05 || Kembali ke Realita

13.2K 1.5K 191
                                    

Haloo, ketemu lagi nihhh
Mohon feedbacknya yuk guys, vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa. Per paragraf? Boleh banget✨

Challenge : 1K Vote + 500 komen

Terimakasih ✨✨💚
.
.
.

Suasana senin yang menyebalkan melanda setiap kamar putra Pak Brata. Pukul 5 pagi, Saka terlihat berguling-guling di tempat tidurnya sebab belum siap kembali bergulat dalam praktikum di kampus. Di kamar sebelah, Naka yang baru saja bangun tengah duduk mematung di atas tempat tidurnya, kesadarannya belum terkumpul secara penuh. Sementara Raka, pemuda itu sudah mulai mandi sejak beberapa menit yang lalu.

Dengan kesal, Saka menjejakkan kakinya pada selimut dan menutupi wajahnya dengan bantal. "Argh, kenapa udah pagi lagi sih? Kenapa udah senin aja? Gue mau tidur lebih lama," keluhnya frustrasi, suara teredam oleh bantal yang menutupi wajahnya.

Di saat yang sama, pintu kamar Saka terbuka dari luar. Naka muncul dengan muka bantalnya. "Mas, bangun, Mas, kuliah," katanya dengan suara yang masih serak. Saka hanya berdeham.

Melihat respons kakaknya, Naka malah masuk ke dalam kamar dan dengan sengaja menindih Saka yang masih berbaring, membuat pemuda itu langsung merintih. "Argh! Yang bener aja, Naka, lo tuh nggak enteng."

Naka tak menggubris. Ia malah semakin memeluk kakaknya lalu memejamkan mata. "Numpang tidur 15 menit aja."

"Boleh, tapi jangan begini posisinya, Mas engap, Na," protes Saka.

Naka akhirnya menarik bantal yang menutupi wajah Saka agar pemuda itu bisa bernapas lebih lega. Walaupun dengan wajah masih setengah tertutup oleh bantal, Saka mengerucutkan bibirnya, tetapi akhirnya ia terpaksa bangun dari tempat tidurnya yang nyaman. Dengan desahan pelan, Saka meraih handuknya yang menggantung di balik pintu. Menit berikutnya ia keluar dari kamar meninggalkan Naka yang bergelung pada selimutnya dengan tenang.

Di luar kamar, Saka berpapasan dengan Raka yang baru saja keluar dari kamar mandi dalam kondisi yang segar dan sudah mengenakan seragamnya, kontras dengan dirinya yang terlihat lusuh didukung dengan rambut singa-nya.

"Tumben Mas Saka duluan yang mandi, biasanya mas Naka," celetuk Raka sembari mengeringkan rambut dengan handuknya.

Saka menjawab sambil masuk ke kamar mandi. "Anaknya tidur lagi, noh, di kamar gue."

Setelah itu, pintu kamar mandi memutus obrolan mereka, meninggalkan pertanyaan untuk Raka. "Ngapain mas Naka tidur di kamar mas Saka? Kan punya kamar sendiri," gumamnya sembari masuk ke kamarnya. Raka memutar matanya, bingung dengan tingkah kakaknya.

🌱🌱🌱

Di dalam kamarnya, Raka bersiap-siap di  dengan cermat. Dia mengenakan dasi dengan rapi, menyisir rambutnya dengan hati-hati, dan menata buku pelajarannya dengan teliti. Setelah semua persiapannya selesai, dia meraih jaketnya lalu turun ke lantai bawah. Ia sempat meletakkan tasnya di sofa ruang keluarga sebelum menuju ke dapur.

Baru saja ia menginjakkan kakinya di area dapur, Naka muncul dengan kantuk yang masih menyelimutinya. Raka praktis memandangnya.

"Pagi," sapa Naka yang dengan santai berjalan melewati Raka.

"Pagi. Mas nyantai banget, nggak kuliah?" tanya Raka sambil mengambil botol minum di kulkas.

Naka menjawab seraya meraih penggorengan lalu meletakkannya di atas kompor, "kelas siang."

Raka langsung mengangguk paham.

"Bikin sarapan apa ya enaknya?" celetuk Naka dengan wajah lesu, terlihat sangat mengantuk.

Geng BratadikaraWhere stories live. Discover now