17

13.2K 2K 594
                                    

Mi Amor 💕
Baby, I am sorry
I didn't mean to hurt you.
I know, I should have listened to your explaination first.
Gak seharusnya aku gegabah
Maafin aku ya sayang

To Mi Amor💕
Kamu gak jadi putusin aku?

Mi Amor💕   
Nggak, for sure.
I love you that much
Aku akan melakukan apapun biar kita terus sama-sama 😍

Nashira tidak bisa menahan senyumnya. Jantungnya berdetak cepat dan isi kepalanya kebanjiran dopamin. Dia sesenang itu, setelah menangis seharian karena cobaan menuju perceraiannya yang ada-ada saja. Saking bahagianya dia ingin mencium pria di hadapannya, sang pujaan hati, yang juga tersenyum memamerkan deretan giginya yang tidak terlalu rapi ke arahnya.

Knalpot racing dari mana? Rico seganteng ini kok!

Perempuan itu mendekatkan wajah mereka. Tapi sebentar, kemana perginya bibir kekasihnya ini? Kenapa dia tidak punya mata? Kenapa mukanya datar?

Otaknya yang mulai sadar memberikan kisi-kisi kalau dia tidak sedang berada di dunia nyata.

Benar saja, beberapa detik setelahnya, ketika matanya seketika terbuka, dia menemukan tubuhnya malah dipeluk laki-laki... yang bukan kekasihnya.

Kaki panjang laki-laki itu melingkar di atas pahanya. Kepala Nashira berada dekat di dadanya yang bidang.

Seketika, pupil cokelat Nashira membesar, ingin meluapkan protes sekaligus memberontak tak terima.

Emang tabokannya semalam kurang keras apa?

Well, Nashira tidak menyetujui kekerasan dalam bentuk apapun, tapi sumpah dari kemarin dia bernafsu untuk terus menabok si pria yang memeluknya dengan seenaknya ini. Siapa suruh kurang ajar?

Namun, belum sempat tangannya dilayangkan ke bahu ataupun dada Argha yang bisa diraihnya dengan mudah, terlinganya menangkap suara ramah perempuan yang menyapa.

"Acia sayang, kamu apa kabar, Nak?" Nashira mengerjap, dia langsung menengok ke tangan Argha yang memegang handphone di mana kamera depannya mengarah pada dirinya yang baru bangun tidur dan berada dalam pelukan sang suami. "Ganti nomor kok gak bilang-bilang sama Mama dan Papa? Susah banget loh ngehubungi kamu," lanjut perempuan yang mukanya terpampang penuh di layar handphone Argha.

Nashira tersenyum canggung, nyawanya langsung terkumpul dan untungnya Argha menjauhkan kakinya dari tubuhnya ketika Nashira menggeliat. "Eh, iya, Ma. Kabarku baik. Mama dan Papa gimana di sana?"

"Baik juga. Papa sempat flu sih karena dingin. Minggu depan kita udah mau pulang ke Jakarta. Kamu ada yang mau dititip?"

"Sepatu jangan lupa, Ma," sambung Argha, dia kini mensejajarkan kepalanya dengan Nashira, yang bikin perempuan itu memberikan lirikan siaga.

"Orang Mama nanyain mantu mama," balas perempuan itu cuek. "Kemarin Mama beliin Acia parfum dan tas, tapi kalau misal ada barang yang spesifik Acia mau, nanti Mama cariin. Mumpung masih di sini."

"Gak usah repot-repot, Ma," balas Nashira canggung.

"Mama sama sekali gak repot kok, Sayang," sangkalnya tulus. Ibu mertuanya itu tersenyum untuknya. Jujur saja, ini respon yang sama sekali jauh dari ekspektasinya. Setelahnya banyaknya gossip yang beredar mengenai dirinya, mertuanya ini seharusnya membencinya setengah mati, bukan malah masih memperlakukannya dengan baik seperti ini. "Kemarin Mama sempat mendengar kabar kurang enak tentang kalian. Tapi, Mama seneng liat kalian akur-akur gini."

Argha tersenyum curang, dia kembali menggeser kepalanya sampai satu bantal dengan Nashira. Kalau tadi masih menyisahkan jarak sejengkal, kini pipi mereka saling menempel. Nashira melotot, korneanya bahkan bergerak-gerak.

Let's (Never) Get DivorcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang