LH - 09

79.8K 5.8K 3.7K
                                    

Haiiii update! Makin cepat target terpenuhi, update makin cepat hehe!

Makasih part kmrn kalian keren banget!

Part ini 2.5K vote dan 3K komen bisaaa?! 😻

Timeline cerita ini rada cepet ya, hehe..

Roman melirik pada Naraca yang sedari tadi terus menerus mengikuti langkah kakinya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Roman melirik pada Naraca yang sedari tadi terus menerus mengikuti langkah kakinya. Roman sampai kesal sendiri.

"Kenapa ikutin saya?" Tanya Roman, begitu dia sampai di depan unit apartemennya.

Naraca menelengkan kepalanya, telunjuknya mengarah pada pintu di belakang Roman, "sebelah apartemen kak Roman kan unit ku?" Terang Naraca.

Roman terdiam, tidak bisa membalas. Ya karena memang kenyataan juga kalau gadis itu tinggal di sebelahnya.

Roman lalu menyingkir, memberi jalan pada Naraca. Gadis itu tersenyum ketika Roman memberi jalan untuknya.

"Bye kak! See you!" Naraca melambaikan tangannya manja pada Roman.

Roman membuang nafas panjang. Sejak beberapa hari lalu, dimana Roman membonceng Naraca pulang dengan vespa dan mereka berteduh di depan sebuah ruko dan selanjutnya adegan adegan manis yang menggelikan bahkan mampu membuat tubuh Roman merinding setiap mengingatnya— Naraca terus menerus bertingkah aneh.

Gadis itu bahkan pagi-pagi sudah nangkring di depan pintu unitnya, lalu mengikuti Roman kemanapun, dan berhenti mengikutinya saat gadis itu sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Roman masuk ke dalam unit apartmennnya dan langsung menutup pintu. Dia membuang nafas panjang lagi dan lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya dalam sehari ini.

Belum sempat Roman berganti baju, pintu apartemennya sudah di ketuk dari luar selama beberapa kali.

Sudah Roman tebak pelakunya, Naraca.

Roman membiarkan, dia enggan membuka, namun gedoran itu tidak kunjung berhenti juga, membuat Roman dengan terpaksa membukanya.

"Kak, minta gula dong? Ada? Gula ku habis, susu ku nggak manis nanti." Ujar Naraca, sambil dia membawa secangkir susu di tangannya.

"Habis."

BLAM!

Roman menutup pintunya dengan kencang. Pria itu berkacak pinggang dan terkekeh sinis.

"Apa katanya tadi? Susu? Ah sial, saya benci banget sama kata itu." Tutur roman, merujuk pada kata susu yang berhasil membuatnya terlihat pria berotak mesum. Roman tidak akan pernah melupakan kejadian memalukan seumur hidupnya itu!

Pria itu kemudian kembali berjalan ke kamar, namun tiba-tiba saja dia mendengar pintu kamarnya terbuka, membuat Roman langsung menoleh ke belakang. Dan betapa terkejutnya dia menemukan Naraca cengar cengir sembari menutup pintu unit apartemennya.

Love Hateحيث تعيش القصص. اكتشف الآن