24. Teman

1.6K 341 20
                                    

AILA'S POV

"Kalo dipikir-pikir, mahal juga ya pake WO."

"Ya kan si pihak wo-nya butuh makan, Mar."

"Iya sih bener."

"Tapi kan lo gak cape, tinggal kasih konsep, terus engkang-engkang kaki deh."

"Tapi ini nikahnya Adri, kayanya gue aja deh yang urus, sama temen-temen gue."

"Yaudah kalo gitu sih."

"Eh iya? Ini mau kemana lagi? Apa udah kemaleman?" Tanya Damar.

Gue melirik jam, baru jam 8 malem setelah seharian kami muter-muter Bogor nyari WO.

"Kayanya sih udah pada tutup, tapi kalo mau nyari ya ayok aja."

"Gak usah deh, capek, mau makan gak?"

"Makan apa?" Tanya gue.

"Bebas, tapi kalo mau nasi liwet, ikut ke rumah temen yuk? Malem minggu ini mereka pada masak liwetan."

"Kayanya enak!" Gue langsung mikirin nasi liwet yang gurih, biasanya ada lauk ikan asin, tumis kangkung, lalapan, belom lagi kalo liwetannya mevvah pake ayam goreng serundeng. Aduuuh. Laper.

"Sip! Ke rumah temen gue yak!"

"Okeh!"

Di jalan, karena kami gak terlalu banyak mengobrol gue jadi otak-atik radionya, biar sedikit rame gitu.

Tak berapa lama, kami masuk ke wilayah perumahan yang masih sepi. Sumpah sepi banget, mendadak takut diculik gue. Asli dah.

"Eh? Ini rumah temen lo di mana?"

"Hahaha pelosok yak? Santai Ai, temen gue sengaja beli rumah di sini, murah soalnya." Asli dah, gue juga dulu kepikiran buat beli rumah di komplekan yang masih sepi, tapi karena gue cewek dan ngeri dibegal, gue pun memutuskan beli apartment.

Sampai di depan rumah ber-cat abu-abu tua, Damar ngajak gue turun. Pas masuk ke halaman, gue langsung bisa dengar keramaian di dalam.

"Assalammualaikum!" Seru Damar, langsung masuk tanpa nunggu ada yang nyambut, jadi gue ikutan.

"Yeee, dateng pas udah beres lu dasar kucing, nyium aja bau ikan!" Seru seorang perempuan, entah siapa.

"Katanya sibukkkk???" Sahut temannya yang lain.

Menghitung dalam hati, ada 8 orang yang ada di sini. Duduk di rumput beralaskan karpet plastik di halaman belakang rumah ini.

"Asikkk bawa cewek!"

"Eh iya? Ini Aila!" Seru Damar, agak sedikit menarik gue biar maju.

"Ayok sini Mbak, makan!"

Gue tersenyum, kemudian Damar mengajak bergabung.

"Ini gak apa langsung ikut makan?" Tanya gue.

"Ya gak apa-apa, tapi nanti bantu cuci piring boleeh!"

"Elo Vin sana cuci piring." Sahut Damar.

Gue tersenyum, teman-teman Damar yang lain langsung nyuruh makan. Gue yang emang laper jadi ikutan aja tanpa gengsi.

Lauk nasi liwet malam ini ada tumis kangkung, terus ada ikan asin yang dipotong dadu kecil-kecil, plus tempe orek, lalapan, sambal dan kerupuk. Sumpah sih mantep. Asin, manis, gurih, lengkap sudah semua ada.

Selesai makan, Damar mengajak pindah ke bagian dalam sementara ada beberapa temannya yang sibuk gulung daun pisang untuk dibuang.

"Namanya tadi siapa?" Tanya seseorang.

Dunia Abu-abuWhere stories live. Discover now