16- (Bukan) Impian Lagi

130 32 11
                                    

Rasanya menyesakan saat menyadari bahwa bersamamu bukan lagi hal yang aku inginkan.
***

Nayara tak bisa menikmati film yang ditontonnya bersama sang pujaan hati. Beberapa kali Ghafi menegurnya karena kedapatan melamun.

Tidak pernah ia sangka salah satu mimpinya berkencan dengan Ghafi malah terasa biasa, bahkan ... berkali-kali ia mengecek ponsel, berharap akan mendapati sebuah chat dari seseorang yang dulu selalu sengaja ia abaikan.

Sebutlah Yara tidak sadar diri karena mengharapkan hal tersebut. Mungkin orang-orang akan mentertawakannya. Setelah mengusir dengan tak manusiawi, sekarang diam-diam Yara menanti chat yang sebelumnya ia anggap mengganggu.

"Yuk, Ra!"

Lagi. Yara mengerjap dan langsung berdiri mengikuti langkah Ghafi menuruni tangga, berjalan keluar studio 3. Cowok itu sempat berhenti dan menoleh karena tidak mendapati keberadaannya. Menunggu, Ghafi meraih tangannya hingga mereka berjalan beriringan.

Dulu, hanya dengan mendapat senyuman Ghafi atau sapaannya, Yara akan merasakan bunga-bunga bermekaran di dadanya. Jantungnya berdetak tak karuan serta euforia lainnya yang sulit dijelaskan. Kini, berdiri tanpa jarak dengan bahu saling menempel dan tangan yang berada dalam genggaman sang pujaan hati, Yara tidak merasakan apa pun.

Semua terasa hambar.

"Mau makan dulu gak?" Pertanyaan tersebut membuatnya menoleh. Butuh waktu lama untuk sekadar mengambil keputusan kecil seperti itu.

"Em ... boleh." Sebenarnya Yara ingin pulang saja, tapi tidak enak dengan kakak kelasnya. Yara merasa muak dengan perasannya yang tidak kunjung membaik setelah pertengakarannya tempo dengan Danes dan Samia.

"Mau makan di mana?" tanya Ghafi lagi.

Yara menatap sekeliling mall. Tak ada yang menarik di matanya. "Terserah Kak Ghafi aja."

Cowok di sebelahnya sempat diam, memandangi Yara yang memandang sekitar, mungkin ada hal menarik yang dapat mengembalikan mood-nya. Ghafi menghela napas berat sebelum memberikan usulan. "Food court mau?"

"Boleh deh," jawab Yara kemudian mengikuti Ghafi yang menariknya menuju tempat yang mereka sepakati.

Setelah memesan menu berbeda, keduanya memilih tempat duduk yang tersisa. Kebetulan keadaan mall di sore hari begitu ramai.

Sembari menunggu pesanan datang, Yara memilih berselancar di dunia maya. Ghafi pamit untuk pergi ke toilet. Ia mengetik satu nama di kolom pencarian sampai berhasil melihat profil seseorang yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Belum ada unggahan terbaru, terakhir kali cowok itu mengunggah gambar bangunan dan awan mendung tanpa caption sekitar, bertepatan dengan hari pertengkaran mereka.

Yara tiba-tiba penasaran. Selama ini dirinya tidak pernah peduli atas sesuatu yang berhubungan dengan cowok itu. Danes tidak terlalu aktif di media sosial, hanya ada beberapa foto. Salah satu caption yang ditulis dalam unggahannya beberapa bulan ke belakang membuat Yara termangu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nayara's Two Wishes ✔️Where stories live. Discover now