LH - 17

64.9K 4.9K 3.3K
                                    

Nungguin ya? Wkwk kenceng in votenya.. nanti ak sering update hehe.. cerita org lain 12 ribu yg baca vote 4K.. cerita ku 12 ribu yg baca vote 2.5 aja gak sampek.. tolong jangan siders ya 😭😭🙏🏻

2.5K vote dan 3K comment buat next part yaaa!

VOTE DULU SEBELUM BACA!

Spam komen 2K disini ya 😗 baru bowlehhh baca 😋

Next part kita ada panas panas an, ya kali enggak update cepat?

Naraca terlalu berani untuk menggodanya, menyentuhnya lebih jauh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naraca terlalu berani untuk menggodanya, menyentuhnya lebih jauh. Wanita penggoda itu tanpa tahu malu melingkarkan tangan di lehernya lalu matanya mengerling nakal.

Roman yang mendapati sentuhan itu sontak saja tak mampu bernafas dengan benar. Malam itu, malam panas di pesta topeng kembali berputar di kepalanya. Adegan demi adegan terputar dengan panas di kepalanya.

Bagaimana Roman dengan penuh gairah melumat bibir Naraca, bagaimana tangannya mencengkram paha kecil wanita itu, bagaimana kejantanannya yang mengeras menyentak penuh kepuasan pada lembah hangat yang membawanya melayang ke surga.

"Roman!" suara Ejan terdengar melengking di luar, membuat Roman tersadar dari khayalan panasnya.

Naraca terkekeh gemas di balik bekapan tangan Roman. Menertawakan kepanikan yang melanda Roman saat ini.

"Langsung masuk aja dah. Masih molor kali dia?" seloroh Jaleo yang tak lama kemudian ia mendengar pintu apartemennya di buka dan kemudian suara ramai mereka teredam secara perlahan.

Saat suara mereka tak lagi terdengar, barulah Roman bisa bernafas lega. Pria itu menurunkan tangannya dari wajah Naraca yang sudah memerah. "Saya terlalu kencang, ya?"

Mendapat pertanyaan itu secara tiba-tiba membuat Naraca kebingungan. Roman ini kalau ngomong selalu irit. Panjangan dikit kenapa sih? Biar dia jelas, yang kekencangan apa?

"Apanya?" tanya Naraca.

Ujung dagu Roman ia angkat kecil, mengarah pada wajah Naraca. "Bekap mulut." perjelasnya.

Mulut Naraca membentuk huruf O. Dia menggeleng, "kenapa? Merah ya Kak?" kedua tangannya menangkup pipinya sendiri. Ia berkedip imut, mencoba menarik perhatian Roman.

"Iya."

"Ahh.. Itu karena jarak kita terlalu deket Kak, jadi aku malu malu kucing gitu. Takut banget kalo Kak Roman nafsu banget sama aku?" celetuknya asal, membuat Roman menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan tingkat kepercayaan diri Naraca yang begitu tinggi.

Sontak telunjuk Roman ia gunakan untuk menyentil kening Naraca. "Jangan terlalu percaya diri."

Naraca membalasnya dengan kekehan kecil, "ya apa salahnya? Aku kan orangnya pede abis?!" Naraca menghempaskan rambutnya ke belakang, bersikap centil.

Love HateWhere stories live. Discover now