PROLOG

334 122 71
                                    

          "Wahiid.. " (Satu)

   Terdengar dari pengeras suara seseorang mulai menghitung dalam Bahasa Arab dengan nada menggertak. Aluna segera berlari tanpa peduli sepatunya yang belum selesai diikat.

          Tar ajalah di lapangan lanjut ngiketnya, batinnya.

   Dia lalu bergegas lari dengan pincang menyusul teman-temannya yang telah beranjak lebih dulu. Sesampainya di lapangan upacara, dia langsung masuk ke tengah barisan tempat teman sekelasnya berada dan memilih untuk melanjutkan aktivitas menali sepatu yang sempat tertunda.

   Hari senin adalah hari yang sakral bagi warga Indonesia karena pada hari ini diadakan agenda rutin nasional yakni upacara bendera untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta negara pada generasi penerus. Namun sebaliknya bagi para siswa, hari senin adalah hari terkutuk karena mereka harus rela berdiri berjam-jam dan terpapar panas matahari. Sedangkan para guru berdiri dengan santai di bawah rindangnya pepohonan.

   Aluna diam-diam merundukkan kepalanya berlindung dibawah bayangan orang disampingnya yang memiliki postur lebih tinggi darinya. Seorang laki-laki dari kelas sebelah, kelas X B. Tak lama, orang di sebelahnya pun ikut melakukan hal yang sama. Dia adalah Gita, sahabat karib Aluna. Mereka cengengesan ketika menyadari telah melakukan hal bodoh bersama.

          "Ngapain sih?" si pelindung merasa risih atas kelakuan mereka dan bergeser menjauh.

          "Ih jangan geser napa. Panas tau." sungut Aluna kesal.

          "Ya sama." Lelaki itu tak mau mengalah.  Dia tetap bergeser menjauhi Aluna dan Gita.

          "Dih pelit banget." Aluna menegakkan tubuhnya kembali berbaris dengan benar.

          "Kayaknya kita salah berlindung." bisik Gita.

          "Iya tu orang sensi banget." Mereka mengangguk bersama menyetujui ucapan Aluna barusan.

          "Gak papa bentar lagi kelar kok upacaranya." sahut Septi, yang juga sahabat Aluna, setengah berbisik tepat ditelinganya. Aluna dan Gita mengacungkan jempol menyetujui.

・ ʚĭɞ ゚

༺ Jika aku tak bisa memilikimu dalam nyataku, maka biarkan aku memelukmu seutuhnya dalam fiksiku ༻

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

Assalamualaikum
Haii pembaca semua 🤗
Semoga kalian suka ya sama ceritaku ini hehe..
Karena ini cerita pertamaku yang aku publish, biasanya mah asal nulis aja disimpan dan dibaca sendiri hehe

Jangan lupa vote dan komen yaa 😊
Terima kasih semoga kalian sehat dan bahagia selalu..
Wassalamualaikum

Penulis,
@dhylaa__ (on ig)

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now