Hilang

1.8K 95 4
                                    

"Seberapa buruk kenyataannya, kamu harus tetap menerima itu. Karena Tuhan sudah merencanakan untukmu, dan rencana Tuhan itu selalu baik." —Author:)
-
-
-

"Agatha juga pergi dari rumahnya," ucap Irgi pada Bara dan yang lainnya.

"Terus gimana, ini udah malam," ucap Flo. Sedari tadi dia menangis, dia tidak pernah melihat Agatha seperti itu.

"Semua ini karna lo, kalau lo jelasin dari awal gak akan kayak gimi kejadiannya," ucap Bara menunjuk Irgi.

"Udah bukan waktunya saling menyalahkan, kita harus cepat cari Agatha," ucap Flo. Ken menenangkan Flo, di sana hanya ada Irgi, Bara, Nesya, Flo, Ken, Hitto dan Brama.

"Bi Darsih pasti tau, dia yang paling dekat dengan Agatha," ucap Flo teringat sesuatu.

"Telpon rumah Agatha, pasti Bi Darsih yang angkat," ucap Ken.

Irgi segera menelpon rumah Agatha, tidak menunggu lama Bi Darsih mengangkat telpon.

"Hallo Bi, ini Irgi," ucap Irgi.

"Iya Den? Ada apa?" tanya Bi

"Bi, Irgi gak punya waktu banyak buat jelasin ke Bibi. Bibi pasti tahu kalau Agatha ada masalah Agatha suka pergi ke mana Bi?"

"Ada apa De, kok sepertinya khawatir banget. Ada apa sama Non Agatha?"

"Nanti Irgi jelasin Bi, Bibi kasih tahu dulu Irgi."

"Iya Den, Non Gatha kalau marah atau dia sedang ada masalah dia pasti pergi ke makan Ibunya."

"Yaudah Bi, makasih. Nanti kalau seandainya Agatha pulang ke rumah, Bibi kabarin Irgi ya."

"Iya, Den."

"Gimana Gi?" tanya Flo.

"Makan Ibunya," ucap Irgi, mereka segera bergegas masuk ke dalam mobil. Hitto, Brama dan Nesya berada di mobil Irgi. Sedangkan Ken dan Flo di mobil Bara.

***

Mereka sampai di tempat yang di katakan Bi Darsih, suasana sangat mencekam. Ini sebuah pemakaman dan waktu sudah menunjukan larut malam. Apa Agatha ada di sini? Semoga saja.

"Flo, lo tahu letak makam Ibunya Agatha?" tanya Bara. Flo mengangguk, dia berjalan lebih dulu bersama Ken.

Mereka berjalan lurus, melewati beberaba nisan. Hingga mereka melihat perempuan yang sedang menangis, memeluk satu nisan.

"Agatha," lirih Flo.

Agatha menegakan badannya melihat teman-temannya di sana, kenapa mereka tahu Agatha pergi ke sini. Irgi mendekati Agatha, Agatha belum bisa bertemu dengan Irgi. Dia benci Irgi, Agatha menghindari Irgi.

"Tha, please maafin gue," ucap Irgi.

"Buat apa Gi? Berapa kali gue harus maafin lo, seharusnya gue sadar dari awal. Lo yang selalu membuat gue berasa terbang bebas, bahagia. Tapi gue gak pernah sadar, setelah itu lo selalu seenaknya jatuhin gue. Sakit Gi, gue baru pertama kali menyimpan rasa suka sama cowok tapi gue harus merasakan sakit yang lebih dalam."
"Gue gak mau ketemu sama siapa-siapa, gue mau sendiri." Agatha kembali berlari meninggalkan mereka, Bara dengan segera mengejar Agatha.

Agatha tidak memperhatikan sekitarnya, dia terus berlari dengan air mata yang tidak berhenti turun. Agatha menyebrang dengan asal tanpa memperhatikan kiri dan kanannya, dari sebelah kanan satu mobil melaju sangat cepat, semua yang melihat itu berteriak.

Bara berlari menghampiri Agatha yang berdiri di tengah jalan menutup matanya, Bara memeluk erat Agatha tidak pedulu jika dia juga akan ikut celaka.

Semua berteriak memanggil Agaths dan Bara, mobil itu tidak menabrak Agatha dan Bara. Sang pengemudi membanting stirnya hingga menabrak pohon di samping jalan.

Badan Agatha bergetar, bayangan masa lalu nya terputar ulang di kepalanya. Agatha membuka matanya, membalas pelukan Bara sambil nangis tersendu-sendu.

"Jangan gini lagi Agatha, gue gak mau kehilangan lo," ucap Bara mencium pucuk kepala Agatha.

"Kenapa Bar, kenapa gue gak mati aja," ucap Agatha.

"Lo gak boleh ngomong gitu, banyak yang sayang sama lo. Please lo harus kuat, lo pasti bisa lewatin semua ini." Bara melepas pelukannya, lengannya beralih menangkup wajah Agatha.

