Bab 17

25 1 0
                                    

"elisa cepat, ini udah telat " teriak zidan dari luar rumah .

"ya mas... Bentar " saut elisa dari dalam rumah . Elisapun menyusul zidan yang sudah menunggunya di depan .

"ayok mas elisa udah siap .." ujar elisa semangat . Zidan berbalik badan dan menatap elisa dari bawah sampai atas . Elisa merasa canggung dengan tatapan zidan yang seperti itu .

"kamu dandan ?" zidan mengerutkan wajahnya melihat istrinya yang amat cantik dan menawan.

" enggak ..." jawab elisa malu².

"beneran ? " zidan mendekat ke wajah elisa Dengan wajah jukitnya .

"enggak mas... Emang kenapa ? Ada yang beda dengan elisa ?" ujar elisa .

"kamu terlihat cantik hari ini " ungkap zidan senyam senyum sendiri.

"emang biasanya jelek ?" tanya elisa . Elisa mengamati dirinya di depan kaca rumah.

"enggak, kamu selalu cantik di mataku, tapi hari ini cantiknya ples² " zidan mulai mengeluarkan omongan manisnya. Elisa tersipu malu ketika suaminya memuji kecantikanya.

"yuk berangkat " ajak zidan. Zidan membuka pintu depan untuk istrinya tersayang dengan lemah lembut dan anggun merekapun berangkat kepengadilan pukul 07.00 wib.

"elisa "panggil zidan di dalam mobil. Elisapun menoleh ke arah zidan yang sedang menyupir.

"ya mas " jawab elisa.

"maafin mas ya... Kemarin udah marah ² sama kamu " permohonan maaf dari zidan .

"nggak mas, seharusnya elisa yang meminta maaf karna udah melanggar aturan sebagai seorang istri " jawab elisa . Elisa menundukan kepalanya ke bawah dan merasa bersalah akan kesalahanya kemarin .

" mas nggak marah karena mas nggak suka istri mas di deketin sama laki² lain , apalagi bertemu di belakang aku " zidan menjelaskan alasanya .

"iya mas, elisa tau elisa salah, maafin elisa ya mas..." lirih elisa . Keduanya saling menatap satu sama lain .

" iya elisa, mas maafin tapi jangan di ulangi ya ..."jawab zidan .

"baik mas " terlihat wajah elisa yang murung akan penyesalanya. Zidan meraih tangan kanan elisa dan menyatukan tanganya dengan tangan zidan lalu mengecup punggung tangan elisa yang halus dan harum. Elisa menatap suaminya dengan penuh kagum dan cinta.

"ya allah, apa ini yang di namakan cinta? Perlahan aku merasakan rasa sayangnya mas zidan dan perlahan aku mulai mencintai mas zidan . Akankah rasa ini bisa mengalahkan rasa cintaku kepada ustad fazal? Dan apakah aku bisa mempertahankan rasa cintaku ini ? Ya allah maafkan hamba jika hamba masih menyimpan rasa untuk laki² lain selain suami elisa . " ujar elisa di dalam hati.

Sesampainya di pengadilan elisa dan zidan duduk di kursi panjang yang berjejeran di situ juga sudah ada hanum,wafik,doni, citra, dan teman² zidan . Sebelum duduk, elisa dan zidan sudah bersalaman dengan kedua orang tuanya dan para pendukung zidan.

Sedangkan di sebelah mereka ada kedua orang tua bella dan beberapa orang yang menjadi saksi. Selama sidang berlangsung, zidan terus melafalkan ndikir dan berdoa agar bisa memenangkan sidang ini dengan menggenggam tangan elisa yang tak pernah lepas dari genggamanya .sampai teman²nya merasa iri dan baper melihat pasangan yang ada di depanya.

"dulu ajah nggak mau di jodohin , sekarang .... Nggak mau lepas sama biniknya " bisik putra ke telinga tito dengan ekspresi julidnya .

"udang ngrasain enaknya nikah mungkin, sampe nggak mau kehilangan istrinya " mereka tertawa sendiri di tengah keheningan persidangan.

Cinta Di Akhir  Surah Asy-syarhWhere stories live. Discover now