperti wanita yang lainnya. Banyak wanita takut gendut dan memilih milih dalam makanan, tapi itu semua tak berlaku pada Erika.

"Kata orang yang terlebih tua pamali ga menghabiskan makanan dan gue juga laper. Tadi kan lo denger sendiri tadi perut gue keroncongan," jawab Erika cuek.

Alden tertawa sendiri saat mengingat bunyi keroncongan dari perut Erika.

"Ana, lo suka ga di sini?" tanya Alden.

"Suka. Dulu gue pernah mau makan di sini, tapi gagal. Makan ke sini harus reservasi dulu."

"Sama siapa lo makan di sini?"

"Idiih, bocah kepo deh."

"Gue ga kepo. Gue cuman ga suka aja kalau pacar gue makan sama orang lain."

"Hadeeh suka-suka gue dong mau makan sama siapa aja. Apa urusannya sama lo, gue ini wanita single jadi bebas dong mau makan siapa aja dan bukan urusan lo."

"Lo ga bisa bebas makan dengan siapapun karena lo kekasih gue. Calon ibu dari anak-anak gue."

"Hahaha... lo yaa asal bacot aja. Kuliah lo aja belum selesai malah mikir masalah anak. Sumpah lo lucu banget."

"Terserah lo mau bilang apapun, tapi lo harus tetap bertanggung jawab."

"Iya... iya... gue tuh harus bertanggung jawab karena udah grepe-grepe lo gitu 'kan?"

"Bingo! Lo bener banget."

"Lo itu menjengkelkan banget benar-benar menjengkelkan!"

"Makasih atas pujiannya."

"Bocah-bocah sampai capek gue ngomong sama lo. Mau diajak ngomong pakai bahasa apapun lo susah buat ngerti."

"Gue cuman ngerti bahasa cinta sama lo aja."

"Terserah, tapi gue ga cinta sama lo."

"Lo pasti cinta sama gue tinggal nunggu waktu aja dan lo itu pacar gue."

"Gue ga pernah sama sekali setuju jadi pacar lo."

"Dengar yaa, gue ga mau pacaran sama brondong."

"Memang usia gue lebih muda dari lo dan ga akan pernah menyesal kalau sama gue. Gue akan memberikan kebahagiaan lahir dan batin ke lo."

"Terserah bacot lo aja dah."

Makan malam Erika dan Alden terus berlanjut dengan saling sahut-sahutan tak ada yang mau mengalah. Namun, lambat laun pertengkaran mereka malah berlanjut saling bercanda dan membuat Erika beberapa kali tertawa dengan lelucon yang dikatakan Alden.

Setelah makan malam Alden mengantarkan Erika pulang ke apartemennya. 2 pria yang berpenampilan rapi tersebut sudah ada di depan pintu masuk lobby apartemen Erika dan menyerahkan kunci mobil Erika ke Alden. Setelah itu 2 pria itu pun pergi meninggalkan Erika dan Alden.

"Al tau dari mana alamat apartemen gue?" tanya Erika.

"Dari Erik."

"Dasar tuh anak mulutnya memang ember bocor." Erika sambil ngomel ngomel sendiri.

"Lo lucu deh kalau lagi ngomel-ngomel."

"Eh, gue ngomel kok lo bilang lucu, hahaha."

Erika terkejut saat merasa tubuhnya seperti tertarik terhempaskan di dalam pelukan Alden. Tubuhnya mendadak menegang kaku tak percaya di dalam dekapan Alden. Wangi parfum aroma maskulin tercium dari badan Alden membuatnya kembali terlena dengan pesona pria muda tersebut. Wajah Alden mendekat wajah Erika. Wajah mereka saling berdekatan membuatnya seketika menutup mata.

"Lo kenapa tutup mata?" tanya Alden sambil nyengir melihat Erika.

Erika membuka matanya. Ia sangat malu, dikiranya Alden akan kembali mencium bibirnya. Wajahnya seketika merah padam malu dengan kelakuannya sendiri.

"Eh, ini, anu, tadi mata gue kelilipan," ucapnya dengan rasa malu yang tak terkira. Ia tak habis pikir dengan kelakuannya sendiri yang bisa-bisanya menutup mata dan mengharapkan Alden mencium bibirnya.

Dengan sangat malu Erika membalikan tubuhnya dengan cepat, segera masuk kedalam lobby apartment. Alden dengan gerakan cepat menarik tangannya, memegang tengkuknya dan mencium bibirnya dengan sangat mesra. Erika kembali terlena dengan perlakuan Alden, ia menutup matanya dan membalas ciuman Alden dengan mesra.

Setelah dirasakannya cukup untuk malam ini Alden melepaskan ciuman mereka. Erika kembali terdiam dan langsung membalikannya badannya, tanpa menoleh ke belakang. Wajahnya terasa sangat merah dan merasakan tubuhnya bergetar dengan hawa panas.

Alden memegang bibirnya dan tersenyum dengan reaksi Erika.

My Sexy Lady Where stories live. Discover now