[03] Bukan Untuk Bersama

48.9K 2.9K 180
                                    

"Malaikat dan Iblis berkencan?"

Diantara para Iblis yang pernah Lica temui, menurutnya pria yang berada di hadapannya ini adalah yang paling menyeramkan—dalam artian bisa membuatmu merasa seperti berada di jurang kehampaan terdalam. Demi apapun, dia memiliki aura yang sangat mencekam.

"Ka—kakak? Kenapa ada di—"

"Apa pentingnya kenapa gue disini?" tanya cowok itu tajam.

Tiba-tiba lingkaran sihir dengan tulisan-tulisan aneh terlihat di sekitar telapak tangannya yang terjulur ke arah Lica. Kepulan asap hitam keluar dari pusat telapak tangannya bersamaan dengan mantra yang diucapkannya berulang kali.

"Menjauh dari dia, Duff," desisnya, "lo gak akan tau apa yang akan dilakukan Malaikat pada kita—kaum Iblis."

Kepulan asap yang terlihat membahayakan itu mulai membentuk ribuan pedang kecil berwarna hitam metalik dengan ujung runcing—yang siap meluncur ke tubuh Lica kapanpun saat si pemilik kekuatan mengkhendakinya.

"Jadi lo mancing gue dengan hujan meteor untuk hal seperti ini, Duff?" tanya Lica disusul dengan decakan kagum olehnya, "lo lebih licik dari yang gue pikirin."

Tanpa sepengetahuan Duff, Lica sudah mengeluarkan butiran-butiran cahaya kecil dipenuhi dengan sisi tajam yang mengelilinginya. Jika kamu tersentuh oleh cahaya yang dibuat Lica saat ini maka dipastikan tubuhmu akan menghilang seperti cahaya mentari yang tenggelam digantikan oleh gelapnya malam.

"Lo salah paham, Lic!" ujar Duff, kini dia berada di tengah-tengah kedua makhluk yang dalam posisi menyerang serta bertahan.

Lica dengan punggung tegak, menatap tajam Iblis yang berada tepat dibalik punggung Duff. Tubuh Duff sendiri sudah dikelilingi perisai pelindung, ia memandang mereka bergantian.

"Please, gak bisakah kalian menurunkan senjata? Calm down Lica," jedanya lalu menatap Kakak satu-satunya, "Clarion."

"Lo gak punya hak buat memerintah gue, Adik Kecil," desis Clarion.

Duff terdiam. Lica masih dengan posisi kuda-kudanya, kini ditambah dengan perisai transparan yang mengelilingi tubuh gadis itu. Lapisan tipis berwarna keemasan itu bercahaya, terlihat lembut namun kuat.

"Whoa," Clarion tertawa meremehkan. "Keep calm, baby. Gue cuma bercanda."

Duff mengerutkan keningnya ketika Clarion menurunkan ribuan pedang kecil hitam dan menghilangkannya dalam sekali hentakan. Bersamaan dengan itu, pundak Lica yang menegang kini melemas hingga tangannya berada di sisi tubuh.

"Duff, ayo balik. Lo punya beberapa tugas yang belum diselesaikan," ujar Clarion dengan isyarat mata.

"Okay," sambut Duff.

Sayap Duff mengepak beberapa kali hingga perisai pelindung miliknya mengabur dan menghilang bersamaan dengan hembusan angin. Duff mendekati Lica yang sudah menurunkan senjata dan menghapus perisai pelindung miliknya.

"Sorry, gue gak maksud—"

"Lo pikir gue percaya?" sergah Lica.

"Kalo lo gak percaya sama gue, lo gak akan mau ikut liat hujan meteor sama gue," bisik Duff tepat di telinga Lica.

Lica yang tersentak kaget langsung mundur dan melayang sampai berdiri di ujung salah satu gedung pencakar langit.

"Jangan deket-deket gue, Iblis," desisnya. "Lagipula gue kesini karna tugas, bukan hujan meteor."

Duff menaikkan sebelah alis, lalu berbalik arah setelah mengerling dan tersenyum jahil pada Lica. Gadis itu mendengus melihat kepergian kedua Kakak-Beradik Iblis itu.

FL • 1 [Fericire]Where stories live. Discover now