PART 11

31 12 0
                                    

Kau adalah, yang terindah, yang membuat hatiku tenang. Mencintai kamu, takkan pernah takut, karena kau terima segala kurangku.

Kau adalah- Isyana Sarasvati, Rayi Putra

**

Mulai sekarang, Ica berjanji tidak akan menjadi anak yang malas lagi. Dia akan berusaha menjadi seorang yang lebih rajin, apalagi sekarang dia seorang pacar Sean Gilbert, Omg.

Sedari tadi Ica tidak bisa menahan senyum yang terus melingkar di wajahnya.

Hatinya tidak tenang, dia merasa tidak percaya dengan kenyataan yang sudah terjadi.

"And now I'm Sean Girlfriend, Omg!!!" Teriak Ica tidak jelas.

Tadi sore Sean mengantar nya sampai kedepan rumah Ica, dan Sean bilang akan menelpon Ica nanti malam. Karena itulah Ica menunggu.

Dia bahkan sudah berdandan cantik, Ica yang asalnya tidak pernah suka dengan hal-hal seperti itu sekarang dia berubah, Ica berubah menjadi orang yang lebih rapi.

Ponsel Ica berbunyi menandakan ada telpon, setelah Ica lihat ternyata video call dari Sean. Tidak seperti biasanya, kali ini Ica lebih deg-degan.

Ica mengangkat telpon dari Sean dan melihat wajah kekasihnya itu. Sean begitu tampan apalagi rambutnya yang basah berantakan.

"Hallo Ica"  Sean tersenyum kepada Ica, hal itu membuat jantung Ica hampir saja copot.

'Omg!! Pacar gue ganteng banget sih!' Batin Ica dalam hati.

"Halo kak, kok rambutnya basah?" Petanyaan ini sungguh konyol. Ica sendiri tidak tahu kenapa harus bertanya seperti itu, rasanya awkard sekali.

"Ooh, ini gue baru solat Ca, kamu udah solat?"

"Udah dong kak, kan jadi pacar kak Sean harus raj...." Ica berhenti bicara ketika dia sadar bahwa dia keceplosan.

"Haha.... Kakak gak nyuruh kamu harus rajin kok, bercanda aja yang kemarin. Walaupun kamu pacar kakak tapi kakak gak akan ngelarang kamu ngelakuin hal yang kamu mau kok.... Tapi jangan lupa kewajiban juga ya, Ya kecuali kalo kamu selingkuh baru aku maju"

Hmmm.... Jadi begini ya punya pacar, punya seseorang yang memperhatikan. Untuk Kedua kalinya Ica ingin mencubit pipi Sean yang menggemaskan.

"Nah gitu dong senyum..."

"Eh?..." Ica langsung menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Kamu udah makan malam sayang?"

Sayang? Omg! Ica ingin berteriak.

"Belum sih kak, kakak udah?"

"Belum"

"Kenapa?"

"Nunggu kamu makan, makan yu!"

"Tapi aku gak boleh keluar malem, kalo engga kak--"

"Hahahaha, emangnya siapa yang ngajakin keluar? Mau ya di ajak keluar?"

Deg! Ica tidak tahu kenapa bsa kepikiran sampe kesana. Ah Ica terlalu baper.

"It... Itu, engga sih kak. Aku mau makan kok. Hehe,"

"Bercanda doang Shevalonica, jangan marah dong. Iiih jelek tau kalo marah"

"Apasii kakak, engga. Aku gak marah, siapa yang marah. Mau emang aku marah?"

Pleasant TimeWhere stories live. Discover now