PART 7

29 16 0
                                    

"Selamat pagi, anak-anak"

"Pagi bu"

Bu Dinda masuk, dia adalah wali kelas kelas Ica.

"Hari ini kita akan berkenalan dengan anak baru, silahkan masuk"

Mendengar nama anak baru pikiran Ica langsung tertuju pada pertemuan singkat tadi, apa dia Ray?

Dan benar saja, Ray masuk ke kelas Ica. "Silahkan perkenalkan diri"

"Halo semuanya, nama saya Ray Frenza. Saya pindahan dari SMA di Bandung,"

"Jadi, Ray akan menjadi teman baru kalian. Karena itulah, tolong bantuan kalian semua ya, Ray silahkan duduk di bangku kosong"

Ray mengangguk lalu duduk di bangku kosong samping Sindy dan Ica.

"Baiklah anak-anak belajar dengan giat dan selamat belajar"
Ibu Dinda keluar, dan secara serempak para wanita dikelas menghampiri kursi Ray.

Sementara Ica hanya menggeleng-geleng
"Din, minta makanan dong laper nih" Gerutu Ica sambil memegang perutnya.

"Lo mah kebiasaan, lo gak sarapan pagi ya?"

"Hehe, kesiangan Din lo sih gak jemput gue, kesel ah"

"Kan semalem gue udah ngomong, gue gak bakalan jemput lo, kebanyakan makan es krim jadi amnesia lo"

"Heh! Kalo ngomong gak suka pake bismillah"

"Bismillah, Ica jelek!" Ejek Dino dengan tawa yang menggelegar.

"Rese lo Din!" Kesal Ica sambil memukul tangan sahabatnya itu.

"Yaudah kantin sono!"

"Beliin dong din, lo kan baik."

"Males gue ah, takut ada guru nanti gue yang di hukum"

Ica tersenyum miris merasakan perutnya yang sedari tadi terus berbunyi, jika seperti ini caranya asam lambung Ica akan naik.

Tanpa berfikir panjang, Ica langsung berlari menuju kantin dan membeli beberapa roti.

"Bu, kalo ada guru nanyain bilang aja gak ada siapa-siapa oke bu?"

Ibu itu hanya menggeleng-geleng melihat Ica memakan roti dengan lahap.

Tak lama datang suara sepatu yang semakin mendekat kearah kantin, Ica segera berlari dan bersembunyi diantara rak makanan.

Ica menutup mata, jika nanti dia ketahuan dia akan pura-pura pingsan dan membuat alasan belum sarapan, ya Ica rasa itu ide yang bagus.

Langkah kaki itu mendekat kearah rak Ica dan semakin dekat dan.....dekat

"Shevalonica?"

Ica ketahuan, dia secara berpura-pura pingsan, dan orang yang tadi memanggilnya menahan tubuhnya, Ica sangat bersyukur karena tulang ya tidak jadi patah.

"Ca? Lo kenapa?"

Lo? Mana mungkin guru memanggil Ica Lo, perlahan Ica membuka mata dan melihat Sean sang pangeran sedang menatapnya, tatapan yang mampu membuat Ica tersenyum lebar.

"Abang Sean kok ada disini sih? Apa gue bener-bener pingsan ya?" Gumam Ica pelan, sambil terus tersenyum kearah Sean.

"Ca? Lo gak jadi pingsan?" Sean membantu Ica berdiri dan ternyata Ica tidak pingsan sungguh-sungguh.

"Eh, ada kak Sean hehe gue cuma pura-pura kok, kirain gue lo guru tadi"

"Lo kenapa gak masuk kelas sih?"

Pleasant TimeWhere stories live. Discover now