BAB 10

28 1 0
                                    


Zidan meranjak dari brankar lalu berjalan ke arah elisa dia menunjukan wajah kemarahanya. Elisa hanya diam di tempat

"KAMU KAN YANG MEMBERITAHU SEMUA INI?!! " zidan langsung mencengkram kedua lengan elisa.

Akbar tiba² datang karena power banknya ketinggalan. Dia menyaksikan kemarahan zidan. Elisa menundukan kepala dan menggelengkan kepala.

"JANGAN BOHONG KAMU!!! " dia mulai keras dengan istrinya akbar yang melihat nya tidak terima jika perempuan di kasar dia langsung masuk Dan mendorong dada zidan sampai terbentur tembok.

"JANGAN KASAR SAMA PEREMPUAN..!! " titahnya zidan berjalan menantang akbar

"ngapain lo ikut campur urusan gue..!!"
Akbar menghadapi laki² gila itu.

"GUE HANYA KASIHAN SAMA ISTRI LO...!!" tegasnya.

"AAH... "jerit zidan
BLAK...!!
BLAK...!!
BLAk...!!

Zidan menghajar akbar tanpa ampun sampai akbar tidak bisa melawanya dia terjatuh ke lantai dan sudut bibir kirinya sudah mengalir darah pipinya sudah memar² terkena pukulan zidan.

"STOP... BERHENTI...!! " titah elisa dia merasa pusing yang amat berat tubuhnya lemas dan mukanya sudah pucat pandanganya sudah memburam . Tiba² dia terjatuh pingsan di lantai .

"ELISA... " teriak akbar dia langsung mendorong tubuh zidan dan menghampiri elisa yang sudah tak sadarkan diri.

"elisa bangun elisa... " dia berusaha membangunkan elisa tanpa menyentuh nya. Dia berlari keluar memanggil dokter dia peduli dengan istri temanya itu dia lebih mengkhawatirkan elisa di banding dirinya sendiri padahal dia kesakitan dan sudut bibirnya menteskan darah terus menerus.

Berbeda dengan zidan yang hanya diam di tempat dan tidak mempunyai empati ke istrinya.

"dokter... " panggilnya ke dokter perempuan

" di sana ada orang pingsan tolong tangani " ujarnya

" baik... " jawab dokter tersebut.

Akbar membawa brankar ke ruangan zidan " kita tarus di ruangan lain dok.. " ujar akbar dia melirik tajam zidan.

Suster dan dokter mengangkat elisa ke brankan lalu membawanya ke tempat lain
Akbar menunggu di luar kamar sedangkan elisa sedang di tangani dokter. Dia juga sedang di obati oleh susternya.

Setelah beberapa menit kemudian...

Ceklek...

Dokter keluar dari ruangan elisa. Akbar langsung berdiri.
"gimana keadaan elisa dok? " cemasnya.

"pasien menyidap penyakit Alzheimer yang di sebabkan karena terlalu setres dan kecapekan. " ucap dokter.

"Alzheimer?" cemasnya

"iya... Pasien belum sadarkan diri mungkin besok pagi " ucap dokter.

"terima kasih dok.. "

"sama² saya permisi dulu... " pamit dokternya akbar mengangguk.

Dia sangat cemas dengan keadaan elisa tapi dia tidak berani masuk ke dalam dia hanya melihatnya dari kaca depan.

Sedangkan zidan, ia memukul mukul tembok dengan kesalnya. "AH... Gue hancur...! Gue udah kehilangan semuanya...!! " dia meremas rambutnya seperti orang frustasi. Dan dia tidak peduli dengan istrinya. Dasar laki² egoies!!!.


WAFIQ

"papah.. Terlalu berlebihan dengan sikap papah ke zidan.. " tegur hanum yang dari tadi membuntuti wafiq dari belakang.

Wafiq menghela napas berat lalu mengeluarkannya dengan perlahan dan membalikan badan.

"mah... Kenapa mamah nggak konek sama mangsud papah... " wafiq menepuk dahinya dengan menggeleng ngeleng kepalanya. Hanum mengerutkan wajahnya mencoba mencerna ucapan suaminya.

Wafiq duduk di suang temu hanumpun mengikutinya.
" papah cuman ekting mah... Coba pikirkan kalau dia nggak kita tinggalin, dia nggak akan akur sama elisa, dengan cara begeni...dia akan sadar dengan kesalahanya dan dia mau minta bantuan siapa kalau bukan elisa? " ucapnya.

Hanum merasa malu dengan suaminya. "oh ya² pah.. Mamah kok nggak kepekiran sampai situ.. " ujar hanum. Suaminya terkekeh melihat hanum yang kebingungan.

"tapi papah nggak marah sama zidan? " tanya hanum penasaran.

"sebenarnya ya papah marah, karna dia nggak berubah² tapi dengan kejadian ini papah yakin kalau zidan bisa berubah dan akur sama elisa" wafiq mengungkapkan perasaanya.

"mamah nggak sabar mau punya cucu "seru hanum terlihat gembira.

"kita do'akan saja agar tambah erat hubungannya " tutur wafiq

"amiin.. " jawab hanum.

Cinta Di Akhir  Surah Asy-syarhWhere stories live. Discover now