Aluna menyodorkan secarik kertas yang sudah dilipat 3x kepada Gita disela-sela mata pelajaran Kimia. Tanpa mengurangi fokusnya pada penjelasan guru, Gita menerima dan membaca kertas tersebut.
Git, selama jadi keamanan ada sifatku yang berubah gak?
Gita berdeham pelan dan menuliskan balasan tepat dibawah tulisan Aluna. Dia menggeser pelan kertas itu tanpa melipatnya.
Iya. Jadi lebih sering ngegas ke astra.
Aluna mengerutkan keningnya dan membalas pesan Gita.
Masa sih, Git? ya Allah aku ga sadar :(
Aluna menggeser kertas itu ke meja Gita. Dia nampak cemas setelah mengetahui honest review dari sahabatnya itu. Dia mengingat-ingat hal apa saja yang telah dilakukannya akhir-akhir ini.
Jangan diulangi yaa...
Aluna teringat satu kejadian saat dia dan Arif berdebat mengenai... Ah dia lupa detailnya seperti apa. Intinya saat itu dia tidak bisa mengontrol suaranya sendiri. Sehingga nada suaranya terdengar lebih ngegas dari biasanya.
Tegor aku ya, Git kalo ngulangin lagi..
Pinta Aluna tulus seraya mengerjapkan mata berkali-kali pada Gita.
Iyaa
Tulis Gita sambil tersenyum saat menggeser kertas itu ke arah Aluna. Namun, seketika Gita teringat akan sesuatu. Dia kembali menarik kertas itu dan menuliskan banyak hal yang sudah lama ia pikirkan.
Soal taruhan. Aku rasa kamu perlu batalin, Lun. Karena bakal fatal banget kalo sampe ketauan orang-orang. Lagian dia juga ga ada bahas soal itu kan? Mending abaikan aja. Jauhi Aji dan kembaliin bukunya Kak Zul. Kamu juga pasti ga mau dihukum kan?
Aluna tersenyum tipis membaca surat dari Gita. Sejujurnya hal ini sudah dipikirkannya sejak lama. Dia juga sedari awal tidak menganggap ajakan Aji suatu hal yang serius. Dia merasa terharu karena Gita begitu memperhatikannya.
"Siap, Gita... Aku juga udah selesai nyatet kok..." bisik Aluna sambil mengacungkan jempol.
"Buat belajar sendiri..." Lanjutnya sebelum Gita mengucapkan sumpah serapah.
• • •
Ifa dan Aluna berjalan beriringan sambil membawa tumpukan plato anggota kamarnya. Hari Kamis memang jadwal mereka piket ambil plato dan ini sudah waktunya untuk makan siang. Mereka meletakkan tumpukan plato itu di teras depan kamarnya karena pintu seluruh kamar hanya akan dibuka pada saat selesai KBM.
"Nanti malem penyerahan hadiah ke juara ulangan bahasa ya, Li?" Tanya Sifa pada Liana sambil melahap makan siangnya. Liana hanya mengangguk angguk sambil terus mengunyah tempe goreng.
"Lah emang nilainya udah keluar toh?" Tanya Kyle bingung.
"Gimana toh, Kil masa anak bahasa gatau?" Cerca Ifa - yang juga ikutan Aluna memanggil Kil - terheran dengan pertanyaan Kyle.
YOU ARE READING
VOCALPHILIA
Romance✵ suaramu yang membuatku jatuh cinta ✵ Ini bukan cerita cinta tentang si primadona sekolah dengan si biang masalah. Ini hanya tentang dua orang remaja biasa yang saling menyimpan rasa namun terhalang benteng besar nan kokoh bernama 'gengsi'. Bisa j...
