LH - 14

67.3K 5.5K 4.1K
                                    

Kangen nggak? Wkwk.. nungguin bab kmrn tembus target mayan ngeden ya.. tp aku bangga banget komennya tembus meskipun vote enggak wkwkwk 😭😭😭🫳🏻

Yok semangat, aku rajin ngetik nih, siapa tau kalo tembus terus aku update tiap hari, gacor kan? Kek awal awal publish tiap hari update 😻🔥🔥 kalian kalo dikasih target semangat donkk biar ak update mulu 😚😚

Target untuk part ini : 2K vote dan 3K komen! Ramein tiap parafraf boleh juga

Kalo di lebih in juga gapapa loh 😋

"Adik lo nggak masuk, Khae?" Jaleo menyenggol siku Khaezar yang sedang asik meminum es tehnya di tengah panasnya cuaca siang hari ini

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Adik lo nggak masuk, Khae?" Jaleo menyenggol siku Khaezar yang sedang asik meminum es tehnya di tengah panasnya cuaca siang hari ini.

Khaezar yang sebelumnya tidak memperdulikan keadaan sekitar selain es teh yang sedang dia seruput pun langsung menoleh pada telunjuk Jaleo yang mengarah pada segerombolan adik tingkat yang merupakan sahabat dekat dari Naraca.

Dahi Khaezar nampak berkerut saat ia tak menemukan sosok Naraca disana. "Lah, nggak masuk dia?" gumam Khaezar nampak keheranan.

Apa semalam di pesta topeng dia mabuk? Makanya hari ini nggak masuk? batin Khaezar. Tapi tidak seperti biasanya Naraca absen ke kampus tanpa memberitahunya.

Rupanya bukan hanya Khaezar yang bertanya-tanya, sosok di samping Khaezar juga sedang berperang dengan pikirannya. Tadi pagi, Naraca masih minum teh di apartemennya sebentar sebelum wanita itu kembali ke dalam unit apartemennya sendiri.

"Saya balik duluan." Roman bangkit dari duduknya secara tiba-tiba, membuat seisi meja menoleh pada Roman.

"Kelas woi!" seru Ejan, mengingatkan Roman.

"Bolos." dengan gampangnya Roman menyahut, membuat Kiel, Jaleo, Khaezar dan Ejan ternganga mendengarnya.

"Anjir? Bocah serajin Roman aja bolos di mata kuliah ini? Ya kali kita nggak ikut bolos?" Ejan berseru dengan begitu semangat. "Warkop, euy."

"Gas lah!" Jaleo menimpali. Pria itu ikut berdiri dan segera merogoh rokok dan koreknya dari dalam tas. "Dah lama nih nggak cabut kelas. Males banget gue kalo keliatan jadi anak rajin di kampus." lanjutnya.

"Gue laporin asdos," Kiel tiba-tiba saja mengancam. Si ketua BEM itu nampak begitu lempeng membuat Ejan dan Jaleo berdecak kesal.

"Susah kalo ada ketua BEM di geng kita. Kick aja lah Jan, dia dari beringas." kata Jaleo, membuat Ejan mengangguk setuju.

***

Roman menunggu di balik tembok, menanti teman-teman Naraca kembali ke ruang kelas yang melewati lorong dimana dia berdiri. Pria itu terlihat tidak tenang. Gatal ingin menghampiri teman teman Naraca, tapi dia tau, kalau dia mendekat maka akan menciptakan kehebohan dan kecurigaan dari Khaezar.

Dan saat dia melihat teman-teman Naraca melintas di depannya, Roman langsung menghadang, membuat mereka terkejut.

"Weh, kenapa nih? Siapa yang buat ulah sampe Kak Roman nyegat kita?!" Serana terlihat bergumam ketakutan. Bibirnya tertutup, tapi desisan itu keluar dari dalam bibirnya. Baik Jinaya maupun Gaby sama sama menggeleng.

Love Hateजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें