PART 20

21 0 0
                                    

Ica dan Sean berdiri di tempat yang sama, MC sudah mempersilakan mereka berdua untuk menyampaikan kesan pesan mereka tapi keduanya hanya diam saling bertatapan canggung.

"Wikwiw"

Banyak sekali orang-orang yang menyoraki mereka seperti itu, contohnya Dino. Ica terpana dengan tatapan mempesona milik Sean itu, rasanya ia merindukan sosok pria itu. Ica tersadar, ia mengalihkan pandangan dari Sean, semakin ia menatap pria itu ia akan semakin tersiksa, karena itu Ica memberanikan diri berbicara terlebih dahulu.

"Halo selamat malam, saya Shevalonica, perwakilan kelas 10, saya mengucapkan selamat kepada kelas 12 yang telah lulus dan akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya, saya sangat bangga kepada kakak-kakak sekalian yang telah hadir disini, kalian telah melakukan yang terbaik, momen ini mungkin hanya sebentar tapi kenangan kalian akan selalu ada, perpisahan bukan hal yang selalu buruk, kenanganmu...." Ica tiba-tiba berhenti, ia keceplosan, Ica tidak fokus kenapa ia jadi memikirkan Sean di tengah-tengah kalimatnya.

Semua orang menatap ke arah Ica penasaran, beberapa tatapan membuatnya sedikit takut, seperti tatapan menghina.

"Perpisahan mungkin hanya sekejap tapi kenangan itu akan tetap terkenang selamanya" Ica akhirnya mengakhiri ucapannya dengan sempurna. Semua orang bersorak sorai, tepuk tangan menggelegar di ruangan ini.

"Icaaa kerennn" Teriak Dino dan teman-temannya di sana, Ica sedikit malu karena mereka terlalu terus terang.

"Saya Sean Albert kelas 11, saya berdiri disini untuk memberikan selamat atas kelulusan kakak semua kelas 12, dan selamat menempuh jalan baru, apapun keinginan kalian kedepannya saya yakin itu pasti yang terbaik, terima kasih telah membuat kenangan ini indah, kehadiranmu sangat berarti bagi say-maksudnya bagi kami semua, kenangan yang telah di lukis bersama tak akan pudar begitu saja, terima kasih telah berjuang bersama dan semoga bahagia"

Tepuk tangan yang gemuruh itu terdengar lagi untuk kedua kalinya.

"Apa cuma gue yang berfikir kalo keduanya saling nyindir?" Tanya Dino kepada teman-teman lainnya.

"Gue setuju! Tapi bukan nyindir sih menurut gue, lebih ke saling bertukar cerita" Ujar Sindy menanggapi, sementara itu Ray hanya menatap tajam keduanya, entah mengapa tapi Ray sedikit kesal.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya taman belakang yang sepi Chira dan Mira sedang berdiri disana, Chira menatap wanita yang sedari tadi menundukkan kepalanya karena takut.

"Hey Mira, angkat kepala lo"

Mira perlahan-lahan mengangkat kepalanya lantas pukulan keras mendarat di pipinya. Mira terkejut dan merintih kesakitan

"Lo selalu gagal menjalankan tugas dan lo masih enak-enak deket sama temen-temen lo yang ada si Ica nya itu, lo bener-bener ya pengen di tam-"

"Ampun, maafin saya kak, maaf"

"Maaf? Lo pikir cukup dengan maaf doang? Lo itu gak berguna banget kenapa lo ga mati aja sih!" Kali ini Chira mendorong Mira hingga wanita itu terjatuh dan beberapa bagian tubuhnya berdarah.

"Maaf kak, jangan pukul saja lagi, saya akan berusaha dengan keras"

"Bacot lo! Inget! Awas sampai lo bilang ke temen-temen lo" Chira menendang tubuh Mira dengan kasar,lantas ia meninggalkan Mira sendiri. Mira menangis merintih kesakitan, ia menangisi dirinya yang lemah dan merasa semakin berdosa kepada teman-temannya termasuk Ica yang selalu baik kepadanya.

*....*

Selesai pidato Ica pergi ke toilet dan tidak sengaja melihat Mira yang sedang merintih kesakitan seraya mengobati luka di tubuhnya, Ica begitu terkejut bukan main, ia sangat syok melihat keadaan temannya itu yang mengkhawatirkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pleasant TimeWhere stories live. Discover now