"Dengerin dulu penjelasan mereka ya, gue pasti nemenin lo," ucap Bara.

"Agatha kamu gapapa, Nak?" Yuda memeluk Agatha, mobil yang tadi adalah mobil yang ditumpamgi Yuda dan Hana. Untung saja mereka tidak terluka.

"Agatha," ucap.Hana mengelus surai panjang Agatha. "Tante, sama Papa bisa jelasin semusnya. Kamu mau dengerin penjelasan kita?" tanya Hana.

Agatha melirik Bara yang sedang menatapnya, Bara tersenyum lalu mengangguk. Agatha beralih menatap Yuda, lalu dia mengangguk.

***

"Jadi, dulu waktu aku sama Ibu kecelakaan itu kita mau ketemu tante sama Irgi?" tanya Agatha.

"Iya sayang, kami sangat kaget mendapat kabar itu. Di saat yang bersamaan, Ayah tante juga meninggal. Kita harus ke luar negeri waktu itu. Kami gak sempet buat datang melayat Ibu kamu, Adara," jelas Hana.

"Terus Agatha sama Irgi, kakak adik maksudnya?" tanya Agatha.

"Ibu kamu sangat baik, sayang. Dulu tante sahabatan baik sama Ibu kamu, sampai suatu saat Ibu kamu ngenalin Papa kamu sebagai pacarnya. Waktu itu mungkin tante sedang dikuasai nafsu, tante suka sama Papa kamu, sampai suatu saat tante jebak Papa kamu."

"Waktu itu Ibu kamu marah sama tante, dia memutuskan persahabatan kita. Papa kamu menikah dengan Ibu kamu, karena saat itu memang mereka saling cinta dan Ibu kamu snagat percaya sama Papa kamu. Sampai akhirnya tante hamil, tante bingung harus apa. Tante datang ke Ibu kamu, tante bilang kalau tante hamil."

"Ibu kamu sangat baik, dia menyuruh Papa kamu untuk bertanggung jawab. Papa kamu menuruti apa kemauan Ibu kamu dengan syarat, setelah Irgi lahir dia akan kembali bersama Ibu kamu. Semua kebutuhan tante dan Irgi, Papa kamu penuhi."

"Beberaoa tahun setelah itu, Ibu kamu bertemu dengan tante. Dan dia mau kita mempertemukan anak-anak kita, memperkenalkan karena kalian adalah Adik Kaka. Tapi, semua itu gagal karena kecelakan itu." Hana mengusap pipinya, dia bercerita sambil menangis. Sekarang Agatha mulai paham, tapi tetap dia belum bisa memaafkan Irgi.

"Terus kenapa kalian gak bilang dari awal, mungkin kalau kalian bilang dari awal Agatha gak akan kayak gini," ucap Agatha.

"Kami takut kamu tidam menerima Agatha, kami tidak tahu waktu yang pas untuk memberi tahu kamu," ucap Yuda.

"Apa kalian tahu apa yang aku rasain, ketika aku jatuh cinta kepada seseorang, dan orang itu kakak aku sendiri. Apa kalian tahu rasa sakitnya aku, ketika aku sudah berharap dan harapan itu dihancurkan begitu saja. Apa kalian tahu ketika aku baru saja merasa bahagia, dan kebahagiaan itu malah menjadi boomerang yang membuat aku jatuh ke dasar." Agatha menatap kodong ke depan, dia benar-benar kecewa dengan semuanya.

"Tha, maafin gue. Gue salah, sikap gue seharusnya gak gitu," ucap Irgi, Agatha melihat ketulusan di matanya. "Kalau lo mau marah, marah aja sama gue. Tapi gue mohon, maafin Mama sama Papa."

"Tha, ini semua udah terjadi. Lo harus terima semua ini, mungkin ini takdir yang tuhan kasih buat lo, di balik semua rencana tuhan pasti ada kebahagiannya yang akan datang," ucap Bara.

"Maafin Papa ya, Sayang," ucap Yuda memeluk Agatha.

"Maafin Gatha juga Pa," Agatha membalas pelukan Yuda.

"Kamu mau maafin Tante Hana juga?" tanya Yuda, Agatha mengangguk lalu Hana memeluknya.

"Eitts dengan satu syarat," ucap Agatha membuat semua menatapnya. "Papa sama Tante Hana harus menikah, Agatha pengen punya Ibu lagi," ucap Agatha membuat semua tersenyum.

"Apapun asal kamu bahagia," ucap Yuda dan Hana.

Agatha beranjak dari duduknya, dia menghampiri Irgi lalu memeluknya.

"Sekarang gue manggilnya, Abang. Enggak Kakak atau Irgi, sekarang gue adek lo, lo harus ngalah sama gue," ucap Agatha sambil terkekeh. Semua ikut merasa lega, akhirnya Agatha bisa menerima semuanya.

Smart Bad Girl (Selesai)Where stories live. Discover now