22. Banyak tanya

1.8K 359 15
                                    

ADRIAN POV

Abang:
Pas ketemu beliin Aila sesuatu gak?

Me:
Apaan sih Bang?
Alay banget
Ketemu mah ketemu aja

Abang:
Bawa diri gitu??

Me:
Bawa martabak!

Abang:
Gak abang transfer duit yaa kamu!

Me:
Chill Bang ihh
Kaya baru sekali deketin cewek

Abang:
Dia sekolah S3, pinter banget berarti yak?

Me:
Ya kalo gak pinter gak sampe S3,
gak sampe Jerman

Abang:
-,-

Aku tak membalas pesan Abang lagi, pusing, dia yang usaha deketin, malah aku yang riweh.

"Kenapa kamu muka ditekuk gitu??" Tanya Kara.

"Abang, nanya-nanya soal Kak Aila, bawain apa katanya pas ketemu."

"Bang Damar kaya gak pernah pacaran aja?"

"Abang cuma pernah pacaran sekali, cewe yang dia taksir langsung suka, jadi gak pake usaha kaya gini."

"Serius Bang Damar cuma pernah sekali pacaran?"

Aku mengangguk.

"Ceritain soal Bang Damar doong! Sebelum ditinggal nikah gimana?"

Aku menceritakan kisah singkat Abang dan Kak Wilfa, meskipun tahu banyak tentang mereka tapi rasanya gak pantes aja menceritakan kisah yang bukan milikku pada orang lain.

"Gak nyangka yaa, jodoh bisa selucu itu." Ujar Kara, aku mengangguk menanggapi.

"Kar??"

"Yaak?"

"Aku gak mau kita kaya Abang sama Kak Wilfa."

Kara tersenyum, ia mengangguk kecil.

"Dulu, waktu Abang nanya kapan kita nikah, kita cuma senyum-senyum karena ngerasa punya tanggung jawab sama kuliah. Sekarang, kita sama-sama udah lulus, dimulai aja gak sih? Tanggung jawab sama hubungan ini?" Tanyaku.

Yesss! Gitu doong!!

Kara tak langsung menjawab pertanyaanku, ia mengambil air kemudian meneguknya banyak-banyak.

"Boleeh, mulai tanggung jawabnya gimana nih? Toh bukannya selama ini kita saling mencoba jadi yang terbaik untuk masing-masing? Atau memulai tanggung jawab yang lebih besar... menikah?" Ia menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan baru.

"Yang terakhir."

"Kamu serius?"

Aku mengangguk pasti.

Beneran serius, Dri??

Iyaa, bawel.

"Bang Damar gimana? Bukannya kamu pernah bilang kalau penginnya Abang dulu yang nikah??"

"Abang pernah nanya ini ke kita, kayanya itu bukan masalah buat Abang."

"Tapi Dri, aku penasaran...."

"Apa Kar?"

"Aku diterima gak sih sama keluarga kamu?" Tanyanya takut-takut.

Aku tersenyum dan dengan mantap mengangguk.

"Bunda sayang banget sama kamu, Kar. Udah dianggep anak aja kamu sama Bunda. Kalo Ayah? Ya emang rada cuek, tapi gak pernah ada omongan macem-macem kok. Bang Damar??? Ya gausah ditanya lagi itu sih." Jawabku.

Dunia Abu-abuWhere stories live. Discover now