PART 4

53 19 4
                                    

Kesunyian melanda keduanya, bagaimana tidak, sedari tadi Ica terus fokus pada komputer yang sebenarnya pelampiasan dari rasa gugupnya.

Tidak seperti Sean yang sedari tadi memainkan gitarnya, Ica ingin sekali membuka percakapan tapi apalah daya, dia lebih suka mengagumi pria itu dari jauh walaupun tidak akan berpengaruh apa-apa.

I've tried playing it cool
But when i'm looking at you
I can't ever be brave
Cause you make my heart race


Terdengar suara alunan gitar bersama suara merdu yang keluar dari mulut Sean, membuat ruang musik yang sepi menjadi lebih berirama.

Shot me out of the sky
You're my kryptoninght
You keep making me weak
Yeah, frozen and can't breathe

Ica mulai terbawa alunan musik tersebut hingga secara tidak sengaja ia membalikkan badan dan menatap Sean yang juga menatapnya dengan seksama.

Something's gotta give now
'Cause I'm dying just to make you
That i need you here with me now
'Cause you've got that one things

Mata Sean dan Ica saling terpaku, mereka menatap penuh arti.

So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't i don't i dont know what it is
But i need that one thing
And you've got that one thing

"Braaak!"

"Maaf gue telat kak," Ujar seorang wanita yang baru saja membuka pintu ruangan dengan keras.

Ica mendengkus kesal dalam hati, dia langsung cemberut karena wanita yang disebut Dewi itu telah merusak momen terbaik Sean dan Ica.

"Untung gue sabar" gumam Ica pelan.

Ternyata Sean hendak latihan bersama Chira, pantas saja dia rela menunggu, Ck, Ica jadi kesal sendiri.

*...*

Hampir satu jam lebih Ica berada di ruangan musik, bukannya mendapat musik mana yang akan dinyanyikan nanti, Ica malah geram dengan Sean dan Chira.

Dia kesal kepada Chira, karena sejak dia perhatikan sepertinya Chira memang berminat kepada Sean, terlihat dari gerak geriknya yang curi-curi pandang.

"Apa gue nyanyi lagu guru aja ya? Atau potong bebek angsa? Balonku ada lima? Bosen dari tadi gak nemu-nemu. Padahal nyari lagu bukan nyari jodoh eaaaa! " Ica malah bergumam tidak jelas seperti orang gila.

"Butuh bantuan? " Tanya seseorang dari belakang punggung Ica, Sean.

Dia mengulurkan kedua tangannya kehadapan Ica, hingga tampak seperti sedang berpelukan. Ica hanya bisa diam tak berkutik, melihat seragam Sean dari kedekatan. Sekitarnya menjadi hangat dan nyaman sekali, aroma tubuh Sean sangat memabukkan.

Sean perlahan-lahan menatap Ica, hingga mata mereka sempat bertemu. Hal itu membuat debaran jantung Ica bertambah lebih cepat, pipinya memerah dan pikirannya kosong.

"Jadi nama asli lo Shevalonica Moren. Nama bagus, lo pasti udah tahu nama gue kan? Mulai sekarang kita udah kenalan" Sean membuka percakapan dengan senyuman hangatnya.

Ica hanya mengangguk, tidak berani menatap apalagi berkomentar.
"Saran gue, lagu itu dicarinya sesuai suasana hati lo sekarang"

"Oh gitu ya, yaudah makasih ya kak " Ica langsung berbalik badan, dia sangat nervous.

Pleasant TimeWhere stories live. Discover now