Bara Andromeda

3K 236 6
                                    

"Berhati-hatilah dalam berucap, karena kami tidak pernah tahu jika ucapanmu bisa saja membuat seseorang terluka." —Author:)
-
-
-

Bukan Agatha namanya kalau takut dengan ancaman seseorang. Seperti sekarang, dia sedang berada di belakang sekolah. Dia tidak menyelesaikan hukumannya, baru sepuluh menit saja dia sudah malas dan pergi begitu saja. Dia bukan orang yang gampang dibodohi mana mungkin guru mengizinkan siswanya sering keluar kelas, walaupun Irgi ketua OSIS tapi Agatha yakin guru tidak akan mengizinkannya begitu saja.

Agatha tidak suka diperintah, dan Irgi orang yang baru mengenalnya sudah berani memerintahnya. Agatha memilih berdiam diri di belakang sekolah karena ini tempat paling aman menurut Agatha, selain tempatnya sepi di sini juga tidak terjangkau oleh cctv.

Agatha mengeluarkan benda berbentuk seperti pulpen, orang-orang mengenalnya dengan sebuatan rokok elektrik atau vape. Dia menghisap benda itu dan menghembuskan asapnya, tidak ada yang melihat perilakunya kecuali seorang lelaki yang sedari tadi diam di persembunyiannya meperhatikan setiap gerak-gerik Agatha tanpa dia sadari.

Plok, plok, plok ...

Seorang lelaki bertubuh tegap, rambut acak-acakan, baju dikeluarkan seperti penampilan bad boy pada umumnya keluar dari persembuanyiannya. Menepuk-nepuk kedua tangannya dan menunjukan seringaian di wajahnya sambil menghampiri Agatha.

"Wah, wah, wah. Siapa ini yang berani-beraninya merokok di sekolah," ucap lelaki itu.

"Ngapain lo di sini?" ucap Agatha beranjak dari duduknya.

"Ngeliatin cewek cantik yang lagi ngeroko di lingkungan sekolah," ucap dia lalu menyunggingkan bibirnya.

"Awas aja sampai berita ini terdengar oleh guru, gue patahin leher lo!" ucap Agatha mengancam lelaki di depannya ini. Yang diancam malah tertawa merendahkan.

"Santai gue bukan anak OSIS yang suka cari muka sama guru-guru."

"Gue pegang ucapan lo."

"Lo Agatha kan? Ketua Toughness yang sekarang menjadi siswi baru Alexi, kenalin gue Bara Andromeda cucu pemilik sekolah," ucap laki-laki bernama Bara itu mengulurkan tangannya pada Agatha.

"Udah tau nama gue kan, gak perlu kenalan lagi," ucap Agatha lalu melangkah kan kakinya, baru beberapa langkah dia berhenti dan membalikan badannya menghadap Bara.

"Oh ya inget ucapan gue, kalau sampai ada guru yang tau gue ngerokok di sekolah berarti leher lo siap patah," Agatha tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Anjir serem amat untung suka," gumam Bara.

Agatha pergi ke kelasnya, sekarang sudah jam istirahat di kelasnya hanya ada beberapa murid. Flo menatap Agatha kesal, sedari tadi dia menghubungi Agatha tapi Agatha tidak mengangkat telpon atau membalas pesan darinya.

"Dari mana aja lu oneng baru nongol, baru masuk udah bolos aja lu. Di telpon gak diangkat di sms gak dibales apa sih mau mu, tuh kan gue jadi nyanyi syalan," oceh Flo tidak jelas.

"Kesiangan," jawab Agatha singkat.

"Oh dihukum toh," ucap Flo yang mendapat gelengan dari Agatha.

"Siapa yang berani hukum gue," ucap Agatha.

"Ketos sialan itu lah siapa lagi, gak ada yang bisa lolos dari dia. Dia juga gak pernah takut sama siapapun, kecuali guru."

"Buktinya dari tadi gue di belakang sekolah, aman-aman aja."

"Serius lo?"

"Dua rius, gue laper kantin yuk."

"Ayo gue juga laper nungguin lo dari tadi."

Smart Bad Girl (Selesai)On viuen les histories. Descobreix ara