Bab 4

42 1 0
                                    

Kesokan harinya, disaat elisa mau berangkat bekerja seseorang mengetuk pintu rumahnya dia lalu membukanya

Tok...tok...
"iya sebentar.. " jawabnya mendekati pintu. Dia membuka pintu, dia melihat sosok perempuan yang menggunakan pakean tidak sopan yang berada di depanya. Tapi dia tetap menghormatinya

"ada perlu apa mbak? "dia bertanya dengan sopan.

"saya mau ketemu zidan"jawabnya tak sopan dan dengan muka julitnya dia menatap elisa dari atas sampai bawah

"masuk saja sayang... "zidan menyautinya dari dalam rumah elisa menoleh ke arahnya, perempuan itupun masuk tanpa permisi.

"gimana kabarmu sayang?.. "ucap wanita murahan itu. Elisa tak peduli dengan itu, ia langsung ke luar rumah dan masuk ke mobil ,dia langsung pergi dengan rasa sakit yang amat dalam.

"kenapa ya allah... Kenapa dia seperti itu.. Sampai kapan ini akan berlalu? Hamba sudah ingin menyerah ya allah... " lagi²dia menangis di dalam mobil.

Hari ini, hari yang berat buat elisa, benar²berat!! Dia menutupi lukanya setial hari tanpa ada yang mengetahui nya kecuali allah....

Di saat istirahat, elisa duduk di taman sekolah dengan membaca buku² islami seperti bidadari bumi, 9 wanita sholikhah. Dia sangat menyukainya buku karangan ustadzah halimah alaydrus. Dengan membaca buku²itu, dia dapat energi dalam tubuhnya.

Di saat elisa sendiri, khasna menghampirinya, khasna adalah teman dekatnya di pondok. Dia juga tak kalah cantik dengan elisa dia juga pengahafal qur'an sama dengan elisa

"hai sa... Lagi ngapain? "khasna mencoba menghibur, dia faham betul jika temanya sedang ada masalah.

"lagi baca buku nih.. " elisa masih bisa tersenyum walau hati ini hancur.

Khasna menatap dalam² ,

"sampai kapan kamu menutupi lukamu lisa? Sepintar pintarnya kamu menutupinya semakin jelas raut wajahmu berbohong" tuturnya. Dia duduk disamping elisa.

"nggak kok, aku cuman keinget umi'makanya sedih.. " alasanya.

"oh... Gitu? " jawab khasna

"beribu ribu alesan yang kau tuturkan tidak akan bisa menutupinya, kau memang wanita hebat elisa, di saat hatimu terluka, kamu masih bisa tersenyum ,di saat ragamu hancur, kamu masih bisa bertahan"kagumnya dalam hati.

Khasna mencoba menghiburnya dan menemaninya di taman .

Sepulang dari rumah, dia mampir ke pondok dulu untuk menyelesaikan tugasnya di pondok dia di tugaskan untuk memantau para santri yang sedang belajar, dia juga mengajar di sana.

" mbak lisa, gimana kabarnya? " mutia bertanya ke lisa saat lisa berjalan menuju aula

" alhamdulillah.. Baik" tuturnya tersenyum manis

"aku kangen sama mbak lisa... " anak kecil itu memeluk ringan tubuh lisa

" iya, mbak juga kangen kok.... " jawabnya.

Sesampainya di aula teman² tersenyum dan menyapa elisa, elisa duduk di tempat ia mengajar dan di sampingnya ada syaila teman pondoknya

"gimana mbak, kamu bahagia dengan pernikahanmu? " baru satu hari menikah, elisa sudah di wawamcarai.

" Allhamdulillah baik... " dia menutupi lukanya dan terpaksa berbohong

"syukurlah kalau baik" mendengar jawaban itu, syaila tersenyum lega. Para santrk sudah berbaris di depanya, elisa mulai menyimak satu persatu bacaan mereka.

Sekitar jam 05.00 elisa sudah selesai mengajar, akhirnya ia pulang ke rumah, dia berharap wanita tadi sudah pergi.

sesampainya di rumah elisa mencoba tenang dia membaca bismillah di setiap langkahya dia membaca doa sebelum masuk rumah terlebih dahulu اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلِجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَج بِسْمِ اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا

Ceklek...
Dia tidak melihat zidan dan pacarnya dia begitu lega. Dia menaiki anak tangga. Dan tiba²terdengar suara

" iih jangan begitu sayang.. Risyiii... " kata² yang menjikin di dalam kamar elisa menguatkan diri dan mencoba untuk berkhusnudzon dan segera masuk ke kamar lalu mandi supaya pikiranya terasa lebih ringan.

ZIDAN

"sayang aku rindu banget sama kamu... Kapan sih kita bisa ketemu... " suara telpon dari pacar zidan.

"besok kamu kesini.. Kita bisa melepas rindu esok hari" jawab zidan dengan senyam senyum sendiri.dia sedang menyenderkan tubuhnya di kasur.

"emang boleh yang..? Nanti gue di usir sama mamahlo kaya waktu itu.. "

"endak..!tenang ajah.. Mamah gak ada di sini dan gak ada yang bisa ngganggu waktu kita"

"ya udah besok aku kesana ya sayang... Sampai jumpa esok.. "

"da sayang... emmuakh... "dia menutup telponya dan tertawa sambil berkata.

"lihat berapa lama dia akan bertahan dengan pernikahan ini... " cetusnya dia tersenyum jahat .

keesokan harinya...
Dua insan yang sedang duduk di depan televisi tanpa ada jarak sedikitpun dengan tangan yang bergandengan dan bermesraan. Siapa lagi kalau bukan zidan dan bella.

"sayang.. Rumah bagus sekali... Jadi nggak sabar tinggal bareng di sini... "celetuk bella mereka sekarang sedang saling bertatapan mesra sampai ingin gue copot mata mereka.

"kurang sebentar... Gue yakin kalau kita akan bersama di rumah ini kita lihat seberapa kuat dia akan bertahan melihat kita bermesraan seperti ini. " cetus si zidan.

"aku nggak mau lama² sayang... Sudah nggak sabar... " jawab bella.

"nggak akan lama kok sayang " jawab zidan mereka terdiam sejenak tiba² bella mempunyai ide yang di bisikan ke telinga zidan setelah mendengar bisikan kekasihnya itu,zidan mengukir senyuman .

"ide bagus itu.. "saut zidan mereka tersenyum jahat.

Malam harinya...
"zidan.. Dia kok nggak ada suaranya udah tidur? "tanya bella yang dari tadi di tengah pintu.

"belum..dia tidurnya tengah malam "saut zidan sedang memainkan ponselnya di atas ranjang.

"kita mulai sekarang ektingnya? "ucap bella dia berjalan menghampiri zidan di atas kasur.

"mulai ajah... "jawab zidan. Merekapun melakukan aksi mereka berdua.

Cinta Di Akhir  Surah Asy-syarhWhere stories live. Discover now