9- Danes dan Perkemahan

143 34 19
                                    

Kalau menyerah, apa kamu akan menyesal dan berbalik?
***

Beberapa hari setelah pertengakaran di UKS, hubungan sepasang sahabat tersebut tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Entahlah, Yara tak tahu harus bagaimana mendeskripsikannya. Rasa kecewa atas ucapan Samia masih begitu terasa meski ia sadar bahwa dirinya ikut andil dalam pertengakaran mereka. Makanya, Yara memilih tak melakukan apapun untuk sementara waktu, setidaknya sampai perasaannya membaik.

Cewek itu mengarahkan pandangan ke sekitar lapangan. Kebetulan hari ini kegiatan perkemahan akan dilaksanakan. Tidak perlu jauh-jauh mencari tempat karena sudah tersedia lapangan di belakang gedung sekolah.

Kegiatan perkemahan dilaksanakan selama tiga hari dua malam, yaitu dari hari Jum'at, Sabtu dan Minggu atau biasa di dinamakan Perjusami.

Sebagai anggota ekskul Pramuka merangkap panitia, Yara cukup sibuk sehingga bisa sedikit melupakan permasalahannya dengan Samia. Ia membantu memasang tenda untuk para adik kelas yang mengikuti kegiatan. Beruntung ada Arsen dan kedua sahabatnya yang membantu meski ia harus bersabar karena Aziel dan Auriga terus saja melontarkan godaan hingga membuatnya kesal. Tentu saja apa yang keluar dari bibir mereka tak jauh dari nama Daneswara.

Ah ya, ngomong-ngomong dirinya belum melihat keberadaan cowok itu.

"Ra! Bendera smaphore yang gede di simpen di mana?"

Yara tersentak dari lamunannya lalu melirik Teo yang sudah berdiri beberapa meter darinya. Mengingat sejenak, ia kemudian menjawab dengan ragu. "Kalau gak salah masih di ruang Pramuka. Bukan gue sih yang naro jadi ... gue gak yakin."

Sang ketua ekskul atau bisa dikatakan sebagai Pradana tersebut berdecak, padahal mengurus peralatan bukan tugas Yara, tapi ya sudahlah daripada harus tarik urat. Males juga.

"Gue liat bentar deh," ucapnya kemudian keluar lapangan, berjalan menuju ruangan yang berada agak ujung. Yara menghela napas. Mengusap keringat yang jatuh ke dahinya.

Mengambil barang tersebut, ia menutup pintu. Yara melangkah perlahan karena merasa begitu lelah. Saat matanya tak sengaja mengarah ke sisi lain koridor, ia sontak menghentikan lajunya ketika melihat keberadaan Ghafi dan Danes. Mereka tampak berbicara dengan serius.

Yara tentu saja penasaran. Ini bukan kali pertama ia melihat keduanya berhadapan. Meski mereka disatukan dalam ekskul yang sama, Yara tak pernah melihat hubungan baik diantara mereka. Sekarang saja, keduanya tampak bersitegang.

Danes terlihat menghempaskan tangan Ghafi yang memegang bahunya. Entah apa yang mereka bicarakan, karena jarak yang cukup jauh membuat Yara tak bisa mendengar percakapan keduanya.

Yara memutuskan untuk kembali ke lapangan. Mungkin ia akan bertanya langsung pada Danes.
***

Hari sudah menunjukan pukul tujuh malam. Namun, keadaan sekolah tampak ramai karena kegiatan yang tengah diselenggarakan. Setelah melaksanakan solat berjamaah, para calon anggota diberi waktu untuk istirahat sejenak. Kegiatan akan dilanjutkan dengan kreativitas siswa berupa cerdas cermat dan games.

Yara yang merasa lelah memilih mendudukkan diri di pos. Sejak upacara pembukaan hingga sore tadi, kegiatan cukup padat. Dimulai dari pengisian SKU hingga pematerian membuatnya tak memiliki waktu untuk sekadar beristirahat. Yara bahkan belum sempat makan.

Cewek itu mengusap lengannya. Tubuhnya menggigil merasa angin malam yang begitu dingin. Karena terburu-buru, ia sampai meninggalkan jaketnya di kursi ruang tamu. Yara sudah meminta Arsen untuk membawakannya, tapi hingga saat ini, sepupunya itu belum juga datang.

Nayara's Two Wishes ✔️Where stories live. Discover now